Mengenang Musim Dingin

718 80 39
                                    

Di balik bingkai jendela menuju langit kelabu tanpa hias bulan dan bintang, hanya titik-titik putih yang turun bergerombolan dari langit menghantarkan dingin kepada setiap entitas penduduk Kyoto.

Tangan dingin terulur pada surai biru langit yang anehnya si empunya kepala merasa hangat, kontradiksi dengan keadaan.

"Tetsuya." Suara baritone pria paruh baya mengikis kesunyian yang menerpa sejak beberapa waktu lalu.

Pemuda bernama Tetsuya dalam pangkuan sang pria paruh baya menatap sekilas iris semerah darah. "Hai'."

"Bagaimana kau menjalani hidupmu?" Pria paruh baya itu terus mengelus penuh rasa rindu pada surai secerah langit musim semi.

Tetsuya kembali memandang langit kelam seolah menghitung butiran salju yang turun dari langit. Ia terseyum tipis tersirat beberapa rasa yang begrejolak menjadi satu.

"Aku tidak tahu latar belakangku, yang aku tahu aku ditemukan pada malam itu ketika salju turun..."

_________________________________________

WINTER
Kuroko no Basuke @ Tadatoshi Fujimaki
Winter by Takatsuki Zhen
MayuKuro/AkaKuro
Drama, Family, Angst, Hurt/Comfort

__________________________________________

Salju turun tak selebat awal bulan pergantian tahun, tetapi dingin dan tetesan salju senantiasa memeluk siapa saja yang berada di luar rumah. Termasuk perempuan cantik serupa dewi salju berlari menerobos pepohonan. Helaian rambut biru muda yang menari indah kontras dengan gelapnya malam di tengah hutan. Di pelukannya erat-erat selimut putih tebal menyalurkan kehangatan pada entitas di dalam selimut itu.

Berlari terus kedalam hutan seakan menghindari kejaran hewan buas di dalam hutan dan kejaran manusia buas yang sedang mengejarnya membawa senapan laras pendek.

Tak sadar wanita cantik tersebut telah memasuki area desa lain yang tak ia kenali. Ia terus berlari sampai dihadapkan pada satu unit rumah sederhana di pinggiran hutan, pagar kayu menjadi sekat antara pekarangan rumah dan jalan setapak menuju desa. Terlihat palang 'Panti Asuhan Seirin' di depan rumah. Tanpa permisi wanita itu menerobos pagar kayu menuju teras rumah tersebut.

"Hiks~ Tetsuya. Maafkan Kaa-san ... Hiks~" direngkuhnya erat-erat selimut putih tebal yang menyembulkan kepala bayi berkulit seputih salju, surai serupa dengan sang ibu dikecup sayang.

"Maafkan Kaa-san karena tidak bisa menjaga Tetsuya." Kecupan turun ke dahi sang bayi.

"Maafkan Kaa-san karena tidak bisa membesarkan Tetsuya." Kecupan turun dari dahi ke hidung mungil sang bayi.

"Maafkan Kaa-san, Tetsuya. Mungkin setelah ini Tetsuya akan menjalani hidup yang berat. Tetapi, Kaa-san berjanji suatu saat akan menjemput Tetsuya kembali. Tetsuya jadilah anak yang baik, Tetsuya harus menjadi anak yang tangguh, banyak makan supaya cepat besar, jangan pernah mengeluh dengan keadaan. Kaa-san selalu sayang Tetsuya." Kecupan turun dari hidung ke bibir pucat sang bayi yang mulai bergetar.

Manik azure milik si bayi terlihat, air mata murni mulai turun menjejak di pipi gembilnya, bibirnya yang bergetar mulai mengeluarkan tangisan.

Sekali lagi, wanita itu memeluk bayinya dalam dekapan sayang. "Kaa-san harus pergi sebelum orang-orang itu menemukan kita. Kau harus menjaga diri dengan baik, Tetsuya." Di letakan bayi berselimut tebal itu di depan pintu rumah.

"Pakai ini—" sang wanita melepaskan kalung yang menggelantung indah di lehernya, kalung emas putih dengan bandul berinisial 'KT' dikelilingi aquamarine mengkilat, lalu memakaikan kalung tersebut kepada si bayi. "—Kaa-san akan menjemputmu kelak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WINTER (MayuKuro / AkaKuro)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang