II

71 3 0
                                    

II

Sari sudah duduk didepan meja belajar yang ukurannya lumanyan besar daripada meja belajarnya. Dimeja itu terdapat pernak-pernik mainan anak laki-laki, ada berbagai macam action figure, dari kartun Jepang Naruto, bola Bakugan, sampai karakter super hero, layaknya Superman, Batman, Iron man dan kawan-kawannya.

Sari memperhatikannya satu per satu, dan ia juga melihat foto ukuran 3R yang terbingkai diatas meja itu. Sari memandangi foto itu dan pikirannya mulai menerawang jauh ke masa lalu dimana ia masih bersama sang ayah. Saripun tersenyum kecil melihat foto itu.

"Kak Sari suka sama foto David ya?" suara David membawa Sari ke masa sekarang, dan Sari menoleh kearah David "Kak Sari boleh kok bawa pulang." Ucap David polos.

Ni anak lucu banget deh...masa aku disuruh bawa pulang foto dia, ada-ada aja.

"Engga David,, foto David emang bagus, tapi kakak ga bakal bawa foto itu."

"Kenapa kak emangnya?"

"Em.... David punya foto itu lagi ga?"

"E.... David Cuma punya foto itu satu kak."

"Nah...makanya kakak ga mungkin bawa benda yang cuma dimiliki David satu-satunya...itu kan foto David sama Papa Mama David." Sari membelai rambut David dengan lembut "Foto itu supaya David lebih semangat belajarnya, dan David bisa jadi kebanggaan buat Papa sama Mama." Sari tersenyum.

"Emangnya David bisa jadi kebangaan Papa sama Mama kak?" mata David membulat.

"Bisa donk! Dengan David rajin belajar dan juara kelas itu sudah jadi kebanggaan buat Papa Mama David." Sari mencoba memercikan api semangat pada David.

"David bisa juara kelas ya kak?" tanya David dengan nada yang mulai semangat.

"Tentu! Makanya, ayo sekarang kita belajar, supaya nanti David jadi juara kelas. Oke?!" ujung jari telunjuk dan jempol Sari terangkat membentuk lingkaran.

"Oke!" jawab David semangat serta mengikuti gerakan tangan Sari. Merekapun belajar bersama, David yang kadang juga sering merasa bosan waktu belajar dan ia kadang bermain-main dengan mainan yang ada didepannya Sari dapat mengimbangi David supaya anak itu tidak merasa bosan saat Sari menemaninya belajar. Sari seperti punya kemampuan membuat pasien-pasiennya semangat dan mampu menerima dengan baik apa yang ia ajarkan.

*

*

*

"Anak-anak, kita harus mulai lebih serius dalam belajar. Mulai sekarang apa yang tidak kalian tahu, apa yang kalian belum paham harus kalian cari dan kalian segera tanyakan pada guru dalam bidang tersebut. Supaya nanti waktu ujian kalian bisa mengatasi soal-soal yang dulunya kalian tidak bisa."

Ceramah panjang dari wali kelas 9B, ibu Siska didengarkan dengan baik oleh seisi kelas. Ibu Siska, wali dari kelas 9B, ia sangat dekat dengan siswa 9B yang ia pegang, bahkan selalu memberikan motivasi-motivasi untuk keberhasilan anak-anak kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Seusai mengisi dikelas yang ia pegang, Siska menyuruh Sari untuk menemuinya dikantor guru sewaktu istirahat nanti. Sari mematuhi perintah wali kelasnya, waktu istirahat tiba Sari segera meluncur ke kantor guru dan menemui Siska dimejanya.

"Sari. Ikut ibu ke ruang bimbingan." Ibu Siska meminta Sari. Segera Sari mengikuti Siska dibelakang dan sampai ke ruang bimbingan.

"Duduk dulu." Sari segera duduk dikursi yang sudah ada, Sari tak banyak bicara dari waktu menemui Siska sampai di ruang bimbingan. Siska sudah mulai duduk dikursinya dan memposisikan diri, siap untuk mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan pada Sari.

A SPECIAL FRIENDWhere stories live. Discover now