16

10.4K 1.4K 42
                                    


"Leon! Leon! Tunggu!" Ucapku sembari terus berlari kecil mendekati pria yang terus saja berjalan menjauhiku untuk keluar dari ruang rapat.

Kali ini aku tak kubiarkan diriku seperti di masa silam. Mematung dan membiarkan Leon pergi dari hadapanku. Tapi tidak untuk kali ini, dengan sigap kupeluk lengannya ketika kami berdua hanya berjarak satu langkah.

Kupererat pelukanku pada lengannya. Lengannya lebih besar dari terakhir kali ketika kami bertemu.

Namun ia seperti berusaha melepaskan pelukanku dari lengannya. Ia bahkan tak menoleh kepadaku dan berupaya terus melangkah.

"Aku tahu, aku telah membuatmu malu. Maafkan aku!" Kupererat pelukanku kembali dan kutempelkan pipiku di lengannya. Sejujurnya hatiku berdebar semakin keras ketika tubuh kami bersentuhan. Namun sepertinya aku tak punya pilihan lain saat ini.

"Jangan melakukan hal seperti ini Nona Reed!" Ucap Leon sembari menoleh padaku. Ia kemudian mendorong tubuhku dengan sedikit tenaga, hal itu membuatnya berhasil terlepas dariku.

"Tenang saja Leon, tak ada orang lain di sini." Ucapku. "Aku tak akan mempermalukanmu kembali."

Kuhadiahi dirinya senyuman yang lebar. Entah sudah berapa lama aku tak tersenyum selebar ini, beberapa tahun belakangan aku memang menjadi sedikit pemurung.

Kutatap wajah yang Leon begitu datar, hampir tanpa ekspresi. Ia hanya mengerutkan dahinya, Leon selalu seperti itu ketika ia kesal terhadap sesuatu.

Apa ia sedang kesal kepadaku?

Tentu saja Jill. Kau berhasil mempermalukan Leon di hari pertamanya bekerja dan di hadapan para staff yang dipimpinnya.

"Aku sungguh-sungguh minta maaf." Ucapku.

Biasanya sewaktu kecil ketika aku meminta maaf atas tindakanku yang tak baik, Leon akan mengatakan 'kau jangan mengulanginya kembali' sembari membelai puncak kepalaku. Kupejamkan mataku, menunggu telapak tangan besarnya menyentuh rambutku. Dan pada detik kelima kubuka kembali mataku. Aku tahu, ada sesuatu yang salah.

Aku tak mendapatkan belaian dari Leon. Aku hanya menemukan pria itu telah berada di ambang pintu ruangan ini.

"Leon!" Aku mengeraskan suaraku, berusaha untuk menarik perhatiannya kembali kepadaku.

Ternyata benar. Ia menghentikan langkahnya sejenak.

"Bersikaplah professional ketika berada di kantor." Ucapnya. Ia bahkan tak menoleh padaku ketika mengatakan hal itu.

Aku terdiam selama beberapa detik. "Aku akan mencoba untuk bersikap professional. Mungkin aku terlalu bersemangat ketika bertemu denganmu kembali."

"Aku hanya ingin berbincang mengenai banyak hal dengamu." Sambungku.

Aku ingin mengajukan beribu pertanyaan keoada Leon. Aku ingin memuntahkan semua pertanyaan-pertanyaan yang ada di otakku.

Kemana kau selama ini? Kenapa kau pergi dari rumah? Apa yang kau lakukan selama kau menghilang? Dan yang terpenting....

Sebenarnya apa maksud dari ciuman yang pernah kau berikan padaku?

Aku mencoba untuk tak terlalu terlihat antusias, mengingat sepertinya Leon tak begitu menyukai sikapku yang agak kekanakan seperti ini.

Aku harus menahan egoku. Mungkin Leon akan terkena masalah karena sikapku. Mengingat ia terikat kontrak di perusahaan ini karena beasiswa yang didapatkannya. Tentunya ia sangat dituntut untuk selalu profeaaional. Dan aku tak boleh menghancurkan hal itu.

"Jika kau bersedia, kita dapat berbincang ketika waktu pulang. Atau mungkin di akhir pekan jika kau benar-benar sib..."

"Temui aku di lobby ketika istirahat. Kita akan makan siang bersama di restoran." Leon memotong pembicaraanku. Ia masih tak menampakkan wajahnya padaku.

Dan pada detik selanjutnya, aku hanya melihat punggungnya semakin menjauhiku. Walaupun aku hanya dapat menatap punggungnya dikejauhan, hal itu membuat jantungku melompat-lompat di dalam sana.

Tentu saja, dengan penampilan Leon yang semakin menawan, sangat tak mungkin jika aku tak semakin menyukainya.

Leon, aku benar-benar menyukaimu. Aku sangat tak sabar untuk melewati beberapa jam kedepan agar aku dapat menghabiskan waktu makan siang bersamamu.

Apa hal itu dapat dikategorikan sebagai kencan?

Aku sangat yakin wajahku memerah ketika aku memikirkan hal itu.

***

Tbc.

Maaf guys, lagi over busy. Doakan semoga mulai besok upnya lancar ya ;)

jil(L)eonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang