Epilog

2 0 0
                                    

Rumput sintetis yang terbentang seluas 10X5 meter terasa tajam ketika bersentuhan langsung dengan Kulit. Kawat-kawat di tepi lapangan sebagai pembatas antara lapangan 1 dan 2. Tali gawang yang sedikit putus pertanda lapangan sering dipakai. Di tengah lapangan pertama, tampak anggota tim futsal putri sedang pemanasan sebelum bermain, sedangkan di lapangan kedua tim futsal putra sudah selesai babak pertama.

Aldy mengusap peluh di keningnya, merutuki kecerobohan timnnya yang lupa membeli air mineral, Anak laki laki itu menyenderkan punggunya di kawat pembatas lapangan, membuat anak perempuan yang sedang duduk sambil meminum air di belakangnya tersedak.

"Bego!" Si anak perempuan dengan nomor baju 11 itu merutuk di tengah tengah batuknya, Aldy terkejut ketika si anak perempuan menyiramnnya dengan air yang tadi di minumnya.

"Heh!"

Anggota tim lain yang sudah melangsungkan permainan tampak tidak memperhatikan ketika Keduanya bangkit berdiri dengan tatapan penuh amarah dimatanya.

"Apa?"

Abel berkacak pinggang dengan wajah menantang, sedangkan Aldy tampak acuh lalu berjalan ke arah sudut lapangan. Abel yang emosinya sudah berada di ubun ubun lantas menyerukan sumpah serapahnya, sebelum akhirnya couch Andi memanggilnya untuk menggantikan posisi bek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang