"Assalamualaikum, Tata pulang." Saat sedang melepas kaos kaki nya, gadis itu seperti mendengar suara barang jatuh dan suara Isak tangis seorang perempuan.
Gadis itupun segera masuk ke rumahnya dan berlari ke tempat sumber suara itu berasal, dia pun kaget melihat ruangan yang ada di hadapannya sangat berantakan dan melihat seorang perempuan paruh baya yang sedang tersungkur sambil menahan isak tangisnya. Gadis itupun segera menghampiri perempuan itu, "Astagfirullah bunda gpp? laki-laki itu dateng lagi ya kesini?"
Perempuan paruh baya itupun menjawab dengan suara yang sedikit parau, "Gak kok Ta dia gak dateng kesini. Oh iya, kok Tata jam segini udah pulang?"
Gadis itupun menjawab dengan wajah yang menahan amarah, "Bunda boong gak mungkin kalo laki-laki itu gak dateng, keadaan bunda gak akan kayak gini, Bunda Tata udah bilang berapa kali sih, jangan biarin laki-laki itu masuk ke rumah ini, kalo akhirnya Bunda malah jadi kayak gini!"
"Tata jawab dulu pertanyaan Bunda, kenapa Tata udah pulang jam segini?" Perempuan paruh baya itupun mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan.
Gadis itupun menjawab dengan raut wajah yang sama, "Tata telat Bun." Gadis itupun kembali berbicara sebelum pembicaraannya dipotong oleh Bunda nya, "Lebih baik Bunda segera urus surat perceraian Bunda dengan laki-laki itu!"
Perempuan itu pun sudah menduga bahwa anak semata wayangnya itu, akan membahas hal yang sama, "Pasti Tata telat karena harus buat sarapan sendiri ya? Maafin Bunda ya tadi bunda bangunnya kesiangan."
"Bunda jangan ngalihin pembicaraan dong, Tata gak mau liat Bunda kayak gini mulu, kita bisa kok hidup tanpa laki-laki itu"
Perempuan paruh baya itupun mengelus rambut anak nya itu dan berkata, "Walau bagaimana pun dia tetep ayah kamu Tata. Bunda masih sangat menyayangi ayah mu Ta."
"Bun gini aja deh realitanya, apa pernah laki-laki itu sayang sama kita, sayang sama Bunda? Gak kan Bun, kita gak selamanya bisa memaksakan kehendak Bun, sampai kapanpun kalo laki-laki itu gak mau berubah, kita juga gak akan bisa ngerubah sikapnya!"
Gadis itu pun matanya sudah memerah karena menahan tangisnya."Maafin Bunda ya nak, untuk saat ini Bunda gk bisa ninggalin ayah kamu. Tata gak usah mikirin hal kayak gini lagi yaa, tugas Tata sekarang cuman harus belajar yang rajin biar bisa jadi orang sukses, dan bisa banggain Bunda." Perempuan itupun menjawab dengan wajah yang berusaha untuk tegar walaupun di dalam lubuk hati nya menyimpan luka yang dalam.
Gadis itu pun sudah tidak mampu menahan tangisnya lagi dan segera memeluk perempuan paruh baya itu, "Maaafin Tata ya Bun, Tata cuman mau buat Bunda bahagia. Tata janji Bun, Tata akan buat Bunda bangga dan gak akan pernah ngecewain Bunda."
-----------------------
Pada pukul 4 sore, motor ninja hitam itupun akhirnya tiba di rumah yang bisa dibilang sangat besar dan mewah, lelaki itupun turun dari motornya dan melepas helm nya. Dan lelaki itupun segera masuk ke dalam rumah mewah itu, saat ingin naik ke tangga, satu suara mengintrupsi nya, "Devan, kamu kalo masuk rumah dibiasakan ngucap salam dong!"
Lelaki yang dipanggil Devan itupun berbalik dan terlihat lah seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat awet muda dan cantik walaupun umur nya sudah memasuki kepala empat, lelaki itupun segera menjawab panggilan perempuan itu dengan raut wajah yang bosan, "Assalamualaikum, ya udah ya Mah. Devan naik dulu, Devan ngantuk mau tidur."
Perempuan itupun hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknya itu.Lelaki itupun segera masuk ke dalam kamar nya yang bernuansa retro. Dia pun langsung melempar tas gendong nya ke sembarang tempat, dan segera membuka kancing seragamnya, dan melepas baju seragam nya itu, kini hanya menyisakan baju hitam polos yang selalu dijadikan dalaman olehnya.
Ia pun mengambil gitar dan segera duduk di sofa panjang yang berwarna coklat muda, saat sudah duduk dan ingin memainkan gitar nya, terdengar alunan suara piano yang sedang dimainkan oleh pemiliknya, tepatnya di depan balkon kamarnya yang mengarah ke kamar gadis itu, gadis yang telah membuat hidup Devan berubah 180 derajat, gadis yang sangat dibenci oleh Devan.Suara piano itu terdengar sangat memilukan yang membuat siapa pun pasti tersentuh mendengarnya, yang malah membuat Devan kembali mengingat segala kenangan indah sebelum gadis itu menghancurkan segalanya, mengubah kebahagiaan menjadi kesedihan, Devan menyesal bertetangga dengan gadis itu, andai saja gadis itu tak kembali lagi ke sebelah rumahnya.
Devan yang saat itu mood nya sedang tidak baik karena gadis itu ternyata satu sekolah dengannya. Devan pun menaruh gitar nya diatas sofa dan segera membuka pintu yang menuju ke balkon kamarnya, dan terlihatlah gadis yang sedang mengenakan baju abu abu dengan rok pendek hitam itu sedang memainkan piano nya, mungkin kesan pertama saat melihat gadis itu cantik dan manis, tetapi tidak bagi Devan, dia sungguh sangat membencinya, tetapi entah mengapa Devan terus saja memperhatikan gadis itu.
Di sisi lain gadis itu merasakan seperti ada yang memperhatikannya, dan dia pun segera berhenti memainkan pianonya dan segera menengok ke arah balkon kamarnya. Di depan balkon kamar nya tersebut, mengarah kepada jendela kamar seseorang yang tadi membuatnya tidak bisa masuk ke sekolah barunya. Terlihatlah seorang lelaki yang memegang kusen pintu yang mengarah ke balkon kamar lelaki itu dengan sangat kuat, dan tangan satunya seperti sedang menggenggam dan badan nya bersandar kepada pintu. Karena tidak ingin berdebat untuk kedua kalinya dan merasa risih dengan tatapan lelaki itu, gadis itupun segera berdiri dan menutup hordeng pintu balkon, dan gadis itupun kembali memainkan piano nya dan membuang jauh-jauh bayangan lelaki itu.
Devan yang melihat pintu itu tertutup oleh hordeng dan suara piano yang kembali terdengar, emosinya pun sudah memuncak dan dia pun meninju dinding disebelah pintu dengan sangat keras yang membuat jari tangannya membiru dan berdenyut, dan entah sejak kapan air mata nya mulai jatuh dan seketika tembok kokoh yang telah dibuatnya sejak lama runtuh, dia pun duduk tersungkur dan bergumam dengan penuh perasaan dendam yang selama ini selalu dijaganya dengan sangat rapat, "Gua akan bales semua rasa sakit yang pernah kalian alamin gara gara perbuatan dia, gua janji, gua janji."
"Kebencian yang selama ini disimpan, harus diselesaikan secepatnya, secepat cara dia berhasil meruntuhkan segalanya." ~Devano Putra Akalanka
Don't forget to Votement!💕
Pict: Ivan Martinez sebagai Devano Putra Akalanka
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
Teen FictionKetika sebuah alasan mengubah segalanya, Dan ketika sebuah alasan mencari kebenarannya, Atau pun ketika sebuah alasan mencari pemilik sebenarnya, Apakah alasan tersebut masih bisa disebut sebagai sebuah alasan?~~~ Dia yang membuat ku tetap bertahan...