by: rdhnurjanah
...
"I don't know how to taste sweet and sour, but it still tasty because i know that cake was made by you."
...
Biasanya aku tidak dan tidak akan pernah peduli dengan hari ini, tapi semenjak setahun lalu, aku mulai memikirkannya. Semua itu berawal ketika aku mendapatkan hadiah dari seseorang yang misterius di pagi bulan Agustus tahun lalu. Yang membuatnya lebih misterius adalah ia tahu kalau hari ini aku berulang tahun, bahkan aku tidak pernah menceritakannya kepada siapapun. Sahabatku saja tidak tahu, orang tuaku pun tidak pernah tahu, orang yang katanya kekasihku juga tidak tahu.
Waktu itu, aku masih ingat pukul berapa aku menemukan hadiah itu. Sepuluh pagi, mungkin lebih beberapa detik. Ia hanya dibungkus dengan kertas kado biasa, namun berhasil menarik perhatianku karena hanya dia yang tahu kalau hari ini aku berulang tahun. Aku menatap Daniel, satu-satunya orang yang sedang memerhatikanku. Dia tidak mengatakan apapun, tapi aku tahu dia sedang meminta penjelasan.
"Hari ini, hari ulang tahunmu?" Ia mengambil kotak itu dan memutarnya tiga ratus enam puluh derajat.
"Tidak penting." Kutarik kotak yang tadi sedang ia putar bolak-balik.
"Apa?" Lengannya yang kekar menarikku ke dalam ketiaknya. "Aku sahabatmu, kenapa itu tidak penting untukku?"
Aku tidak mendengarnya berbicara sama sekali, aku terlalu fokus dengan hadiah di tanganku. Apa aku harus membukanya? Siapa tahu aku mendapatkan petunjuk siapa yang memberikan ini. Aku sedikit penasaran saja, siapa dia sebenarnya? Yang aku yakini hanya satu, dia orang dari masa laluku.
"Apa kau melihat orang yang menaruh ini di lokerku?" Aku menghentikan mulutnya yang mungkin masih akan mengeluarkan banyak kalimat kalau aku tidak menutupnya dengan kadoku.
"Sejak kapan aku datang sepagi itu?" dia ada benar juga, seharusnya aku tidak bertanya kepada dia.
Aku melepas rangkulannya dan meninggalkannya begitu saja. walaupun aku tahu, ia pasti akan terus mengikutiku kemanapun juga. "Kau tidak ada kelas?" Mataku masih terkunci kepada kadoku.
"Tadinya ada, tapi tidak jadi," Ia mengambil kotakku lagi. "aku penasaran dengan ini." Ia memutar kotaknya sekali lagi.
"Aku mau ke kafe di depan situ, mau ikut?" aku mengambil kotak itu sampai membuatnya mendengus.
Walaupun akhirnya hari itu aku tidak membukanya sama sekali. Aku langsung membuangnya begitu saja, mungkin ia hanya menebak hari ulang tahunku dan kebetulan saja dia sedang beruntung. Tapi hari ini, aku menyesalinya, seharusnya aku membukanya, pasti ada suatu penjelasan di dalam kado itu.
"Selamat ulang tahun, Seong Woo." Bulu ketiakku mungkin sedang bergidik karena aku merasa ada sesuatu yang menusuk di balik kaosku.
Aku tidak pernah terbiasa mendengar suaranya. Kurasa dia bukan seorang wanita, seharusnya seorang wanita memiliki suara yang lembut, tapi ia jauh dari kata itu. Anehnya, bagaimana bisa dia ini kekasihku? Aku tidak pernah tahu kapan aku menyatakan cinta kepadanya. Setiap kali aku menanyakannya, ia hanya tertawa. Seharusnya aku menyatakan cinta kepada orang yang aku sukai, bukan orang yang menjijikan seperti ini.
"Pasti Daniel yang memberitahumu," Aku memasang senyumku walaupun aku terpaksa. "begini saja, hari ini, kan, hari ulang tahunku, kau tidak akan memberiku hadiah?" tatapanku dibuat sangat menggoda, sebenarnya aku ingin muntah setiap kali aku menatapnya.
"Oh iya, aku lupa," ia memasang tampang bodohnya. "ada sesuatu yang kau inginkan? Akan kuberikan."
"Benarkah?" Aku merapatkan tubuhku ke badannya. "Kalau begitu, aku ingin putus denganmu." Aku pergi begitu saja.
YOU ARE READING
Cake the Series (Wanna One's Fanfiction)
Fanfiction"Terkadang kamu tertipu oleh warna warni yang ditawarkan oleh sebuah kue, kau sampai lupa untuk memikirkan rasanya. Bukahkah itu mirip dengan cinta?" . . "Tidak peduli bagaimanapun rasanya kue itu, selama kau yang membuatnya, rasanya akan selalu sam...