Chapter 12

1K 104 14
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca dan komen setelah membaca.

Dont be silent readers juseyo...





Happy Reading...















Retret bisnis Shinhwa Group berjalan menyenangkan. Stress yang didapat selama bekerja sedikit menguap. Semua karyawan wajib mengikuti semua kegiatan termasuk game. Bahkan CEO Shinhwa pun tak boleh absen dari kegiatan wajib ini. Karena kegiatan ini memang sudah ada selama bertahun-tahun.

Sudah jam 10 pagi. Karena ini adalah hari terakhir retret, semua orang sedang berkumpul di aula untuk acara sesi curhat. Semua karyawan duduk di meja yang sudah ditata melingkar. Bedanya di tempat duduk kali ini di bagi menjadi dua kelompok. Kelompok wanita dan kelompok pria, saling duduk berseberangan. Semua orang diberi waktu selama 3 menit untuk bercerita bebas.

Ahra duduk di meja bagian depan kelompok wanita. Dia bosan mendengar orang yang maju untuk bercerita selalu membahas tentang masalah cinta. Bukannya dirinya keberatan tentang hal itu. Tidak sama sekali. Tapi dia jadi teringat kehidupan cintanya yang ruwet.

Ahra menghela nafas panjang, bertanya-tanya kapan sesi ini berakhir, lalu dia menatap ke depan dan melihat Joshua duduk di barisan depan. Joshua meletakkan kedua tangannya di atas meja, kepalanya dimiringkan sedikit ke kiri dan dagunya hampir menempel di atas tangannya. Dia terlihat sedang asik mendengarkan orang yang sedang bercerita. Ahra baru sadar Joshua terlihat tampan sekali jika dilihat dari jarak tak terlalu jauh seperti ini, pantas saja banyak karyawan wanita yang terpesona saat Joshua lewat, sayangnya Joshua hanya melihat dirinya seorang. 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu tiba-tiba Joshua mengarahkan pandangannya pada Ahra setelah beberapa saat lalu menghadap ke arah lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu tiba-tiba Joshua mengarahkan pandangannya pada Ahra setelah beberapa saat lalu menghadap ke arah lain. Ahra malu dan menunduk setelah ketahuan memandangi Joshua diam-diam. Dan Joshua pun hanya tersenyum pada Ahra. Mengabaikan pipi-pipi gadis lain di belakang Ahra yang merona karena senyumnya yang indah.

Joshua maju. Ahra menghela napas, berharap tidak mendengar sesuatu yang aneh.

"Anyyenghaseyo, Hong Jisoo imnida, or you can call me Joshua," beberapa gadis di belakang Ahra menjerit tertahan sambil bergumam, memuji ketampanan Joshua, membuat Ahra mendengus sebal.

Will You Marry Me? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang