Matahari pun mulai muncul dari tempat persembunyiannya, sinarnya pun sampai menembus jendela kamar seorang gadis yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah dirasa semua telah siap, dia pun turun kebawah untuk menemui bunda nya yang sudah siap dengan seragam khas kantor, hari ini bunda nya terlihat lebih baik. Gadis itupun juga melihat makanan sudah tersaji di atas meja makan, dia pun segera menghampiri bunda nya dan mengecup singkat pipi bunda nya, "Hai bun, wah makanan nya udah siap."
"Iya dong, bunda gak akan ngulangin kesalahan yang sama, tuh udah bunda siapin di piring, cepetan gih nanti telat loh!" Jawab bunda nya dengan tersenyum hangat.
Gadis itupun mengangkat tangan nya dan membentuk hormat dan berkata dengan semangat, "Siap bundaaa." Dalam hati gadis itu membatin, "seenggaknya pagi ini aku udah disapa sama senyum hangat bunda, walaupun aku masih bisa ngeliat ada sedikit luka disana."
"Ayo Ta cepet makan nya, kok malah bengong sih nanti telat loh sekolahnya!" Tegur bunda nya ketika dilihat anak semata wayangnya melamun.
"Oh iya bun." Jawab gadis itu dengan cepat.
------
Tibalah gadis itu di sekolah barunya, dia menghembuskan nafas lega karena dia tidak telat seperti kemarin, dia pun segera turun dari mobil yang dikendarai oleh bunda nya dan segera berpamitan sebelum masuk ke gerbang sekolah barunya itu. Saat masuk ke dalam gerbang sekolah sayup-sayup terdengar berbagai pertanyaan dan pujian, walaupun ada juga perkataan yang tidak suka atau membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
"Maaf, saya boleh nanya gk?dimana ya ruang kepala sekolah?" Tanya gadis itu kepada seorang pria berpenampilan urakan yang baru saja lewat di hadapannya,Lelaki itupun segera menjawab walaupun sempat tertegun melihat wajah gadis itu, "Eh---- oh iya, dari sini lu lurus aja, terus belok kiri, ruangan ketiga itu ruang kepala sekolah. Oh iya, lu anak baru ya? Nama lu siapa?"
"Saya As----" perkataan gadis itu terpotong oleh suara yang memanggil namanya, orang itu baru saja masuk ke dalam gerbang dan berlari serta segera memeluk gadis itu.
"TATAAAA, astaga gua kangen banget sama lo, lo sekolah disini? gk sekolah di Bandung lagi? Hah?""Ya ampun Meyra, iya aku sekolah disini dan gak di Bandung lagiii." Jawab gadis itu yang tidak kalah semangat dengan membalas pelukan Meyra.
Ternyata di belakang Meyra, dia tidak sendirian, di belakangnya ada seorang lelaki yang dari tadi mengekorinya, "Mey ayo ke kelas, tugas biologi aku belum selesai."
Meyra pun menjawab dengan wajah yang sedikit kesal karena pertemuan dengan sahabat
lama nya terpotong, " Devaaannn, aku baru aja ketemu sama sahabat lama aku, kamu kalo mau ke kelas duluan aja!""Emang siapa sih sahabat lama kamu? Hah?" Tanya Devan pada Meyra, Devan pun yang penasaran segera melihat siapa sahabat lama kekasihnya tersebut, "Elo???"
Gadis itupun menjawab dengan wajah yang bosan dan sedikit terkejut."Eh, kamu???"
Meyra yang melihat itupun bingung melihat mereka yang sepertinya sudah saling mengenal, "Kaliaaaannn, udah saling kenal?"
"Iya Mey, kami te----" Ucapan gadis itu terpotong karena Devan yang tiba-tiba menyambar ucapannya.
"Gak kok Mey, udah yuk Mey ke kelas!" Devan pun segera menarik tangan kekasihnya tersebut.
Meyra yang bingung dengan situasi saat ini pun, hanya bisa diam dan tak menolak saat Devan menarik tangannya, "Ya udah ya Ta gua duluan, nanti ketemuan lagi ya!"
Tata yang kaget dengan jawaban lelaki itupun hanya bisa memasang senyum yang terpaksa.
"Eh lu kenal ama mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
Teen FictionKetika sebuah alasan mengubah segalanya, Dan ketika sebuah alasan mencari kebenarannya, Atau pun ketika sebuah alasan mencari pemilik sebenarnya, Apakah alasan tersebut masih bisa disebut sebagai sebuah alasan?~~~ Dia yang membuat ku tetap bertahan...