'Gadis ini... '
Kaitou memang tidak bisa menjelaskan apa yang ada di benaknya saat ini secara spontan, namun ada sesuatu yang aneh pada gadis itu.
Tapi, apa?"Hei, jika tidak ada keperluan apapun, biarkan aku lewat. "
Kaitou tersentak dari lamunannya, menyadari nada bicara gadis itu yang agak sinis, tidak bukan sinis, melainkan sangat dingin. Begitu juga dengan tatapan gadis itu.
"A-ah iya, maaf ya? Kupikir tadi kau teman adikku. " ucap Kaitou sembari meminta maaf, dan memilih untuk meninggalkan gadis itu, dan kembali menghampiri teman-temannya.
'Dingin... Ini perasaanku sajakah?' batinnya sembari menggerakkan tangannya yang terasa agak kaku, seperti membeku.
"Makanya Kai, jangan sembarangan PDKT," ledek seorang pemuda dengan surai hijau, yang memiliki sepasang mata berwarna biru tua.
"Aku bukannya PDKT, Jun. Hanya saja, ah lupakan. "
Kaitou memilih untuk tidak melanjutkan ucapannya. Terkadang memang ada sesuatu yang tak perlu dibahas secara berlebihan."Ngomong-ngomong, apa hari ini akan baik-baik saja? Sepertinya hujan akan turun dengan deras. " komentar Jun, membuat Kaitou menengadahkan kepalanya ke langit. Menatap awan kehitaman yang menghiasi langit yang tadinya begitu cerah.
'Aneh... Tak biasanya langit mendung tiba-tiba seperti ini. Apakah ini artinya pangeran Black Sun itu disini?'
***Sepeninggal pemuda aneh itu, Yukino memilih untuk melangkah menuju teras sebuah bangunan yang cukup sepi, sembari menatap langit yang saat ini tengah mendung.
'Semoga saja, hujannya tidak turun. '
"Putri? Anda baik-baik saja?"
Yukino menoleh, hanya untuk menemukan sosok seorang pemuda dengan surai abu-abu dan memiliki sepasang mata berwarna dark blue yang saat ini telah berdiri di sampingnya."Yamato? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yukino, kembali mengalihkan perhatiannya pada langit yang sampai saat ini masih mendung.
"Putri bicara apa? Tentu saja aku disini untuk melindungimu. " ucap pemuda itu, Yamato Reo.
"Jangan meremehkanku seperti itu. " ketus Yukino, sembari melirik tajam pada pemuda itu.
"Putri jangan berkata begitu. Aku hanya tidak mau terjadi sesuatu pada anda. "
"Haah, terserah. "
Dan gadis itu segera beranjak dari posisinya dan melangkah pergi dari tempat tersebut. Sebelum Reo sempat mengatakan apapun.
"Aku tak mengira kau masih saja menjaga putri sombong tak tau terima kasih itu, Yamato. " ucap seorang pria dengan pakaian serba hitam, yang saat ini muncul tiba-tiba di hadapan Reo. Salahseorang anggota dati kerajaan Black Moon.
"Kau bicara apa paman? Tentu saja aku harus melindunginya. Dia itu saudaraku satu-satunya. " komentar Reo, yang membuat sosok itu tertawa sembari berkata,"Saudara? Kau jangan membuatku tertawa. Kau itu hanyalah saudari tirinya. Dan jika saja saat itu kau menyingkirkannya, bukankah tahta Kerajaan Black Moon, akan menjadi milikmu?""Maaf saja. Jangan samakan aku denganmu yang haus harta dan mau mengkudeta abangmu sendiri. "sinis Reo.
"Terserah kau mau mengatakan apa bocah. Namun yang pasti, ingat tujuan awal kita. Mencari dan memusnahkan pangeran White Sun. Ingat itu," ucap pria itu sebelum pergi begitu saja.
'Kudeta? Maksud mereka apa? Apa jangan-jangan mereka dari Black Moon? Aku harus segera mencari pangeran. ' gumam seorang pemuda yang tak sengaja mendengar percakapan tersebut. Ia yang awalnya hanya berniat untuk menuju ke kantin itu, terhenti saat melihat dua sosok yang menurutnya cukup mencurigakan.
'Apa orang itu pangeran dari Kerajaan Black Moon? Mungkin saja. ' batinnya sembari meninggalkan tempat tersebut.
***Saat ini, Yukino tengah berjalan-jalan di sekitar taman sekolah, pikirannya melayang pada percakapannya dengan mendiang ayahnya itu.
"Yukino, kau adalah calon pemimpin dari Black Moon. Karena itu, jika saatnya telah tiba, kau harus mampu memimpin mereka semua. "
"Tapi, kenapa tidak Yamato? Dia juga putra ayahanda kan? Selain itu, aku ini wanita. Mana mungkin aku bisa memimpin mereka semua. "
"Yukino, kau bisa melakukannya. Selain itu, kau juga menguasai sihir kerajaan kita dengan sempurna. "
"Ayahanda... "
Yukino terdiam sembari menundukkan kepalanya. Ia merasa menjadi seorang pemimpin itu terlalu berat untuknya. Memimpin sebuah kerajaan? Mengurus dirinya sendiri saja, ia masih kesulitan. Dan juga, syarat yang tidak akan bisa dipnuhinya hingga saat ini, adalah mengendalikan air dan menurunkan hujan. Ia tidak akan bisa melakukannya, sampai kapanpun.
"Tenang saja. Kau tidak perlu memikirkannya sekarang. " ucap pria itu sembari tersenyum dan mengusap surai keunguan putri semata wayangnya.
"Baiklah, ayahanda. Aku akan melakukan yang terbaik, untuk Ayahanda, Diriku sendiri, dan seluruh rakyat kerajaan Black Moon. " ucap Yukino, yang membuat pria itu tersenyum dan berkata,"Terima kasih. ""Putri, ternyata anda disini. "
Panggilan itu, membuat Yukino menoleh, dan dibelakangnya telah berdiri seorang gadis dengan surai biru muda."Lilith? Kau mengagetkanku. Dan jyga, jangan memanggilku putri, kau ini sahabatku. Tidak usah bersikap terlalu formal padaku. "
"Aku tau, tapi anda tetap saja Putri dari-"
"-Sudahlah. Tolong jangan ungkit hal itu disini, bisa berbahaya jika ada mata-mata dari kerajaan White Sun. " ucap Yukino memotong ucapan gadis itu."Baiklah putri- ah maksudku, Yukino. " ucap gadis itu, Lilith, sembari tersenyum.
"Terima kasih, Lilith. Maaf, aku sudah banyak merepotkanmu dan Yamato. " ucap Yukino sembari menarik nafas singkat, sebelum menengadah ke langit.
"Yukino, kau bicara apa? Kau ini sahabatku. Dan juga, ini sebuah kehormatan bisa bersahabat denganmu. "
"Sekali lagi terima kasih. " ucap Yukino sembari tersenyum dan membungkukkan tubuhnya, membuat Lilith menggeleng dan berkata,"A-ah, anda berlebihan. "
"Ayo kembali ke lapangan. Sebentar lagi, sepertinya acara penyambutan akan dimulai. Ayo, Yukino. " ajak Lilith, yang membuat Yukino mengangguk, dan mereka segera menuju ke lapangan tempat yang lainnya berkumpul.'Jadi ternyata dia itu calon penguasa Black Moon? Tak kusangka, Black Moon, harus dipimpin oleh gadis cengeng dan ingusan seperti dia. Tapi, tak masalah, itu artinya aku bisa memusnahkannya lebih cepat, dan mendapat hadiah yang dijanjikan. 'seringai sosok itu, di balik sebuah gudang tua yang berada tak begitu jauh dari taman tersebut.
***
Bold+Italic->flashback
KAMU SEDANG MEMBACA
White Sun and Black Moon(Hiatus)
FantasyMatahari dan bulan tak pernah ditakdirkan untuk saling berdampingan. Karena mereka mempunyai unsur bawaan yang saling berlawanan. Namun meskipun berlawanan, mereka ditakdirkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Karena sang Matahari takkan bisa...