kecewa

18.1K 868 7
                                    

"gembul" ucap Alex dan membuat mata Amora membelalak terkejut.

"Kau??? Tidak mungkin....kau....??? BRENGSEK!!!" bentak Anggi sambil menyiramkan minumannya ke wajah Alex lalu menghentakkan gelas itu kembali ke atas meja dan berlari pergi keluar dari cafe itu meninggalkan Alex yang terkejut dengan perlakuan Amora barusan.

"Sial!!! Apa yang terjadi denganmu Amora?" Rutuk Alex sambil membersihkan wajahnya dengan cepat lalu melemparkan beberapa lembar uang keatas meja dan segera berlari mengejar Amora.

"Nggak mungkin itu dia? Nggak mungkin!!! Kenapa baru sekarang dia datang menemui ku? Kemana dia selama ini saat aku membutuhkannya?!" Tangis Amora sambil terus berlari di trotoar.

Ciittt...!!
Suara rem mobil yang mendadak di samping Amora mengejutkan dia.
"Mbak! Kalau nyebrang pakai mata!!! Sudah mau mati ya?!!!" Bentak sopir taxi yang hampir menabrak Amora.

"Maaf pak, maafkan saya. Pak, apa taxi ini kosong? Saya butuh taxi." Tanya Amora dan sopir itu mengiyakan bahwa taxinya kosong.
Amora langsung masuk ke dalam taxi.

"Sial!!! Aku masih kalah cepat dengannya!!!" Keluh Alex saat melihat Amora masuk ke dalam taxi dan langsung melaju tidak melihatnya di belakang mengejar.

"Hallo, pak Syamsul cepat jemput saya di perempatan dekat Unix Cafe. Cepat!" Perintah Alex di sambungan telepon.

Pak Syamsul segera tiba tidak sampai 5menit dari telepon Alex. Dia langsung masuk ke dalam mobil.

"Jalan pak, ikuti taxi itu yang berhenti paling depan di lampu merah." Perintah Alex pada sopirnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu Amora? Kenapa kau kelihatan sangat membenciku?!" Batin alex memijat keningnya.
"Kenapa kau sekarang berubah penampilan seperti wanita liar?" Alex menghela nafas panjang.

Di dalam taxi, Amora masih menangis sepanjang perjalanan ke apartemen nya.
"Kemana kau selama ini mbul?! Kenapa kau tak pernah datang menjemputku? Apa kau lupa dengan janjimu? Kenapa aku begitu bodoh terus menunggu jemputanmu? Sedangkan kau sendiri tak pernah ada niat untuk menjemputku." Tangis Amora menyesali rindunya yang mulai hadir lagi setelah sempat dibuang lalu bertemu lagi dengan Alex.

"Mbak, kita sudah sampai." Kata sopir taxi. Amora membayar nominal yang tertera di argo lalu turun dari taxi.
Sesaat sebelum masuk ke lobby apartemen, tangan Amora dicekal kekar seorang pria. Alex.

"Apa yang kau lakukan disini?! Kau membuntutiku?!!!" Bentak Amora saat berbalik dan melihat Alex yang mencekal tangannya.
"Ssstttt....jangan disini Amora, kita akan jadi gosip menarik bagi para wartawan itu. Lebih baik kita masuk ke apartemenmu dan bicara di dalam sana." Ucap Alex mengingatkan Amora lalu disetujui Amora.

Amora sadar bahwa status dia dan Alex saat ini yang sangat dikenal sebagai public figure membuat mereka tak boleh berlaku bebas di tempat umum.

Amora menyerah dan akhirnya melangkah masuk ke lift menuju lantai 25 tempat apartemen nya berada.

"Masuklah" Amora mempersilahkan Alex masuk ke dalam apartemen kecil amora. Sangat kecil hanya ada 1kamar, dapur dan ruang tamu minimalis yang tergabung.

"Amora...maafkan aku.." ucap Alex membuka keheningan yang ada.
"Tak perlu, aku yang bodoh berharap terlalu banyak pada janjimu." Sahut Amora.

"Amora, apakah kau tinggal sendiri? Dimana mama dan adikmu?" Tanya Alex bingung karena apartemen ini sangat sepi.
"Alex, kau tak perlu lagi mengetahui apapun tentang aku dan keluargaku. Sudah bukan urusanmu lagi. Saat ini hubungan kita hanya sebatas profesionalitas kerja." Sahut Amora jutek.

"Amora, maafkan aku...asal kau tau Aku selama ini selalu mencarimu Amora. Aku berusaha mengejar dimanapun kau berada, namun kulihat kau yang sepertinya sudah tak membutuhkan kehadiranku bahkan melupakan aku, dan memilih pria-pria dari kalangan selebriti. Kau percaya atau tidak terserah namun aku bekerja keras mendirikan bisnis entertainment ini juga untuk menggapai keberadaanmu Amora." Jelas Alex.

"Untuk apa Alex? Semua sudah terlambat sekarang. Aku sudah bukan amora yang dulu, dan kulihat kau juga sudah bukan Alex yang kukenal dulu. Gembul ku sudah lama mati Alex." Ucapan Amora penuh kecewa dan sangat menusuk hati terdalam Alex.

Alex mendekat dan berlutut dihadapan Amora duduk.
"Alex berdirilah!" Perintah Amora namun Alex justru meraih tangan Amora.

"Amora, aku masih sama dengan gembul yang dulu, meski dari luar aku sudah tak gembul lagi. Aku masih ingat janjiku Amora, janjiku untuk menjemputmu. Aku tak mungkin menjemputmu saat aku belum berdiri mandiri diatas kedua kakiku sendiri Amora. Aku harus bisa memberikan kehidupan yang layak untuk princess ku. Maafkan aku Amora.." Alex memohon pada Amora.

"Maaf Alex, aku sudah bukan amora dulu,. Amora yang sekarang tidak layak jadi princessmu. Percayalah kau tak akan menerimaku saat kau tau semua kebenaran tentang aku. Sekarang pergilah Alex. Kumohon temukan princessmu diluar sana, bukan disini Alex." Ucap Amora meneteskan air mata.

"Amora....mengertilah tujuan hidupku hanyalah menjemputmu kembali ke hidupku Amora, kumohon...." Pinta Alex sambil mengecup tangan Amora dalam genggamannya.

Amora menarik tangannya dari genggaman Alex dan berdiri, berjalan ke pintu dan membukanya.
"Pergilah Alex! Kumohon pergilah...tinggalkan aku sendiri." Amora mengusir Alex.

Alex berdiri dan melangkah ke Amora, namun Amora hanya menunduk tak mampu menatap Alex.
"Aku akan keluar dari pintu ini Amora, namun aku tak akan pergi dari hidupmu. Aku akan menepati janjiku." Ucap Alex lalu keluar dari apartemen Amora.

AAARRRGGHHHH..!!!!
BRAAAKKK....praaaang!!!!....
Amora berteriak keras melemparkan semua barang disekitarnya, terlempar terdengar keras jatuh berantakan dan pecah.

"Mengapa kau datang sekarang??? Mengapa mbul??? Mengapa saat aku sudah tak layak justru kau datang??? Aku sampah mbul...sekarang aku sampah kotor mbul.....aku sampah mbul..." Amora menangis keras menyesali pertemuannya kembali dengan Alex.

Si gembul harapannya yang dulu sudah dimatikan, kini datang sebagai sosok yang jauh lebih baik dari gembul yang dulu. Semakin membuat Amora merasa lebih tak layak lagi berharap padanya.

"mengapa sekarang mbul....???" Keluh Amora masih dalam tangisannya memeluk kedua lututnya.
Hatinya tak karuan bercampur kecewa, menyesal, namun juga sedikit bahagia karena bertemu dengan gembul yang dirindukannya. Rasa rindu inilah yang membuatnya sakit sangat nyeri, karena bagai dikeruk keluar lagi dari kuburan hatinya.

Sementara itu Alex pulang ke rumahnya dengan gusar, gelisah, resah. Alex tak mengerti apa yang sudah terjadi pada Amora nya selama mereka tak bertemu.
"Mengapa Amora berkata dia tak layak lagi bagiku?" Tanya Alex pada dirinya sendiri, sambil merebahkan diri ke sofa.

"Hai sayang.....ada apa denganmu?" Tanya mama dengan lembut duduk di samping Alex dan membelai lengan Alex.
"Amora ma..aku bertemu dengan Amora..." Ucap Alex sambil terus memejamkan matanya dan memijat keningnya.

"Hah!!! Amora anak pak Purnama?! Dimana dia?! Kenapa tak kau ajak kemari???" Seru mama yang kelihatan senang mendengar nama Amora.

"Iya ma, Amora yang itu. Entahlah dia tak mau ikut denganku. Dia justru membenciku." Sahut Alex.
"Membencimu?! Kenapa?!! Apa kalian bertengkar?" Tanya mama Alex.
"Entahlah." Sahut Alex datar.
"Bagaimana reaksi mama bila melihat Amora yang sekarang?" Batinku tak terucap.

Please vote ya....klik anda bintang diakhir halaman ini..
Comment juga ya supaya aku tak sunyi sepi sendiri menulis tanpa teman.
Hehehheheee

Walked Beside Me -- Pindah Ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang