Chapter 2

4.1K 150 25
                                    

Chapter 2
Sex and Love
By : Han Kang Woo
Cast : Xi Luhan, Oh Sehun, Do Kyungsoo, Kim Jongin, etc
Main Cast : HunHan, 'slight' Kaisoo
Genre : Romance, Friendship
Warning : BL (Boys Love), Adult (No Children), 18+
Banyak Typo dan Adegan Mesum
Rated : M+
DLDR
= Happy Reading =
O...O...O...O...O...O...O...O...O
"maaf, rumah kami sangat sederhana, kecil dan sempit..." kata
Kyungsoo, saat dirinya sampai dirumahnya, dia bersama Jongin
mendudukkan Luhan dikursi berderit diruang tengah yang
merangkap ruang makan
Kedua namja yang serumah itu dengan sekuat tenaga
memapah Luhan dari hutan hingga sampai kerumah mereka
sekarang
Luhan tersenyum, menampakkan isyarat dia mengerti dan tidak
mempermasalahkan mengenai tempat, namja China itu betul-
betul lemas, tengkuknya sakit karena hantaman dan terlebih
lagi holenya nyeri dan ngilu akibat diperkosa
"sebaiknya kau beristirahat didalam kamar tamu saja" ucap
Kyungsoo, ingin membawa Luhan untuk berbaring
"ti.. tidak, aku... aku nyaman begini" gumam Luhan, akhirnya
menemukan suaranya yang hilang, dia memperbaiki cara
duduknya hingga terasa nyaman
Kyungsoo bernafas lega, begitu juga dengan Jongin, kedua
namja itu kemudian duduk dikursi secara berdampingan, seperti
calon pasangan suami istri yang siap menikah muda
Luhan menutup matanya singkat, kemudian membukanya pelan,
dia meringis tertahan, namun sedapat mungkin menahan rasa
sakitnya, dia tidak ingin dua namja dihadapannya itu tahu
bahwa dia baru saja dijamah alias diperkosa oleh orang tidak
dikenal
Luhan menatap interior rumah Jongin dan Kyungsoo yang
sederhana dan biasa saja, hanya ada meja makan, lemari dapur
dan tungku masak disudut. Dirumah itu hanya memiliki dua
ruangan saja untuk tidur
Kyungsoo dan Jongin saling pandang, mereka tentu saja tahu
bahwa namja malang dihadapannya itu korban pemerkosaan
(dengan melihat lelehan sperma kering sejak awal menemukan
namja itu), namun tentu saja dia tidak menyinggung dan
menanyakan hal itu, takut namja tersebut marah dan tidak
terima
"oh iya, perkenalkan... namaku Kyungsoo, dan..." kata
Kyungsoo memperkenalkan diri, lalu menyikut (tepatnya
menyodok) tulang kering Jongin
"aww... dan aku Kai... eh, Jongin.. Kim Jongin" kata Jongin
cepat, sambil menjerit tidak jelas karena tulang rusuknya
mendadak sakit karena sodokan siku lengan Kyungsoo
Kyungsoo dan Jongin tersenyum bersamaan kepada Luhan,
Jongin menambahnya dengan senyuman penuh kesakitan yang
tidak terkira
Luhan balas tersenyum, mencoba menarik nafas dan berbicara
"namaku Luhan, terima kasih kalian sudah menyelamatkanku"
timpal Luhan, dia membungkuk pelan, berterima kasih karena
Jongin dan Kyungsoo walaupun tidak bisa menyelamatkannya
dari insiden pemerkosaan, tapi minimal menyelamatkannya dari
bahaya buruk pasca pemerkosaan itu, misalnya diperkosa lagi
oleh namja lain atau lebih parah dimakan binatang buas yang
kebetulan lewat
"tidak mengapa, sesama manusia harus saling membantu" ucap
Kyungsoo, memberikan senyuman bentuk lovenya
"sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Aku tidak pernah
melihatmu sebelumnya melintas disekitar sini" Jongin bertanya,
bertanya tanpa menambahkan kata 'hyung'
Luhan tidak langsung menjawab, dia mendesah pelan, berpikir
cepat
"aku.. aku mahasiswa dari China, aku tersesat dan berpisah
dari teman-temanku, kami mengadakan penelitian dihutan
sekitar sini, penelitian mengenai lingkungan hidup" jawab
Luhan, tentu saja berbohong, dia belum ingin mengungkap
bahwa dirinya adalah putra mahkota keluarga kaya yang
dibuang secara licik oleh pamannya sendiri
"oh, dan sampai sekarang kau belum menemukan kelompokmu?"
tanya Kyungsoo, ingin tahu
"tidak, mungkin mereka sudah pulang dan keluar dari hutan ini"
jawab Luhan, menambah kebohongannya
"apa kau tidak punya ponsel?"
"aku punya, tapi semua nomor temanku tidak aktif"
Kyungsoo mendesah mendengar penuturan Luhan, dia merasa
kasihan, mata bulatnya memandang pakaian serba hitam
mewah yang dikenakan Luhan, seperti pakaian berkabung
"untuk sementara kau tinggal disini, bersama kami" kata
Kyungsoo, memberikan penawaran tempat tinggal untuk Luhan
"terima kasih, kalian sangat baik" Luhan tersenyum,
membungkuk singkat lagi
"bukan masalah, tapi maklum saja rumah kami kecil"
"tidak mengapa, rumah ini sangat nyaman"
Kyungsoo dan Luhan saling tersenyum ramah, sedangkan
Jongin sibuk membaca buku yang berjudul 'pintar bahasa gaul
versi terbaru' yang dibelinya saat berkunjung ke kota
"maaf, kalian tinggal hanya berdua? Kalian teman atau..."
Luhan memberanikan diri untuk bertanya, supaya dia tahu
sedikit mengenai kedua namja yang baru dikenalnya itu
Kyungsoo mendadak gugup, dia menelan ludahnya kasar,
menoleh pada Jongin yang kini sudah tidak membaca buku lagi,
kedua namja itu saling pandang
"ehm, kami hanya berdua saja dirumah ini... kami..." Kyungsoo
menghentikan kalimatnya dan memberikan isyarat pada Jongin
untuk melanjutkan kalimatnya tersebut
"kami saudara, ya... saudara, kakak dan adik" sambung Jongin
cepat, wajahnya juga gugup, kemudian melanjutkan lagi
penuturannya
"orangtua kami sudah tiada, dan hanya tinggal kami saja. jadi
jangan sungkan, tidak akan terdengar ocehan ala ibu-ibu yang
akan terdengar jika kau bangun siang, dan... awww" Jongin
menjerit lagi, Kyungsoo kembali menginjak kakinya
"kau ini bicara apa..." Kyungsoo melotot ala Satansoo pada
Jongin, kemudian beralih dan tersenyum pada Luhan
Luhan juga tersenyum, merasa terhibur dengan candaan dan
guyonan yang dilontarkan oleh Jongin, dia magut-magut,
namun merasa aneh dengan kedua saudara yang sama sekali
tidak mirip itu, yang satu putih dan satunya lagi hitam, ah
bukan... coklat, coklat seksi
"tapi rumah kalian ini terlalu terpencil dan jauh dari pusat
kota, apa kalian betah?" tanya Luhan lagi, penasaran
"begitulah, kami suka tinggal disini, walau tidak ada tetangga
dekat, tapi kami nyaman" ungkap Kyungsoo
"tapi kamar mandinya sama sekali tidak nyaman, terbuat dari
kayu dan sudah rapuh" oceh Jongin, menambahkan
"ya, betul... dan sepertinya kau harus terbiasa antri lama
dikamar mandi, Jongin akan memakai kamar mandi dalam tempo
yang lama, karena setiap pagi dia akan onani dan masturbasi,
dan lelehan sper... awww...." Kyungsoo menjerit, jeritan yang
sangat mirip yeoja jika dibandingkan dengan dua jeritan
Jongin sebelumnya, kakinya diinjak oleh Jongin, balas dendam
"kau bicara apa, jangan buka kartu" protes Jongin, merengut
Dan percakapan itu berakhir dengan gelak tawa, terutama oleh
Luhan, yang tertawa ceria, seakan melupakan bahwa dia baru
saja dibuang dan menjadi korban pemerkosaan namja asing
dan misterius
.
.
.
.
Beberapa menit berlalu, Luhan sudah berada didalam kamar
tamu, satu-satunya kamar yang tersisa didalam rumah
Kyungsoo dan Jongin itu
Kamar itu tidak layak disebut kamar sebenarnya, banyak
lubang dan celah disana-sini, namun cukuplah dijadikan tempat
berteduh dan tidur, untung saja ada ranjang disana dengan
ukuran besar diruangan itu
Luhan mendesah pelan, dia menidurkan dirinya dengan gerakan
slow motion, menahan rasa sakit di holenya, dia bersyukur
mendapatkan tempat tinggal, walau dalam keadaan yang
sederhana
Namja China itu memejamkan matanya, mengingat kembali
peristiwa pemerkosaan dirinya yang sama sekali tidak pernah
terduga akan terjadi, membayangkan bagaimana holenya
disodok dengan keras oleh si namja misterius
"untung aku namja, dan tidak mungkin hamil" gumam Luhan
pelan, dia bersyukur terlahir sebagai namja, seandainya saja
dirinya yeoja, sudah dipastikan bahwa dirinya akan
mengandung dan melahirkan 9 bulan kemudian, dan anak yang
dilahirkannya tidak punya ayah
Namja yang bisa hamil hanya pernah dibacanya di FF dan tidak
akan pernah terjadi didunia nyata
Luhan menatap tas ranselnya, tas yang diberikan oleh Jongdae,
salah satu pekerja yang mengabdi dikeluarganya, namja yang
sangat baik dan sangat dekat dengannya. Dia mendekati
tasnya itu, membuka zipper tas tersebut dan kemudian
mendesah
"ah, hanya ada baju-baju saja" desah Luhan, dia kecewa, isi
tas itu hanya baju-bajunya, padahal dia berharap ada uang
atau benda berharga lainnya yang diselipkan oleh Jongdae
untuknya
Namun, sebuah benda segiempat dan berwarna hitam menarik
perhatiannya, benda itu bukan miliknya, barang itu adalah
sebuah dompet yang lumayan tebal dan berwarna hitam
Luhan mendadak bersemangat, dia meraba-raba permukaan
luar dompet itu dan mengenalinya sebagai dompet yang
berusaha dikeluarkannya dari saku celana si namja yang
memperkosanya
'kenapa bisa ada di tasku?' batin Luhan, berpikir
Dan menebak bahwa salah satu namja tuan rumah yang
mungkin memungut dompet itu dan memasukkannya kedalam
tasnya, dan tebakannya itu benar, Jongin yang memungut
dompet tersebut dan memasukkannya kesana
Luhan dengan bergegas membuka dompet itu, dan berharap
menemukan petunjuk mengenai si namja, minimal dia bisa
menemukan foto namja itu didalam sana
Dompet terbuka lebar, menampakkan lembaran uang won yang
lumayan banyak. Luhan tidak memperdulikan uang itu, dia
mencari-cari disetiap tempat dan celah dompet itu, mencari
foto atau petunjuk lain, namun setelah membongkar dengan
gerakan cepat, dia tidak menemukan satupun foto disana
"sial" kata Luhan pelan, yang didapatkannya hanya sebuah
kertas yang bertuliskan huruf Korea yang tidak bisa dibacanya
(dia hanya bisa menuturkan bahasa Korea, tapi belum mampu
membaca aksara Korea dengan baik)
Luhan mendesah kasar, dompet tersebut sepertinya tidak
berguna apa-apa, tidak ada petunjuk yang berarti disana, dia
meletakkan acak dompet dan isinya itu masuk kedalam
ranselnya
Namja tersebut kembali memejamkan matanya, berpikir keras,
petunjuknya yang tersisa hanyalah desahan seksi dan wangi
parfum namja itu. Dia masih bisa merasakan bagaimana
desahan si namja saat menusuk holenya dan bagaimana wangi
dan bau parfum si namja yang memabukkan dan membuat
terangsang
Luhan bersyukur dikaruniai kelebihan mendengar suara dan
mencium wangi secara detail, dan bisa mengingatnya dalam
jangka yang lama
Contohnya saat ini, dia bisa mendengar percakapan pelan
antara Jongin dan Kyungsoo yang masih ada diruang tengah
"Jongin ah, sebaiknya kau mencari kerja. kita bertambah satu
penghuni sekarang" ucap Kyungsoo pelan, kepada Jongin
"kerja apa? aku tidak mempunyai keahlian apa-apa" timpal
Jongin, kembali membaca buku yang berjudul 'pintar bahasa
gaul versi terbaru'nya
"apa saja, kuli bangunan, penjual koran, tukang sedot wc,
tukang parkir, penjaga gerbang, tukang sampah, tukang semir
sepatu, tukang pijat, tukang..."
"stop, kau terlalu banyak mengucapkan kata tukang. Apa
wajah tampan sepertiku pantas mengerjakan pekerjaan
seperti yang kau sebutkan" protes Jongin, meletakkan bukunya
diatas meja dan memandang wajah Kyungsoo
"itu hanya contoh, sebagai kepala rumah tangga kau
seharusnya bekerja Jongin"
"aku bekerja, aku sering membantumu membuat kue dan
menemanimu menjualnya di kota" Jongin kembali melayangkan
protes lanjutan
"oh ya, kau tidak membantuku, tapi malah menghancurkan kue-
kue buatanku... dan kau hanya sesekali menemaniku untuk
menjual kue itu" Kyungsoo mematahkan argument Jongin
"ok, aku mengakui itu... tapi tadi aku menemanimu mencari dan
mengambil kayu bakar, hingga akhirnya kita menemukan namja
yang bernama Luhan itu di hutan" kata Jongin, sebenarnya
mengalihkan topik agar tidak disuruh bekerja
"baiklah, aku tidak mempermasalahkan itu, hanya saja..."
kalimat Kyungsoo terhenti, karena Jongin memegang
tangannya pelan
Jongin memberikan pandangan teduh dan menenangkan
"maafkan aku, aku membuatmu menderita dengan tinggal
ditempat seperti ini, tapi itu sudah janji dan komitmen kita
berdua Kyungsoo. Kita akan selalu bersama, bagaimanapun
miskin dan susahnya kehidupan kita" Jongin mendadak
melankolis
Kyungsoo tersenyum pada Jongin, membalas pegangan tangan
Jongin
"bukan itu masalahnya Jongin ah, aku senang tinggal disini,
asalkan bersamamu... hanya saja kita tidak berdua lagi, kita
mempunyai tanggungan lain" ucap Kyungsoo, menjelaskan
maksud kalimatnya sejak awal
"ya, aku tahu... kita sudah berjanji akan tinggal bersama dan
hanya berdua, menjauhi dunia luar yang mengecam kita, dan
sekarang kita tidak berdua lagi... tenang saja, aku akan
meminta tolong Kyungwook ajuhsi untuk diberikan pekerjaan
olehnya" kata Jongin, lalu tersenyum
Kyungsoo juga tersenyum, kemudian mengangguk setuju dan
setelah itu kembali kekebiasaan mereka yaitu saling bercanda
dan bertengkar kecil yang berujung saling menginjak kaki
Luhan yang mendengar semua penuturan dan percakapan yang
terjadi antara Jongin dan Kyungsoo mendadak merasa
bersalah, dia bertekad akan segera pergi jika kondisinya sudah
sehat dan fit
Dia merasakan sesuatu dari kedua namja itu (dari percakapan
yang terdengar), merasakan bahwa dua namja itu bukanlah
saudara, tapi dia menepis prasangka dan dugaannya, tidak baik
memikirkan hal seperti itu pada orang yang sudah berbaik hati
menolong
Dan tidak lama, Luhan kembali membaringkan dirinya, untuk
memulihkan kondisi fisiknya yang lemah pasca diperkosa
.
.
.
.
Luhan terbangun setengah jam kemudian, karena mendengar
suara yang mirip derap langkah kuda, dan memang benar,
seekor kuda dengan orang yang ada diatasnya melintas dan
berhenti tidak jauh dari pintu belakang rumah Jongin dan
Kyungsoo
"ajuhsi mencari apa?" tanya Kyungsoo yang berdiri tepat
didepan pintu belakang, saat ini dia sendirian saja. Jongin
mengambil sisa kayu bakar yang belum diangkut dari hutan,
karena hari sudah hampir malam
"ah Kyungsoo... aku sedang mencari dompet yang terjatuh"
jawab si ajuhsi, yang ternyata adalah Kim Kyung Wook, sosok
tua baik hati yang ingin dimintai bantuan oleh Jongin untuk
mencari pekerjaan
Luhan menajamkan telinga, dia mendengar kata 'dompet yang
terjatuh', dia lekas beranjak dengan cepat, mencari celah dan
lubang yang ada dikamarnya dan mengintip keluar, matanya
bisa melihat sosok tua yang berkuda
"terjatuh dimana ajuhsi?" tanya Kyungsoo lagi, memicingkan
matanya yang silinder, mata yang sering melotot dan
bermasalah
"entahlah, sepertinya disekitar sini" jawab Kyungwook,
mengarahkan pandangannya ketanah, dengan kudanya yang
berjalan pelan dan berputar putar
"sebaiknya ajuhsi mencarinya besok, hari sudah mulai malam"
kata Kyungsoo memberikan usul
"ide yang sangat bagus, aku tidak mempermasalahkan
uangnya, hanya saja ada surat berharga yang terlipat
didompet itu" timpal Kyungwook, mendesah pelan
"aku akan membantu ajuhsi besok untuk mencarinya" ucap
Kyungsoo lagi
"terima kasih Kyungsoo" balas Kyungwook
Luhan yang melihat dan mendengar percakapan antara
Kyungsoo dan ajuhsi tua (Kyungwook) mendadak bergetar,
tentu saja dompet yang saat ini ada padanya yang dicari, dan
otomatis pemilik dompet itu adalah si tua tersebut
"tidak..." gumam Luhan pelan, kepalanya mendadak pusing,
berpikir bahwa yang menjamah dan memperkosanya adalah
seorang tua yang pantas jadi ayahnya atau mungkin kakeknya
Dunia Luhan seakan runtuh, dia tidak menyangka bahwa yang
memperkosanya adalah orang tua, bukanlah namja yang selama
ini dipikirannya
'brugh...'
Luhan terjatuh diatas kasur, dia pingsan seketika, pingsan
karena tidak bisa menerima bahwa dia diperkosa oleh ajuhsi tua
Namja itu pingsan sebanyak 3 kali dalam satu hari ini
Kyungsoo sama sekali tidak mendengar suara 'gedebuk' dari
arah kamar Luhan, dia masih sibuk berbicara dengan
Kyungwook, seperti ibu-ibu tukang gosip
"apa dompet yang terjatuh itu adalah dompet milik ajuhsi?"
tanya Kyungsoo
"oh, tentu saja bukan. Aku tidak pernah mempunyai dompet.
Dompet itu milik Sehun, kau kenal dia kan? Anak angkatku itu"
jawab Kyungwook, mulai pikun
"tentu saja aku kenal ajuhsi, dia sering lewat sini dan berkuda
seperti ajuhsi" balas Kyungsoo, pertanyaan yang sering
diajukan oleh Kyungwook kepadanya mengenai sosok namja
yang bernama Sehun
"kenapa bukan Sehun sendiri yang mencarinya?" Kyungsoo
kembali melayangkan pertanyaan
"dia anak pemalas, mungkin saat ini anak itu sudah tidur dan
lupa mandi. Aku hanya memerlukan surat yang terlipat
didompet itu, ah... aku sepertinya salah memberikan surat itu
untuk disimpan olehnya" ucap Kyungwook, mendesah lagi
Kyungsoo ber-Oh pelan, kemudian menoleh karena melihat
Jongin yang datang membawa kayu bakar untuk digunakan
memasak, Kyungsoo tersenyum pada Jongin
"baiklah Kyungsoo, aku pergi dulu... Jongin, kau membawa kayu
bakar sedikit sekali" kata Kyungwook, pamit, sekaligus
mengomentari Jongin yang membawa kayu bakar dalam jumlah
sedikit
"ah, ajuhsi... aku takut tulangku patah" kilah Jongin, lalu
menggaruk kepalanya
Dan akhirnya, si Kyungwook pergi dengan mengendarai
kudanya dengan pelan, sesekali melihat ketanah, siapa tahu
saja dompet yang dicarinya diketemukan dalam perjalanan
pulang kerumahnya
"ajuhsi mencari apa?" tanya Jongin pada Kyungsoo, setelah si
Kyungwook menghilang dari pandangan
"ajuhsi mencari dompet anak angkatnya, Sehun, yang
terjatuh" jawab Kyungsoo, kemudian mengelap keringat didahi
Jongin dengan menggunakan tangannya, romantis
"oh" Jongin tersenyum, membiarkan Kyungsoo mengelap
keringatnya sekaligus membelai wajahnya pelan, dia lupa
bahwa dia menemukan dompet hitam itu di hutan dan mengira
dompet itu milik Luhan, dan memasukkannya di tas namja China
itu
Kedua namja berbeda tinggi badan itu bermesraan singkat,
kemudian masuk kedalam rumah, karena hari betul-betul sudah
malam
.
.
.
.
"Luhan dimana?" tanya Jongin, saat dirinya sudah selesai
mandi, dengan rambut yang basah dan dipercikkan kewajah
imut Kyungsoo
"hentikan itu Jongin... kau seperti anak kecil" ketus Kyungsoo,
mengusap wajahnya yang basah karena Jongin, kemudian diam
dan baru sadar bahwa ada namja yang bernama Luhan kini
dirumahnya
"astaga, aku lupa dengan namja itu. Mungkin karena terbiasa
hanya kita berdua saja, yaa... kecuali namja cadel yang sering
datang dan mengacau" ucap Kyungsoo, kemudian beranjak dan
bergegas kearah kamar tamu, dimana Luhan kini tidur (pingsan
tepatnya)
Kyungsoo berdiri disisi pintu, menatap Luhan yang memejamkan
matanya, dengan posisi yang aneh. Jongin mengikuti
"apa dia tidur?" tanya Jongin, kini sudah disamping Kyungsoo
"tentu saja" jawab Kyungsoo pelan
"kenapa posisinya seperti itu? Dia seperti baru saja
dicampakkan oleh pacarnya yang selingkuh dengan teman
sendiri" kekeh Jongin, bercanda tentunya
Kyungsoo tidak menanggapi candaan Jongin, dia bergerak pelan
kemudian memperbaiki posisi tidur Luhan supaya normal,
memakaikannya selimut
"kau seperti ibu muda seksi yang baik hati Kyungsoo" goda
Jongin, memperhatikan Kyungsoo yang seperti ibu rumah
tangga
"aku namja Jongin, jangan salah" protes Kyungsoo, kalimatnya
pelan, tidak ingin Luhan terbangun
"kenapa tidak membangunkannya? Dia belum makan
sepertinya" Jongin berkata, masih dengan posisinya disisi pintu
"aku tidak ingin mengganggu istirahatnya. Aku akan
menyimpan makanan diatas meja, jika dia lapar pasti akan
kedapur" timpal Kyungsoo
Jongin mengangguk setuju, dan kemudian kedua namja itu
kembali keruang tengah dan mengobrol ringan sebelum tidur
.
.
"apa menurutmu ada yang aneh dengan namja itu?" tanya
Jongin, memelankan suaranya, dia kembali memegang buku
andalannya, sambil duduk
"aneh bagaimana?" Kyungsoo tidak mengerti
"dia mengatakan sedang mengadakan penelitian, tapi aku tidak
melihat ada alat tulis yang dibawanya, aku membawa tasnya
dan aku yakin isinya hanya baju-baju saja" Jongin
mengungkapkan pemikirannya
"sebenarnya aku merasakan hal yang sama Jongin ah" desah
Kyungsoo
"lihat juga pakaian yang digunakannya, sangat mewah dan
berkelas"
"tentu saja, dia itu mahasiswa, orang kota dan seorang namja
China"
"tapi menurutku tetap saja aneh"
"maksudmu..."
"apa mungkin namja itu bohong pada kita?" Jongin menerka-
nerka, pikirannya menerawang
"bohong apanya, sepertinya tidak. Dia namja yang baik
kelihatannya"
"siapa tahu saja dia merupakan orang suruhan yang
mengetahui masa lalu kita Kyungsoo. Mengejar kita sampai
kesini dan berpura-pura tersesat dan sekarang tinggal
dirumah kita" Jongin terus saja mengutarakan pemikiran dan
ketakutannya
"itu terlalu berlebihan Jongin, menurutku...."
'tok... tok... tok...'
Kyungsoo menghentikan penuturannya, karena mendengar
suara ketukan pintu yang lumayan keras dan bersahutan,
namja berbahu pendek itu lekas berdiri dan membuka pintu,
karena kebetulan posisinya yang paling dekat dengan pintu
bagian belakang
"oh, Sehun..." kata Kyungsoo, setelah membuka pintu dan
memandang namja tampan berkulit putih dengan wajah poker
face
Namja yang bernama Sehun itu langsung tersenyum tidak jelas
dan langsung masuk kedalam rumah
Sehun merupakan anak angkat ajuhsi tua yang bernama Kim
Kyung Wook, ajuhsi yang juga akrab dengan Jongin dan
Kyungsoo, pemilik banyak tanah dan banyak kuda didesanya.
Ajuhsi tersebut mempunyai istri yang sayangnya sudah
meninggal, namun tidak mempunyai anak, maka dari itu
Kyungwook mengangkat Sehun sebagai anaknya, namun hingga
kini masa lalu Sehun sebelum diangkat menjadi anak masih
misterius
"tolong aku hyung... tolong aku... biarkan aku bermalam
dirumah hyung, kali ini saja" ucap Sehun dengan cara bicara
yang cepat, dan tentu saja cadel
Kyungsoo dan Jongin saling pandang
"tolong kenapa? Jelaskan dulu" tanya Kyungsoo
"yeoja tetangga rumahku ingin menikah besok pagi, dan dia
memaksaku untuk 'memperkosanya' malam ini juga, sebelum
malam pertama dengan suaminya terjadi" jawab Sehun, dengan
kalimat yang cadel tentu saja
Kyungsoo dan Jongin saling pandang lagi, tapi Jongin langsung
kembali membaca bukunya dan memberikan pandangan malas
pada Sehun
"jelaskan yang sebenarnya, kau selalu lebay Sehun" kata
Jongin, dia tahu bahwa kalimat Sehun itu hanya bercanda saja
Sehun terkekeh mirip kuda yang baru saja ditungganginya,
kuda yang kini tertambat tidak jauh dari rumah Kyungsoo dan
Jongin
"sebenarnya aku tidak bisa pulang malam ini, appa menyuruhku
mencari dompet yang kejatuhkan, dan aku tidak boleh pulang
sebelum menemukan dompet itu. Padahalkan itu dompetku
sendiri" ungkap Sehun, menjelaskan niatnya datang malam-
malam
"jelas saja, Kyungwook ajuhsi membutuhkan surat berharga
didompet itu, dia sudah memberitahuku tadi sore... kau memang
ceroboh Sehun" sahut Kyungsoo, memandang wajah tampan nan
datar namja dihadapannya
"apa kau tidak mencarinya malam ini?" tanya Kyungsoo
"tidak hyung, aku malas, lagi pula sudah malam" jawab Sehun
Sehun berputar-putar dan berjalan pelan, mengelilingi meja
makan diruang tengah itu, dia mengambil rokok disakunya dan
mulai menyalakan api
"hei, stop... jangan merokok disini, rumah ini harus bebas asap
rokok" tahan Kyungsoo, menggagalkan niat Sehun untuk
merokok
Sehun mendesah, tidak jadi menyalakan rokoknya dan
memasukkan kembali benda itu kesakunya
"bagaimana hyung, aku bisa menginap? Hanya malam ini saja.
aku baru pertama kali menginap disini" tanya Sehun cepat
Kyungsoo dan Jongin saling pandang lagi, untuk kesekian
kalinya
"kami tidak keberatan Sehun, tapi..." Kyungsoo berkata, namun
menghentikan kalimatnya itu
"tapi apa?"
"tapi sudah ada namja dikamar tamu, dan kami hanya
mempunyai dua kamar, satu kamar yang kugunakan bersama
Jongin dan sisanya digunakan namja tamu kami itu" jelas
Kyungsoo, menatap wajah Sehun, kemudian memandang wajah
Jongin lagi
"tamu? Hyung mempunyai tamu? Jangan bercanda" Sehun tidak
percaya, selama ini kedua namja dihadapannya itu tidak pernah
menerima tamu alias memang tidak pernah ada tamu yang
pernah datang
"kami tidak bohong, dia tidur dikamar tamu sekarang, disana"
kata Kyungsoo, sambil menunjuk pintu kamar yang terlihat
Sehun yang masih penasaran, langsung menuju kamar tamu
itu, dia melangkah tergesa-gesa, namun melambatkan
langkahnya saat dia sudah mencapai pintu
Mata namja tampan itu melihat dan menatap sosok yang
tertidur dengan posisi miring, yang terlihat hanya punggung
dan rambut indah namja itu saja, wajahnya tidak terlihat
Sehun mendesah pelan, langsung terlintas sesuatu
dipikirannya, dia seperti mengenali rambut yang dilihatnya,
namun setelah lama larut dalam pikirannya dia tidak
mendapatkan gambaran dimana pernah melihat rambut indah
tersebut, namja itu kemudian berbalik dan berseru pada Jongin
dan Kyungsoo
"tidak masalah hyung, aku akan tidur disampingnya. Lagi pula
pagi-pagi sekali aku sudah akan pulang" ucap Sehun, kemudian
masuk kedalam kamar dan tidur disamping si namja, tanpa
menggunakan selimut
Sehun betul-betul mengantuk dan penat, atau mungkin rasa
malasnya yang membuatnya cepat mengantuk, dan tidak
terlalu memperhatikan namja yang kini tidur bersamanya
Jongin dan Kyungsoo yang masih berada diruang tengah, hanya
bisa mendesah, tidak mungkin menjegah Sehun untuk tidur
disana
"apa menurutmu tidak apa-apa membiarkan Sehun tidur
bersama Luhan dikamar itu?" tanya Kyungsoo, takut terjadi
apa-apa dengan tamunya
"menurutku tidak, Sehun namja yang baik. Lagi pula mereka
sesama namja, tidak mungkin melakukan sesuatu yang aneh-
aneh" jawab Jongin, memberikan pandangannya
"tapi tetap saja aku takut, Sehun itu playboy cap tikus... siapa
yang tahu jika dia khilaf dan malah melakukan 'itu' pada
Luhan" Kyungsoo memasang wajah cemas tingkat akut
Jongin mendekati Kyungsoo, kemudian memegang tangan
namja kecil itu
"seperti yang kurasakan saat ini Kyungsoo-ya... dalam setahun
hubungan kita, kita berdua tidak pernah melakukannya. Aku
selalu menunggu, tapi kau selalu belum siap" kata Jongin pelan,
takut jika kalimatnya sampai ditelinga Sehun ataupun Luhan
(Jongin mengganti topik dari topik mengenai Sehun ke topik
mereka sendiri)
"maafkan aku Jongin ah, aku belum siap saja... tapi kau sudah
janji akan bersabar dan menunggu hingga aku siap bukan?"
Kyungsoo memandang mata Jongin
"tentu saja, kita sudah berjanji setahun yang lalu" jawab
Jongin
"ya, berjanji untuk menyembunyikan hubungan kita terhadap
dunia luar, berjanji tidak akan melakukan 'itu' hingga aku siap,
dan berjanji kita akan selalu bersama hingga ajal menjemput
kita" ucap Kyungsoo, matanya berkaca-kaca mengucapkan
janji setia mereka
"pelarian kita ini tidak akan sia-sia Kyungsoo-ya, cinta kita
akan tetap bersatu" tutup Jongin, kemudian memeluk erat
Kyungsoo
Kedua namja itu saling berpelukan, pelukan mesra penuh cinta
yang singkat, dan setelahnya mereka masuk kedalam kamar
untuk membaringkan diri dan menyapa malam dengan satu kata
yaitu :
Tidur
.
.
.
.
Luhan membuka pejaman matanya, namja itu pingsan selama
beberapa jam, dan tentu saja Kyungsoo dan Jongin tidak
menyadari hal itu
Namja China tersebut mengerjapkan mata dan meregangkan
ototnya pelan, lalu memandang jam tangan yang melingkar
indah dilengan kirinya, sudah pukul 10 malam, dia pingsan lebih
dari 5 jam
Luhan kembali teringat sosok ajuhsi tua berkuda tadi sore,
yang dianggapnya sebagai sosok pemerkosanya. Mengingat hal
itu dia seakan ingin menangis dan mati saja. seorang putra
mahkota disodok dan dijamah oleh seorang ajuhsi tua, ya
Tuhan...
Luhan mengusap wajahnya kasar, memandang langit-langit
kamar, kemudian menoleh kesamping dan menjerit tertahan
'ahh, seorang namja' batin Luhan dalam hati setelah menjerit,
kaget setengah mati
Dia menutup mulutnya serta memastikan pandangannya, dan
memang benar, sesosok namja tampan sedang tidur
disampingnya, namja itu tidur dengan posisi wajah menghadap
dirinya
Sosok itu tentu saja adalah Sehun, namja playboy dan sering
bertingkah norak, mirip Jongin. namja yang kini memejamkan
matanya dengan nafas teratur disamping Luhan
Luhan mendadak terkesima, seakan ada malaikat bersayap
berwana putih yang muncul dan menari disampingnya, dan
kupu-kupu yang beterbangan indah bersama si malaikat
Entah mengapa ada yang aneh dengan perasaannya, perasaan
yang selama ini tidak pernah muncul sedikitpun, terlebih karena
melihat wajah namja yang bernama Sehun itu yang diterangi
cahaya bulan yang masuk melalui celah dinding kamar yang
sedikit bolong
Wajah tampan Sehun bersinar, bersinar seperti pangeran
impian di negeri khayangan
Ah, sepertinya Luhan sudah berkhayal yang bukan-bukan, dan
khayalannya itu dihentikan oleh bunyi perutnya yang
keroncongan, dia lapar, sangat lapar
Tapi rasa laparnya itu dikalahkan oleh keinginannya untuk
melihat dan menikmati wajah Sehun dalam jarak yang sangat
dekat, dia bergerak pelan dan mengarahkan wajahnya kewajah
Sehun yang damai tertidur tersebut
Lalu kemudian...
Terhirup aroma dan wangi...
Wangi yang memabukkan dan membuat terangsang
Deg...
Luhan terdiam, dia baru saja mencium wangi parfum, atau
mungkin aroma tubuh dan wangi parfum namja itu yang
tercampur, dia sangat mengenali wangi dan aroma tersebut
Jantung Luhan seakan ingin terlepas, ya, dia tidak salah cium,
itu adalah wangi parfum namja yang memperkosanya. Tapi...
Luhan terduduk galau
'tapi, ajuhsi tua itu... dompetnyalah yang terjatuh. Dan aku
sendiri sudah memastikannya tadi, itu dompet miliknya. Tapi,
wangi namja ini...ahh' batin Luhan, berpikir keras
Dia sudah menggunakan petunjuk dompet dan wangi parfum.
walau dompet itu tidak ditemukan foto dan gambar
pemerkosanya, namun dia sudah menyaksikan sendiri jika
pemilik dompet itu adalah ajuhsi tua berkuda yang dilihatnya
tadi sore. dan hal yang berbeda ditunjukkan oleh petunjuk
kedua, yaitu wangi parfum dan aroma si pemerkosa. Wangi dan
aroma itu tercium dan keluar dari sosok namja tampan yang
kini sedang tertidur lelap didekatnya
Dan sekarang hanya tersisa petunjuk ketiga, alias petunjuk
terakhir, yaitu Desahan
'ya... desahan... desahan saat orang itu memperkosaku,
desahan cadel dan tidak biasa...' batin Luhan lagi
Luhan memejamkan matanya singkat, kemudian membukanya
lagi. Dia mungkin sudah gila dan hilang akal, namun dia
memutuskan malam ini juga akan membuktikan 'desahan' itu
Namja tersebut sejenak melupakan niatnya untuk kembali dan
merebut haknya (sebagai putra mahkota dan pewaris kekayaan
orangtuanya yang telah meninggal) yang kini dirampas secara
licik oleh pamannya sendiri, paman yang telah membuangnya ke
hutan. Saat ini dia fokus terhadap siapa sosok pemerkosanya,
apakah si ajuhsi tua berkuda? Atau namja tampan berkulit
putih yang kini tertidur disampingnya?
Luhan menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan
Dengan tangan bergetar, dia mengarahkan tangannya ke
zipper celana jins Sehun dan akan membuat namja itu
meraungkan 'desahan'
Luhan sudah nekat dan memutuskan, kemungkinan akan
memuaskan kejantanan Sehun yang sementara tidur, dan tidak
akan keberatan (jalan terakhir) jika harus melakukan 'seks'
demi untuk mendengar sendiri 'desahan' namja tersebut
Dengan kata lain, apakah desahan namja yang memperkosa
Luhan adalah desahan milik namja yang bernama Oh Sehun?
Atau Luhan hanya salah orang?
.
.
.
.
.
.
.
TBC
O....O....O....O....O....O....O


credit : Han Kang Woo

             from FFN

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S3X And LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang