i; it begins

1.6K 444 104
                                    

Jinyoung menundukkan kepalanya dalam-dalam, menatap nanar lantai ubin di bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jinyoung menundukkan kepalanya dalam-dalam, menatap nanar lantai ubin di bawahnya. Sebelah tangan senantiasa terulur, tak lain kepada sang 'majikan'.

Di hadapannya, nampak seorang Lee Jeno yang tengah duduk menyilangkan kaki sambil menghisap sebatang rokok.

Pemuda bersemat Bae itu meringis sesekali menahan perih tiap pemuda Lee itu menghujamkan puntung rokok ke telapak tangannya; menjadikannya asbak.

Dalam hati menyumpah, semoga pemuda Lee ini cepat mati.

“Heh, Pikachu, angkat kepala lo.”

“Pikaㅡiya.”

Jinyoung mengangkat kepalanya,



hanya untuk disambut dengan Jeno yang menghujamkan puntung rokok ke dahinya.

“Akhㅡ!” rintih Jinyoung spontan, yang langsung mengundang decihan Jeno.

“Cih. Lemah lo.”

Dan setelah berkata begitu, Jeno angkat kaki dari depan bilik toilet belakang sekolah tersebut, meninggalkan Jinyoung yang menggigit bibir kuat-kuat menahan perih.

❝Lee Jeno bangsat.❞






















❝Jinyoung?❞

Kembar rungu Jinyoung seakan berdiri kala mendengar sebuah suara memanggilnya, suara yang sayangnya terlalu familiar.

Kwon Eunbin. Cewek yang Jinyoung taksir sejak SMP.

Jinyoung menoleh dengan tangan menutupi dahi, langsung disambut dengan Eunbin yang menatapnya khawatir.

“Loㅡ Lo gapapa? Jeno... Ngapain lo tadi?”

Cih.

Jinyoung berdiri dengan gusar. Eunbin melihatnya! Eunbin melihat sosok menyedihkannya!

Jinyoung lantas langsung berlari meninggalkan gadis itu tanpa menjawab pertanyaannya.

“Jinyoung!” panggil Eunbin. Namun tentu saja, tak ada jawaban.


























Sementara itu, Bae Jinyoung si kacung Lee Jeno berlari bak orang kesetanan di sepanjang koridor sekolah, tak mengindahkan tatapan aneh murid-murid. Naas baginya karena ini memang waktunya pulang sekolah, sehingga banyak murid yang berseliweran.

Dalam benaknya tak ada apa-apa kecuali hal Eunbin yang melihat sosok menyedihkannya; hal betapa ia ingin Lee Jeno enyah dari muka bumi; hal ia harus menemui Lai Guanlin secepat mungkin.

Ya kali ini, Jinyoung rasa, jadi dewa nggak akan seburuk itu.































“J-Jinyoung?” ujar Siyeon yang kaget karena Jinyoung tiba-tiba membuka pintu kelasnya dengan kasar.

“Ada apa?” tanyanya seraya berjalan mendekat.

“Guanlinㅡ Lai Guanlin, mana?”

“Laiㅡ”

❝Jinyoung.❞

Jinyoung menoleh, dan mendapati pemuda berlabel Lai Guanlin di belakangnya. Ternyata pemuda itu jauh lebih jangkung ketimbang yang Jinyoung duga. Dan suaranya terdengar lebih berat dari kemarin; hampir-hampir membuatnya merinding kalau saja ia tak termakan amarah.

Mengabaikan presensi Siyeon, Jinyoung berbalik dan mencengkeram pundak Guanlin tanpa basa-basi.

❝Gue terima tawaran lo!❞

Guanlin tersenyumㅡmiring.

Deal.❞

×××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××

update dulu, gatau mau update lagi kapan soalnya awkwkwkwk /ditampol

edgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang