[1] Long Lost Memory

3.8K 147 8
                                    


Semester break.

Mungkin Kim Mingyu satu- satunya orang yang membenci jeda yang diberikan kampusnya setiap kali pergantian semester. Sesungguhnya ia tidak membenci makna dari jeda itu sendiri, ia lebih membenci fakta bahwa ia harus menganggur di rumahnya selama tiga bulan penuh. Terjaga sampai pukul 3 subuh dan terbangun tengah hari ketika seharusnya ia mencari makan siangnya –dan bukannya lagi sarapan. Ia tidak suka jam biologisnya kacau apabila ia tidak mengerjakan sesuatu yang berarti –sehingga ia tidak lelah dan juga tidak bisa tidur dengan cepat. Ia juga tidak suka ketika adik perempuannya yang menyebalkan itu menatapnya dengan tatapan 'Astaga kakakku tampak tak berguna' setiap kali ia melewati Mingyu yang sedang menonton film- film lawas yang sudah ia putar berkali- kali di sore hari. Ia benar- benar benci perasaan tidak melakukan apapun tapi waktu terus bergulir.

Oleh karena itulah, hari ini ia pergi ke bursa tenaga kerja yang berada di tengah kota untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan yang memungkinkan untuk ia kerjakan hanya dalam waktu tiga bulan saja. Tapi sangat disayangkan, pekerjaan- pekerjaan yang ditawarkan Choi –orang yang bekerja di bursa tenaga kerja dan dengan sabar menemaninya mencari pekerjaan- pekerjaan yang cocok- tidak membuatnya puas hati.

Pertama, Choi menawarinya bekerja di kedai kopi yang cukup memiliki nama sebagai barista. Mingyu cukup tertarik dengan ide pekerjaan itu karena pada dasarnya ia suka kopi, sampai ia melihat letak kedai kopi yang membutuhkan para pekerja magang itu. Lokasinya bersebelahan tepat dengan kantor dimana ayahnya bekerja. Hal ini sangat memungkinkan untuk ayahnya sering bisa ditemukan membeli sesuatu di kedai kopi itu karena sama seperti dirinya, ayahnya juga suka kopi. Dan karena ayahnya akan sering datang ke tempat dimana ia akan bekerja, ia menolak mentah- mentah tawaran itu. Karena ia tahu lebih daripada apapun, ayahnya akan semakin sering datang dan mengawasinya seakan- akan Mingyu adalah anaknya yang berusia 7 tahun dan suka melakukan hal bodoh di lingkungan masyarakat tempatnya berada.

Kedua, adalah pekerjaan sebagai buruh di perusahaan kontraktor. Ok, pada dasarnya lowongan ini meminta para pelamar menjadi kuli di proyek- proyek mereka. Dan Mingyu merasa pekerjaan ini sedikit menyakiti egonya jika ia terima, karena bagaimanapun ia adalah calon dokter. Tahun depan jika tidak ada halangan ia akan memulai magang kerja di sebuah rumah sakit besar di pusat kota dan bekerja sebagai kuli sama sekali tidak ada kaitannya dengan pekerjaan impiannya sebagai dokter. Ia pun terpaksa harus menolak tawaran pekerjaan ini

Kemudian terakhir yang bisa Choi tawarkan adalah pekerjaan menjadi baby sitter. What? Mingyu terdiam cukup lama. Choi baru saja menawarinya –seorang laki- laki di usianya yang hampir menginjak 22 tahun- menjadi seorang baby sitter? Dan kenapa pula orang tua dari anak itu meminta pekerja laki- laki untuk mengurus anak mereka? Mingyu langsung mengatakan tidak ketika mendengar bahwa yang akan dia asuh jika ia menerima pekerjaan ini bukanlah baby tapi babies. Tiga anak kembar laki- laki. Nice. Dia tidak waras kalau menerima pekerjaan ini.

Choi tersenyum pahit ke arahnya dan mengatakan bahwa mungkin ia bisa mencoba lagi minggu depan, karena ia pastikan minggu depan akan ada banyak pekerjaan baru lagi yang mungkin akan cocok dengan kriteria Minyu. Mingyu berjanji untuk datang lagi ke tempat itu minggu depan dan sambil berjalan keluar dari gedung ia menimbang- nimbang apa yang harus ia lakukan dalam seminggu yang lagi- lagi, tanpa kegiatan yang berarti. Ketika itulah matanya menangkap sesosok yang familiar.

"Paman!"

Orang dengan wajah familiar itu berhenti berjalan ketika ia mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Mingyu tersenyum dan berjalan mendekat. "Halo, paman? Apakah kau ingat aku? Aku Kim Mingyu."

Mingyu mengulurkan tangannya tepat ketika mereka berdiri berhadapan dan sedikit demi sedikit raut kebingungan orang yang Mingyu panggil dengan paman itu terurai –tanda bahwa ia mengenali sosok di hadapannya. "Astaga! Aku tidak menyangka bertemu kau di sini, bagaimana kabarmu, Nak?"

Afire Love [MinWon] - inaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang