Dangerous Command

18.8K 917 35
                                    

Naruto disclaimer by Masashi Kishimoto

Warning : Cerita ini dibuat hanya untuk kesenangan belaka dan bukan untuk menjatuhkan karakter Masashi Kishimoto maupun untuk dikomersilkan.

*

*

*

Langkah tenang bergema di lorong penginapan. Tubuh jangkung berjalan tak pelan. Membawa sosok tak kalah semampai di pundak kanan.

Geraman kesal terus terdengar. Rapal mantra 'Teme. Brengsek. Mesum. Kurang ajar.' berulang bagai kaset rusak. Sesekali rambut raven ditarik kasar. Atau punggung kekar dipukul 'sayang'.

Pintu shoji dibuka dengan kaki kanan. Bergeser halus menampilkan ruangan lega nan mewah. Di sana futon besar empuk tergelar di tengahnya.

Bunyi bedebam keras menjatuhkan tubuh kekar tepat di atas futon. Umpatan menyusul kemudian.

"Aku bukan karung beras, dasar Teme! Tak bisakah kau perlakukan lebih baik?!"

Si Teme mendengkus. Sudah biasa mendengar racauan berisik sang Hokage.

"Jangan manja, Dobe. Dewasalah. Kalau kau ingin diperlakukan lebih baik, aku baru akan melakukannya sekarang."

Seringaian terkembang. Wajah tan berubah pucat.

Satu tangan membuka baju jingga. Nampak tali-tali panjang melilit tubuh kekar di baliknya. Puting dada kemerahan menantang di antara tali menghimpit.

"Tung-kau masih ingin melanjutkan? Tapi aku sudah melakukan yang kau perintahkan! Bahkan aku mengacaukan rapat hari ini karena kau. Kumohon biarkan aku beristirahat sejenak."

Panik menghantar di seluruh tubuh tervisual nyata. Nada sarat memohon minta belas kasih, sayang tak digubris.

Alis hitam menukik.

"Kalau kau tak ingat, perintahku adalah kau harus menurutinya satu hari ini. Perintahku berlaku dua puluh empat jam. Dan ini masih siang."

Napas tercekat.

Belahan bibir terbuka berniat protes terputus, terbungkam ciuman dalam. Lidah meliuk lihai menjamah isi rongga mulut. Mengecap rasa memabukkan dari saliva bercampur. Erangan tertahan mengirim vibra.

Tubuh menegang berangsur meleleh bagai es. Pertahanan runtuh terhapus kabut nafsu. Pada akhirnya, ia menyerah diri di atas futon nyaman.

Tangan kanan putih menelusur sepanjang dagu tegas. Berpindah pada kulit tan menuju selatan. Ikatan tali mengelilingi dada bidang menambah keseksian. Puting menonjol dimainkan penuh gairah.

"Hnghh ...."

Ah, desahan yang tertahan. Sangat disayangkan memang. Begitu saja sudah membuat darah berpusat pada organ di antara kedua kakinya. Menghantar ereksi mendesak di antara celana kian sempit.

Semangat menggebu. Jemari panjang memainkan puting dengan ibu jari dan telunjuk. Atau memilin dan menarik penuh sensual. Desahan tertahan menjadi hadiahnya.

Ciuman berpindah. Bibir tipis menghisap puting lainnya. Tak mau menyiakan dua titik erotis pembangkit gairah pada si pirang.

Kali ini erangan dan desahan tak terhalang lancar menggema. Tubuh kekar menggeliat tak nyaman. Menghantar getar aneh di bawah sana. Ereksi pun tak terhindar.

Puting menantang dan berkilat akan saliva. Berpindahlah bibir membasahi puting lainnya. Tangan kanan beralih membuka helaian kain yang menutupi kejantanan.

Naruto terlalu mabuk pada sentuhan nikmat, tak sadar telah telanjang bulat. Oh, tak sepenuhnya. Tali-tali dengan simpul masih menghiasi tubuh kekar berkulit tan.

Dangerous SituationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang