[2] Thing I Need to Remember

1.4K 117 11
                                    

I could look into your eyes
Until the sun comes up
And we're wrapped in light and life and love


"Hyung!"

Mingyu mempercepat langkahnya, mengejar langkah tergesa- gesa seorang Lee Jihoon. Kakinya yang panjang cukup membantu. Ketika mereka berdiri berjajaran, Mingyu hanya mendapat sebuah desisan tajam dari lelaki bermarga Lee itu.

"Sunbaenim, bukan Hyung. Jangan berani- berani kau sok dekat denganku disini."

Hmpph. Mingyu memutar bola matanya kesal.

Lee Jihoon adalah kakak tingkat dari jurusan yang sama dengannya dan tahun ini adalah tahun pertamanya sebagai intern. Dan kebetulan sekali, lelaki itu kedapatan rumah sakit yang sama dengannya magang tahun depan. Yang berarti selama Kim Mingyu bekerja di rumah sakit ini sebagai perawat pribadi Jeon Wonwoo, ia juga akan semakin mudah bertemu dengan hyung-nya yang satu itu.

"Hyung, please. Jangan bertingkah seolah- olah kita adalah orang asing." Mingyu melihat Jihoon mengangkat tangan dan memukul kepala bagian belakangnya dengan cukup keras. Serangan mendadak itu tidak Mingyu duga- duga sehingga teriakan kesakitan Mingyu sangat cukup untuk membuat orang- orang di sekitar mereka memberi perhatiannya pada mereka. Tapi bukannya mengkhawatirkan korbannya, Lee Jihoon malah melengang pergi dengan cepat. Mingyu menggeram kesal. Dia harusnya ingat, tidak ada penjahat yang peduli pada korbannya!

Mingyu menyusul Jihoon yang mulai menghilang di balik pintu. Ia melirik sebentar ke papan di depan pintu untuk mengetahui bahwa laki- laki kecil itu masuk ke ruang istirahat para dokter magang. Sesampainya di dalam, ia melihat Lee Jihoon sudah berada di mejanya. Ia tampak sibuk dengan sesuatu di laptopnya tapi Mingyu sama sekali tidak berkeinginan mengetahui apa yang laki- laki itu kerjakan.

Bertanya pada Lee Jihoon adalah sia- sia karena laki- laki itu terus saja mengabaikannya. Sebenarnya ia tidak mengerti alasan mengapa belakangan ini Jihoon terus saja memusuhinya. Tapi jika Mingyu coba pikir- pikir lagi, ini semua bermula sejak Jihoon mengenalkan Kwon Soonyoung padanya. Dan tanpa diduga- duga ternyata Mingyu dan Soonyoung memiliki karakter talkactive yang hampir sama sehingga mereka cepat akrab. Sepertinya Jihoon merasa keakrabannya dengan Soonyoung adalah ancaman bagi persahabat mereka, atau sejenisnya? Entahlah, bukan saatnya memusingkan itu sekarang.

Mengedarkan mata, Mingyu tersenyum lebar ketika ia menemukan apa yang ia cari. Dewi fortuna sedang berada di pihaknya sekarang. Tidak perlulah ia menanyakan pada Jihoon jika ia bisa menemukannya sendiri. Berjalan santai ke arah tujuannya ia mulai mendengar suara- suara siaga di belakangnya.

"Apa yang mau kau lakukan?"

Mingyu menoleh ke belakang dan lagi- lagi tatapan tajam itu tertuju padanya. Astaga, ada apa dengan orang- orang? Entah itu ia dapati dari sahabat kecilnya Jeon Wonwoo ataupun teman dekatnya Lee Jihoon, tatapan tajam itu selalu saja terarah padanya.

"Hyung –oh, tidak. Sunbaenim." Mingyu sengaja menekankan kata senior. "Aku pinjam ini dulu yah."

Sebelum Lee Jihoon bereaksi, Mingyu sudah terlebih dahulu mendorong sebuah whiteboard. Whiteboard ini berukuran kecil dan memiliki roda di bawah kakinya, khas whiteboard yang memang diperuntukan untuk dipakai di ruangan yang berbeda- beda. Dan roda diperlukan untuk memudahkan mobilisasinya.

Mingyu bersyukur ia lupa menutup pintu ruangan ini ketika ia masuk, sehingga upaya melarikan dirinya berjalan mulus. Ketika ia sudah mulai agak jauh dari ruangan istirahat Jihoon ia mendengar laki- laki itu mengumpat dan meneriakinya.

Afire Love [MinWon] - inaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang