Jangan sengaja menjauh, entar lo kangen.
- What's love?
Author"Rumah lo dimana?" Boby menoleh ke arah gadis di sampingnya. Gadis itu tetap diam. Bahkan, sudah 15 menit mereka berada di dalam mobil, dan sudah keberapa kali Boby mencoba menanyakan alamat gadis di sampingnya ini. Tapi tetap saja pertanyaannya dihiraukan begitu saja.
"Ck!" Boby mengerem mendadak mobilnya sehingga gadis disampingnya itu terhuyung kedepan. Terdengar suara klakson mobil di belakangnya saling bersahutan. Memberitahunya agar segera minggir dari jalan mereka. Boby tidak menghiraukan suara klakson mobil-mobil itu. Malah dia fokus menatap tajam gadis yang duduk di kursi penumpang disampingnya itu.
"Lo mau kita babak belur gara-gara lo ngehalangin jalan mereka?" Rara balik menatap tajam ke arah Boby. Seketika tatapan Boby melembut.
"Gue cuma mau lo ngomong dan ngejawab pertanyaan gue, Ra" lembut Boby lalu menginjak pedal gas nya. Menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Gue udah bilang kalo gue dijemput sama kakak gue. Lo nya aja maksa gue biar pulang bareng lo" Boby sedikit menoleh ke arah Rara. Dia menghela nafas, gadis disampingnya ini memang akan susah ditaklukan olehnya.
"Oke. Sekarang mau lo apa? Gue cuma mau ngan-"
"Gue mau turun disini!" Belum sempar Boby meneruskan kata-katanya, seruan Rara membuatnya diam. Boby lalu menepikan mobilnya.
"Terserah lo, Ra. Tapi ini baru awal. Hari ini gue ngalah, untuk selanjutnya jangan harap gue bakal nyerah gitu aja" ucap Boby sungguh-sungguh.
"Masa bodo gue!" Rara turun lalu membanting pintu mobil Boby keras. Lalu dia berjalan melawan arah mobil Boby. Boby belum pergi dari sana. Dia melihat pantulan bayangan Rara lewat spion mobilnya.
"Dasar keras kepala" lalu sebuah senyuman terukir di wajahnya. Boby melihat Rara menyetop taksi. Boby tersenyum miring lalu menjalankan mobilnya membelah jalan ibukota.
***
"Lo emangnya kemana, Ra? Sampe-sampe lo gak ngasih gue jemput lo. Lo punya pacar ya?" Tedy mengoceh setelah melihat Rara masuk ke rumah.
Rara mendengus lalu berjalan melewati Tedy, kakaknya dan langsung masuk ke kamarnya.
"Woii adik kurang ajar lo yaaaaa... Bukannya ngejawab malah ngelewatin gitu aja" teriak Tedy dari bawah.
Sekarang Rara berada di kamar tercintanya. Tempat ternyaman yang ada di rumahnya. Tempat dimana Kak Tedy tidak akan mengganggu privasinya, ya kecuali dia tidak mengunci pintunya. Rara merebahkan tubuhnya diatas kasur berwarna biru laut kesayangannya. Rara menerawangkan pikirannya ke kejadian tadi di ruang guru, tepatnya diluar ruang guru di koridor menuju kelasnya. Dia mengingat pertama kalinya Alvin si beruang kutub berbicara padanya.
"Ahh.. kenapa sih gue mikirin kejadian tadi?" Rara menepis pemikirannya tadi. Semakin lama mata Rara semakin berat, akhirnya Rara terlelap.
***
Hari ini adalah hari pertama pembinaan untuk lomba. Rara dan Alvin sedang menunggu Pak Budi untuk datang ke tempat mereka berada. Yaps, sekarang Rara dan Alvin berada di perpustakaan sekolah. Perpustakaan sangat sepi. Pastinya, ini adalah jam pulang sekolah dimana semua murid berlomba lari dari kelas menuju parkiran atau gerbang sekolah untuk meninggalkan tempat bak neraka ini. Tentunya bagi pemikiran orang-orang malas. Mereka menyingkirkan sementara rumus matematika, pembelajaran sel, guru yang killer dan lain-lain. Untungnya Rara dan Alvin bukan salah satu jenis dari makhluk-makhluk itu. Walaupun mereka berada di dalam ruangan yang sama, bahkan di meja yang sama. Mereka tidak saling berbicara satu sama lain. Alvin fokus dengan buku tebalnya, sementara Rara menelungkupkan kepalanya ke meja dengan telinga yang disumpal headshet.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Love? (Revisi)
Novela JuvenilWARNING!!! Cerita ini lagi revisi (slow revisi). Jadi, kalau nggak mau kejang-kejang, jangan dibaca!! SADIS. Satu kata yang menggambarkan seorang Rachel Amanda. Rara adalah murid pindahan di SMA Bhakti Mulia. Dingin, cuek, mulut pedas sudah menjadi...