Lie to Reality

564 41 28
                                    

Sungmin terduduk diam di atas ranjang rumah sakit usai menjalani segala macam rentetan pemeriksaan kesehatan yang harus dia lakoni beberapa jam lalu karena keadaan tubuh yang tiba-tiba tumbang tanpa sebab. Suara rintik hujan yang menampar kaca serta atap bangunan berderak riuh menyusup disela keheningan yang tercipta di ruangan dominasi putih itu. Iris kelamnya menatap kosong ke luar kaca jendela tanpa seulas sinar kehidupan yang dulu pernah selintas menampakkan eksistensinya sebelum sebuah peristiwa kelam merenggut paksa seluruh kiasan kebahagiaan dari jiwanya.

Kepala Sungmin beralih ke sisi kanan ketika suara kenop pintu yang terdengar lirih tiba-tiba menyambangi indera pendengarnya. Seulas lekuk hangat kemudian dia dapatkan dari garis rupawan sang penempat hati yang sejak 3 tahun silam bersanding dengan dirinya dalam sebuah ikatan suci yang biasa mereka sebut sebagai ikatan pernikahan.

Bibir Sungmin perlahan tertarik lurus merespon sapaan sang kekasih yang tengah menyibukkan diri melepas balutan jas putih panjang dari tubuh tegapnya. Binar kehampaan yang sempat menodai mata Sungmin perlahan mulai memancarkan sinar keindahannya ketika bayang sang kekasih menjadi alih fokus pikirannya.

Setelah bersibuk diri melepas jas tugasnya sambil menata tumpukan lembaran kertas yang turut dia bawa ke ruang rawat Sungmin ke dalam genggaman tangannya, lelaki rupawan bersurai kecokelatan itu kemudian berderap menghampiri ranjang Sungmin lantas menempatkan pantat di hadapan kekasihnya. Wajahnya perlahan terdorong ke wajah Sungmin berniat menempatkan satu kecupan hangat di kening.

"Maaf telah membuatmu menunggu lama," katanya penuh sesal. Sungmin tersenyum, kepalanya menggeleng dua kali tidak membenarkan untaian kata maaf yang terucap dari bibir lelakinya.

"Jangan meminta maaf ketika kau sama sekali tidak melakukan sebuah kesalahan, Kyu," tutur Sungmin pelan namun tegas, mengindikasikan kepada Kyuhyun bila dirinya memang sangat menyesalkan sikap Kyuhyun yang seringkali mengucap kata maaf di saat dirinya sama sekali tidak melakukan sebuah tindak kesalahan.

Kyuhyun kembali mengukir senyum, satu kecupan kecil dia tempatkan di bibir Sungmin kemudian meraih jemari tangan Sungmin dan menautkannya ke dalam ruas jemarinya.

"Perutmu sudah tidak bergejolak?" tanya Kyuhyun yang dibalas gelengan kepala dari Sungmin. Sesaat Kyuhyun teridam menatap lekat-lekat binar keindahan di mata Sungmin yang terpancar secara tidak menentu menuai getar pedih di sudut hatinya.

Hela napas berat terlepas dari celah bibirnya, tautan jemarinya semakin erat ketika sudut matanya tanpa sengaja mengerling lembaran kertas yang terletak di ranjang Sungmin. Kyuhyun mencondongkan tubuh, sekali lagi mengecupi wajah Sungmin setelahnya bergerak melekatkan kening mereka dalam genggaman tangan yang kian dia eratkan.

"Sayang, sebelumnya aku ingin bertanya kepadamu_."

Kyuhyun meneguk berat salivanya disela lekuk simpul disudut bibirnya ketika melihat anggukan semangat dari Sungmin yang terefleksi secara gestur tubuh bila pria cantik itu menyetujui lontaran kalimatnya. "Apa dulu kau pernah mengalami demam tinggi yang tidak kunjung turun?" tanya Kyuhyun akhirnya dalam getar nada merendah.

Kening Sungmin berkerut tajam, tubuhnya mendadak bergetar hebat ketika putaran ingatan membuahkan berondongan kilasan masa lalu yang silih berganti berbayang di penglihatan menuai rasa traumatik berlebih hingga nyaris membuatnya berteriak marah bila Kyuhyun tidak sigap menekan urat nadinya serta membisikkan kalimat-kalimat penenang di telinganya.

"Sungmin. Sayang, sudah hentikan. Jangan memaksakan ingatanmu," bisik Kyuhyun menenangkan sambil meraih sisi wajah Sungmin dan menatap lekat bola mata Sungmin yang sekilas bergerak kacau. Tenggorokan Sungmin bergerak cepat menandakan bila sang empu tengah menelan saliva secara cepat demi menetlarkan debaran jantung yang sempat berdentum kacau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE WARM SMELL OF RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang