CHAPTER 2

24 3 3
                                    



I Like You...


"Hallo, Sayang." Suara wanita sedang menelpon.

"Aku akan ke bandara hari ini. Pesawatku berangkat jam 5 sore. Kamu jemput, ya?"

"Aku tinggal di apartemen kamu, ya?"

"Kamu sedang apa?

"Oh, Andy. Saudara yang kamu benci itu. Begini, aku di minta Mama untuk kencan buta, padahal aku tidak suka"

"Nona, semua barangnya sudah Bibi kemas." suara ibu-ibu menghentikan pembicaraan Santy.

"Sudah dulu, ya... Sayang. Aku mau berangkat ke bandara dulu, bye..."

Santy menutup pembicaraannya dengan Alex. Kemudian meninggalkan kerta diatas meja riasnya. Kemudian dia berlalu pergi dengan taksi. Santy dan Alex telah berpacaran selama 5 tahun. Dia bertemu dengan Alex ketika mereka satu perkuliahan. Santy mengambil jurusan bisnis di Amerika. Mereka berpacaran tanpa sepengetahuan orang tua Santy. Orang tuanya bersikap sangat protektif terhadap Santy dari saat kecil hingga dewasa saat ini. Semua hal yang tak sesuai dengan keinginan mereka pasti akan ditolak.

Santy tak pernah menantang apapun yang diprintah orang tuanya padanya. Ambil jurusan bisnis pun telah dia lakukan sesuai perintah mereka. Itu karena mereka ingin ia meneruskan perusahaan keluarga. Kencan buta dan ketemu sama orang lain, kali ini Santy tidak mau lagi mengikuti perintah mereka. Kali ini dia sudah jengah. Santy memberanikan diri untuk kabur dari rumah

Santy memejamkan matanya, mencoba menenangkan dirinya. Mengingat kenangan masa kecilnya. Sebagai anak satu-satunya dikeluarga dan juga anak perempuan, orang tuanya akan memperkejakan orang untuk mengawasi perilaku Santy. Semua yang dilakukan Santy pasti akan diberitahukan kepada Mamanya. Hidupnya terasa ada CCTV di sekitarnya.

10 tahun yang lalu, ketika SMP...

Santy merapikan tas sekolahnya. Hari ini dia telah berjanji untuk bermain bersama temannya. Oleh karena itu dia akan mencoba untuk menghindari orang suruhan Papanya yang menunggu di luar sekolah. Ia berjalan mengendap-mengendap menuju tempat parkir mobil. Dia melihat Bu Sari akan membuka pintu mobilnya.

"Siang, Su." Sapanya pelan.

"Oh, Santy, ada apa?"

"Santy boleh numpang mobil ibu hingga keluar dari sekolah?". tanyanya

"Baiklah, ayo masuk."

Santy memperhatikan keluar jendela ia memperhatikan Bik Atih telah menuggu di gerbang. Santy menendukkan kepalanya ketika mobil Bu Sari berpapasan dengan Bik Atih. Bu sari tidak mmperhatikan perilaku Santy karena fokus mengendarai mobilnya. Santy menapas lega ketika melewati Bik atih. Setelah beberapa menit mobil berjalan, Santy minta izin untuk diturunkan disini karena ada janji untuk ketempat temannya.

Cindy telah menunggu Santy dengan wajah yang cemberut. Dia melipat kedua tangannya di dada. Santy minta maaf sembari menceritakan alasannya telat. Mereka berjalan menuju tempat bermain. Santy dan Cindy menghabiskan waktu untuk bermain hingga sore.

"San, apa Mamamu tidak akan marah, kalau tahu kamu tidak pulang bersama pelayanmu?"

"Hmm... Pasti marahlah. Aku berharap marahnya tidak besar." Santy meminum es teh manis ditanganya.

"Memang kamu selalu dijemput pelayan sejak kapan, masa sudah SMP begini masih ditungguin pulangnya? Cindy menjenggol lengan Santy dengan lenganya.

2 FACE, LIGHT AND DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang