Kalau biasanya anak YAB selalu bertujuh menatap teriknya sang mentari di siang bolong seperti ini, tetapi sekarang bertambah tiga orang. Chanyeol, Sejeong, dan So Hyun.
Sekarang jam menunjukkan pukul 13.00, kalian semua pasti tahu rasanya matahari jam segini. Setelah mereka semua tertangkap basah memanjat tembok untuk balik ke kelas, mereka langsung diseret ke lapangan. Beberapa hukuman sudah mereka lakukan, seperti mengelilingi lapangan 10 kali, yang cowok push up 50 kali, yang perempuan skot jump 40 kali.
Walaupun Jin tidak menggunakan seragam sekolah, ia tetap terkena hukuman. Karena dianggap ia bolos sekolah. Sekarang mereka semua sedang hormat kepada sang bendera. Beberapa murid asyik menonton, karena kelasnya freeclass.
Jungkook, rasanya gue mau ngelap keringet lo, batin IU dari dalam kelas yang sedang mengintip lewat jendela.
Kak Yoongi, rasanya mau meluk. Gue kangen. Lo ada di depan mata, tapi gue cuma bisa diem aja, batin Wendy yang juga mengintip di samping IU.
Jimin, rasanya gue mau nampar lo. Satu detik aja nggak bandel bisa nggak si? Jadi orang kok pecicilan, batin Seulgi yang sedang olahraga di lapangan.
Sejeong, walaupun gue suka nistain lo, gue sebagai kakak sayang sama lo. Tapi, dari banyaknya warga Indonesia, kenapa lo pilih Taehyung? batin Kai yang sedang melewati koridor dengan membawa beberapa tumpukkan buku dari perpustakaan untuk di bawa ke kelasnya.
Mereka hanya bisa membatin dan melihat saja, karena yang sedang di hukum di SMA Bangtan tidak boleh diganggu sama sekali.
Mereka semua berbaris membentuk dua shaf, depan 5 dan belakang 5.
"Masih kuat?" tanya Jin khawatir, So Hyun mengangguk dan tersenyum. Mengartikan kalau dirinya baik-baik saja.
Tanpa berpikir lama tangan Jin langsung menggapai tangan So Hyun, di belakang ada Chanyeol yang melihatnya. Walaupun sakit, ia berusaha menerima.
"Jin, nanti kalo ada guru," kata So Hyun takut.
"Gurunya takut sama aku, kamu tenang aja."
"Baru pertama jadian, masa di hukum, maaf ya," bisik Taehyung ke telinga Sejeong.
"Nggak apa-apa, gue mau tau rasanya di hukum," jawab Sejeong yang juga berbisik.
Dari arah parkiran, seorang perempuan turun dari dalam mobil. Ternyata Bu Rika, ibunya Jin. Dengan langkah cepat, ia mengarah ke lapangan. Anak-anak bingung, lebih tepatnya takut Bu Rika akan mengomeli mereka. Lama-lama semakin mendekat, dan...
Bu Rika langsung memeluk Jin erat.
"Sayang, Mamah minta maaf, Mamah salah," ucap Bu Rika sambil mengusap punggung Jin lembut. Anak-anak heran, begitupun dengan Jin.
"Mamah selama ini egois, Mamah nggak pernah ngertiin kamu, Mamah cuma mentingin kehidupan Mamah sendiri. Apa yang menurut Mamah baik selama ini, ternyata itu nggak baik menurut kamu. Mamah benar-benar minta maaf, jangan pergi lagi. Cuma kamu yang Mamah punya satu-satunya," kata Bu Rika sendu, pipinya pun sudah basah dengan air mata. Tetapi tidak ada respon dari Jin, tangan Jin yang kiri tetap menggenggam erat tangan So Hyun. Dan tangannya yang kanan, ia biarkan saja.
Yang lain pada melihatinya, semua ikut merasakan sedih. Chanyeol pun yang merupakan musuh besar Jin, matanya sudah berkaca-kaca, ia kasihan. Chanyeol merasa hidupnya sempurna, ia anak satu-satunya, berprestasi dalam sekolah, keluarga berkecukupan, orang tuanya sayang dan peduli, dan tiba-tiba ia sadar kalau selama ini Jin nakal bukan kemauannya. Tetapi ada suatu hal yang mendorong Jin menjadi berubah seperti itu.
Karena tidak ada respon sama sekali dari Jin, lama-lama pelukan Bu Rika sedikit berkurang, tidak seerat tadi. Dan akhirnya pelukan itu sudah terlepas, Bu Rika ingin menatap Jin. Tetapi, dengan tiba-tiba Jin langsung memeluk Bu Rika dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya masih setia menggenggam So Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Bangtan
Fanfiction[CERITA LENGKAP] Hanya sebuah kisah klasik anak SMA seperti biasanya. Anak yang berandal, anak yang tidak patuh, dan selalu melanggar tata tertib sekolah. Masa SMA juga biasanya adalah tempat menemukan cinta atau sekaligus berakhirnya cinta? Apa pun...