{Ryna pov}Dimana ini? kenapa tempat ini indah banget? Gue menunduk memperhatikan baju yang gue pakai. Kenapa gue pake baju kek cinderila. Mahkota? gue make mahkota? Sepatu gue? Sepatu berlian?
"Putri Ryna!!" Seketika gue mencari sumber suara itu. Dan seketika mata gue terbelalak.
"Putri Ryna.. Sudah lama menunggu" Gue menatap tak percaya kearah Pria dihadapanku ini yang sedang mengatur nafasnya. Gue pikir dia lebih tampan daripada Aktor korea.
"Putri Ryna?" Dia menaikkan alisnya. "Apakah ada yang salah dengan penampilan Pangeran?" Tunggu tunggu. Dia bilang apa tadi? Pangeran? dan Gue Putri?
"Eh.. oh.. nggak ada! Pangeran tampan" Seketika gue langsung menutup mulut gue yang terlalu jujur ini. Anjir! ni mulut kenapa langsung ceplas ceplos sih?! Gue liat Pangeran malah melangkah mendekat. Hingga sekarang tak ada jarak lagi diantara kami. Dia memegang tangan gue yang masih membekap mulut. Di genggamnya tangan gue dengan halus. Manik mata kami saling bertubrukan. Dia menatap gue dalem banget.
"Putri Ryna.. Maukah Putri menikah denganku?" Damn!! Gue masih SMA loh ini. Ingin rasanya gue menggeleng dan menjelaskan bahwa gue ini masih dibawah umur. Tapi, yang ada malah gue mengangguk malu malu. Dan membuatnya tersenyum sumringah. Seketika dia mendekatkan wajahnya ke wajah gue Hembusan nafasnya menerpa wajah gue. Pelan tapi pasti dia mulai mendekatkan bibirnya ke bibir gue. Dan ketika bibir kami kian dekat gue memejamkan mata. menunggu dengan hati yang berdebar debar.
•~•
Gdubrak!! Gduabrak!!
Shit!! Gue terbangun ke alam nyata. Dengan keadaan kaget setengah mati.
"ABANG!!!" Teriak gue sambil melemparkan bantal kearah bang Deren yang sedang tertawa sambil memegangi balok kayu. Eh buset... Balok kayu ntu dapet darimana yak??
"Lo bisa nggak sih dateng kerumah nggak usah ganggu gue?! Lenyap deh mimpi gue yang indah ini." Ujar gue sambil menatap abang gue tajem. Setajem silet.
"Ye.. suruh siapa daritadi dibangunin malah ngigo. Pangeran.. Njir!! gue bisa nebak. lo mesti mimpi aneh aneh kan??" Ucap Bang Deren. sambil nunjuk nunjuk gue. dengan tatapan yang menyelidik.
"ih sotau.. udah ah gue mau mandi dulu." ucap gue. Kemudian melangkah menuju balkon. Mengambil handuk Gue yang gue jemur di balkon.
"tumben mandi pagi.. lo masih waras kan??" et tunggu.. pagi? ini jam berapa sih?
"ya masih lah! Emang sekarang jam berapa?"
"Masih jam empat" Anjir... Jam empat??
"Si Anying!! Kalo masih jam segini ngapain lo bangunin gue?!!" Ucap gue sebel.
"Hehe gue kan baru nyampe rumah jam setengah empat tadi.."
"Aihs udah ah lo minggat sono! mending gue nglanjutin mimpi tadi. daripada ngurusi lo" Gue melangkah kembali membaringkan tubuh gue diatas kasur. menarik selimut dan kemudian mencoba memejamkan mata. Berharap mimpi tadi dilanjutkan..
"Yah...yah...yah.. Jangan tidur lagi dong.. gue kan bangunin lo buat nemenin gue. Masa iya lo tega sama gue. Ini gue baru balik dari Singapura lho.. lo nggak kangen apa? Ryna!! Ryn!! Aul!!" Oh iya. gue belum cerita ya? Abang gue ini emang baru balik dari Singapura. Dia jenguk temennya yang sakit di sana. Padahal baru tiga hari lalu hidup gue tenang tanpa gangguan dari Bang Deren. eh dianya malah sekarang tau tau nongol dikamar gue. Pake acara nggebrak meja segala lagi.
"Bodo bang bodo.. Mending lo minggat lagi aja sono! Gue mau tidur!!" Ucap gue. Sedetik kemudian gue mulai terlelap kembali ke alam mimpi. Dan kalian tau gue mimpi apa? Mimpi gue yang tadi dilanjut guys!! YEY!
👍👍👍{Deva POV}
"Putri Ryna??" Gumam gue. ketika mengingat mimpi tadi. lo tau.. Gue tadi mimpi apa? Gue mimpi ciuman sama Putri Ryna. Gue ngelamar dia. dan dia nerima gue. Anjir!! Gue masih SMA dan di mimpi itu tadi gue make baju kerajaan. Astoge!! Gue jadi pangeran?? Au ah.. mending gue mandi terus berangkat sekolah dah. Mungkin mimpi tadi akan selalu membekas diingatan gue.
***
"Deva!!" Seseorang memanggil gue. Tanpa melihat pun gue tau dia. Siapa lagi orang yang punya suara cempreng kek gitu selain Nina.
"Dev.. Gue punya kabar gembira buat lo!!" Teriak Nina tepat di telinga gue.
"Lo bisa nggak sih nggak teriak teriak!" Dengus gue.
"Ini kabar soalnya penting banget!!" Ucapnya menyejajari langkah gue yang lebar.
"Apaan?" Tanya gue acuh Tanpa memperlambat langkah.
"Gue punya ID Line nya Gladis Gebetan lo!"
Seketika langkah kaki gue terhenti. Gue menatap Nina dengan mata yang penuh harap."Gue minta yayaya..." Ucap gue memohon. Sambil menggegam tangan mungilnya.
"Boleh.. Tapi---" Belum sampai Nina menyelesaikan kalimatnya. Gue langsung memeluk Nina.
"Lo emang Sahabat gue yang paling the best deh.." Ucap gue masih sambil memeluknya.
"Ehem.. Dev? kita lagi ada di sekolah lho ini.. Lepas ah!" Ujar Nina sambil melepaskan diri dari pelukan gue.
"Ya elah.. Jarang loh cogan kek gue ini meluk cewe." Ucap gue sambil menaik turun kan alis. Njir.. Dia malah masang wajah seolah ingin muntah.
" Lo bilang apa? Cogan?" Sekarang dia malah lagi nahan ketawa.
"Lah iya Emang gue Cogan" Ucap gue sambil merapikan rambut ke belakang.
Kemudian tersenyum seolah model."Ngimpi!!" Ucap Nina sambil mengacak rambut gue.
"hedeh.. Cepet mana ID nya dia? Gue minta sekarang" Tangan gue merogoh rogoh kantong mengambil benda pipih yang ada di dalam kantong.
"Tapi lo traktir gue nanti.." Ucapnya sebelum memberi kan ID line.
"Iya iya nanti gue traktir deh sepuas lo.." Seketika mata Nina berbinar senang. Dengan cepat dia merebut Handphone gue kemudian mengetik sesuatu yang pasti ID Line yang gue mau. Setelah selesai mengetik. Nina mengembalikan handphone gue ke gue.
"Oke thanks" Gue mengecek hp gue sekilas. setelah itu memasukkan kembali hp gue kedalam saku celana.
"Siapa dulu donk? Nina gitu loh" Ucap nya menyombongkan diri sambil mengibaskan rambut.
"Iyah" Ucap gue kemudian melanjutkan langkah kaki menuju kelas tercintah. dengan menggandeng tangan Nina.
💖💖💖
