My Possesive Jungkook [Revisi]

Old House

Eunha Side

"Sunbae yakin tidak ingin ku antar ?" Tanya Sunyoul.

"......"

"Arraseo... mian sunbae..."

Sunyoul pun pergi meninggalkanku begitu saja.

"Jauhi Jungkook ! Dia sangat berbahaya. Dia sangat terobsesi dengan sunbae."

Apa dia mencintaiku...

"Jujur aku tidak tahu, apa Jungkook memang mencintaimu atau hanya sekedar obsesi"

....atau tidak ?

Akhirnya aku mengetahui seperti apa Jungkook sebenarnya. Jika kalian tanya pendapatku, dia adalah seorang psikopat. Dia tampil manis di luar tapi berbahaya di dalam.

Apa yang harus kulakukan sekarang ? Pulang ? Sendirian ?

Jujur aku benar-benar bingung harus gimana sekarang. Sekarang sudah malam, dan sepertinya L oppa lupa denganku.

Kenapa aku tidak ikut dengan Sunyoul saja ? Ahh... stupid Eunha...

TINN !!! TINN !!!

Ckrek.

DEG !!

"Jung... Jungkook..." Ucapku.

Srett !!

"Ya Tuhan.... aku sangat khawatir... kau baik-baik saja kan ?" Tanya Jungkook masih sambil memelukku.

"...."

"....Eunha.... boleh aku tanya sesuatu..."

Aku pun memberanikan diri melihat wajah Jungkook.

"Apa yang kau tahu.... tentangku..." Tanyanya

DEG !!

Tanpa sadar aku mulai melepaskan diri dari pelukan Jungkook dan berjalan perlahan menjauhinya.

Author Side

"Ha...ha.... HAHAHAHAHA !!!" Tawa Jungkook tiba-tiba.

"Kook..."

"Jadi kau tahu..." Ucap Jungkook sambil berjalan mendekati Eunha.

"Kook...."

"Sampai mana... SAMPAI MANA KAU TAHU !!" Teriak Jungkook sambil mencengkram pundak Eunha

"Ahh... appo.. kook..."

Jungkook tiba-tiba berubah. Dari Jungkook yang manis jadi... jadi...

SRETT

"Ahhh... APPO... KOOK... TOLONG !!!" Teriak Eunha saat Jungkook menyeret Eunha paksa masuk ke dalam mobilnya.

Dukk!!

Bagai tidak punya kekuatan lagi, Eunha terlempar begitu saja ke dalam mobil Jungkook.

.
.
.

"Kook.. hiks.. hiks.. eodiga... eodiga... kook.." Tangis Eunha

Sudah hampir 1 jam Jungkook membawa Eunha pergi. Dan Eunha tidak tahu mereka akan kemana.

"Rumah." Jawab Jungkook singkat tanpa melihat Eunha.

'Ya Tuhan... tolong aku...' Batin Eunha ketakutan.

.
.
.