Prolog

307 20 7
                                    

Tidurku terganggu saat aku mendengar suara samar-samar di sekitarku. Aku merubah posisiku di tempat tidur sembari mencoba untuk membuka mata. Cahaya menyinari mataku, dan aku tidak bisa melihat dengan jelas. Gambaran beberapa wajah di sekeliling tempat tidur masih buram.

Aku mencoba mengankat tanganku untuk mengusap mata, namun memerlukan seluruh kekuatanku untuk melakukannya. Aku merasa sangat lemah. Tubuhku sakit, rasanya seperti ditabrak truk kontainer berulang kali.

Saat pengelihatanku bertambah jelas, aku melihat seorang perempuan di hadapanku. Matanya sembab dan merah. Kelihatannya dia telah menangis berhari-hari. Dilihat dari wajahnya, dia juga kelihatannya belum tidur selama beberapa hari.

"Syukurlah, kau hidup!" Dia berteriak senang sembari memelukku. Aku bisa merasakan bahwa dia berhati-hati agar tidak menyakitiku.

Aku sangat kebingungan. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Aku melihat ke sekeliling ruangan. Tidak sulit untuk menyadari kalau aku berada di rumah sakit. Hampir semua benda di sekelilingku berwarna putih; sprei kasur, dinding, pakaian pasienku. Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi padaku.

Aku mengalihkan pandanganku dari satu wajah ke lainnya, dan mereka semua memiliki perasaan yang sama di matanya. Mereka semua khawatir. Aku tidak bisa menghindari rasa sedih karena wajah khawatir mereka membuat hatiku sakit. Aku tidak ingin melihat mereka mengkhawatirkanku.

Lucunya lagi, bahkan ayahku terlihat khawatir terhadapku. Bayangkan itu...

"Apa kau merasa sakit? Apa kau baik-baik saja? Beritahu aku dimana kau merasa sakit." Perempuan itu bertanya padaku, ia terdengar khawatir.

Aku tidak tahu bagaimana aku harus menjawabnya. Dia terlihat familiar, tapi aku tidak mengetahui namanya. Aku bisa merasakan bahwa dia adalah seseorang yang sangat dekat denganku, tapi bagaimana bisa aku melupakan namanya? Aku tidak tahu apakah pikiranku sedang bermain-main atau aku benar-benar pernah bertemu dengannya sebelum ini.

"Tolong jawab aku. Aku mulai khawatir." Katanya sembari mengguncang tanganku.

Aku tidak menjawab pertanyaannya, namun aku menanyakan pertanyaan yang menggangguku sejak aku melihatnya.

Aku mencoba membuka mulutku dan berkata, "Siapa kau?"

-------------------------------------------------------------------------------------------------

AUTHOR'S NOTE

So here you go! Sequel WYBM akhirnya aku post setelah 4 taun ya, hehe. Maaf banget ya aku sempet inactive dari wattpad, sibuk persiapan masuk kuliah selama SMA (dan hal-hal lain), terus udah masuk juga sibuk sama tugas ini itu jadi ga keinget buat buka wattpad sama sekali hehehe.

Makasih juga yang masih baca WYBM dan ngirim inbox ke aku, entah itu disini atau di social media aku yang lain buat minta update lagi, sending much love to y'all! ♥

Enjoy the story! Hope  you enjoy it as much as I enjoy writing it ♥ Next update depends on the feedback here,  so yea haha.

Don't forget to vote, comment, and follow! :)

Let's get in touch!
ig : gabriellasagita // tumblr : alxndraaaa

You Are Mine [WYBM Sequel]Where stories live. Discover now