Prolog

897 14 0
                                    

Nama ku Tania Putri Nadhira,aku baru pindah dari Manado . Karna kebetulan ayah ku di pindah tugaskan ke jakarta . Jadi aku dan ibuku beserta dua kakaku pindah ke jakarta .

Aku memang punya sepupu perempuan di jakarta dan rencananya kami akan satu sekolah bahkan satu kelas . oh iya kami berdua punya sifat jail yang sama . hihi . .

Dan hari ini hari pertama ku masuk sekolah ini 'CENDRAWASIH' nama sekolah ku yang ditulis dengan huruf kapital besar-besar di atas gerbang sekolah ini .

Karna aku baru disini tadi aku berangkat bareng sama Karina Adiwijaya . Dia sepupuku yang paling akrab denganku,meskipun jarak kita jauh tapi komunikasi diantara kita terjalin bagus .

"Ayo turun . ." karina mengajak ku turun setelah sampai di parkiran sekolah cendrawasih yang ku balas dengan anggukan .

Sebelum ahirnya dia mengantarkan aku keruang kepala sekolah dan dia pergi lebih dulu kekelas . setelah bel berbunyi pertanda masuk kelas,Ibu Rahayu wali kelas ku mengajak ku menuju kelas baruku .

"Selamat pagi anak-anak . ." ku dengar ibu rahayu memulai percakapannya ."kalian hari ini kedatangan teman baru,ayo perkenalkan nama mu" . Ibu rahayu tersenyum padaku .

"Hallo . . nama ku Tania Putri Nadhira pindahan dari manado ." ku ahiri dengan senyum terbaik yang aku bisa ."baik,sekarang kamu duduk disebelah karin . .". Ibu Rahayu

Aku langsung menuju meja karin seperti kata bu rahayu tadi . karin tersenyum ceria pada ku . sementara ibu rahayu sudah mulai menulis materi pelajaran hari ini .

Setelah berkutat beberapa jam dengan pelajaran bell pertanda istirahat pun berbunyi . karin langsung menarik ku ke kantin dan memesan makanan serta minuman untuk kami ."lo masih suka bawa motor gede ??" . karin bertanya sambil menelan batagornya ."masih tapi diem-diem . ." .

"Kenapa" tanya karin ."katanya dia gak mau gue nanti kaya bang Reno". Adipati Reno itu kakak keduaku dia dulu pernah kecelakaan waktu balapan sama temen-temennya dan motor kami bertiga ahirnya disita sama ayah .

"Bokap lo masih trauma aja,padahal kan itu dah lama banget . terus lo pake moge siapa selama ini ??". Karin

"Gue beli sendiri . jadi waktu bokap nyita motor gue,gue sering ngerental motor buat balapan dan duitnya gue kumpulin buat beli motor".

"Jago dong lo bawa motornya ?" karin tersenyum usil ."ya gitulah . .". Ku jawab cuek senyuman usil karin ."bisa dong kita balapan nanti malem". Aku memang tau karin jago bawa motornya ."motor gue masih dimanado". Aku coba ngeles karna biasanya karin kalau ngajakin tanding pasti ada imbal baliknya buat yang menang atau kalah dan dia orangnya itu paling jail kalau soal minta imbalan . bukannya takut kalah tapi karin bukan orang yang tepat buat balapan sama aku,kemampuannya jelas diatas ku .

"Tenang aja soal motor,gue yang siapin semuanya dan seperti biasa aturan mainnya". Aku gak punya alesan buat nolak balapan ini .'mampus gue' batinku .

***

Seperti perjanjian tadi disekolah disinilah aku sekarang di arena balap . disini ada aku karina dan beberapa orang yang sepertinya teman karina .

Dan hasilnya seperti yang aku duga,aku kalah dari karina . Sesuai perjanjian yang menang berhak meminta apa saja dan yang kalah harus mau .

Kita sudah duduk di kafe dekat arena balap tadi ."jadi apa yang lo mau". Aku bertanya karna penasaran sejak tadi karin tidak membahas imbalan apa yang bakal dia minta .

Dia tersenyum misterius,ngebuat aku makin gugup karna merasakan perasaan tidak enak ."lo tembak cowo ini". Karin tersenyum sambil memberikan selembar foto cowo yang kalau diliat memang ganteng si .

"Lo gila !? . . gue aja gak kenal sama nie cowo masa iya lo nyuruh gue buat nembak dia ?!". Asli aku kesel banget sama karin .

"Eits . . lo gak boleh protes kan dah perjanjian . lagian gue pasti bantu lo buat kenal dia . Namanya Alden Anggara biasa dipanggil gara dia anak cendrawasih juga,anak kelas tiga ." karin .

"Tapi karin" . ucapan ku terpotong ."ga da tapi-tapian,ayo balik . ." . dan dia langsung jalan duluan keluar kafe .

***

"Lo gak salah kan karin ?" aku bertanya hampir histeris . melihat wujud asli cowo yang harus aku tembak karna perintah karin . karna cowo yang aku liat sekarang jauh dari persepsi ku semalam,aku kira dia good boy .

Tapi yang aku liat sekarang,seorang cowo sedang meroko di belakang sekolah padahal ini sudah masuk jam pelajaran,aku bisa disini karna karin menyeretku dengan alasan pada guru kami akan ketoilet .

Dari penampilannya aja dia jauh dari kesan rapih baju kusut rambut berantakan . pokonya jauh dari tipe ku banget . aku memang suka balapan tapi aku bukan bad gril . liat dia begitu aku langsung mengambil jurus seribu untuk lari saat karin melepas pegangan tangannya dari ku .

Nafas ku ngos-ngosan saat sampai di kelas untung guru tidak bertanya apa-apa saat aku masuk kelas tanpa karin dan nafas ku yang tersenggal-senggal .

Memang ada beberapa teman sekelas ku yang memperhatikanku tapi aku tidak peduli dan langsung duduk di kursi ku . karin sampai setelah agak lama dari kedatangan ku tapi aku tidak peduli . karna jujur aku kesel banget sama karin . menurutku kali ini karin keterlaluan .

"Lo bukan pengecut kan". Aku jelas tersinggung dengan ucapan karin barusan ."maksud lo ?" . sebenernya aku mengerti maksud karin ."g usah belaga lupa !". Karin menjawab sinis .

"Fine !!" . aku langsung berdiri dari dudukku karna saat ini sudah jam istirahat . aku berjalan menyusuri koridor mencari cowo yang tadi pagi ditunjukan oleh karin . saat aku menemukannya dia sedang duduk dengan beberapa anak laki-laki sesekali mereka terlihat tertawa .

Tanpa pikir panjang "gara,bisa ngomong sebentar ??" . tentunya pandangan orang yang disitu langsung teralihkan pada ku terutama gara .

Dia terlihat bingung tapi tetap menghampiri aku . aku mengambil jarak agak jauh dari teman-teman gara ."lo mau jadi pacar gue ?" . raut bingung jelas dia tampilkan . tapi kemudian dia tersenyum sambil bersedekap .

"Sory gue gak denger lo ngomong apa ?" . aku coba sabar saat gara sepertinya sedang mempermainkan aku ."Alden Anggara lo mau jadi pacar gue ??" .

"Ya mau lah gak mungkin gue nolak pacar gue sediri". Dia langsung meluk aku dan sekarang aku yang bingung maksud ucapan gara . saat gara melepas pelukannya aku baru sadar ternyata kami sedang jadi bahan tontonan anak-anak . aku malu, sampai gara menarik tangan ku membelah kerumunan anak-anak yang menyoraki kami tadi entah kemana .

Yang TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang