*Prolog*

128 12 126
                                    

"Jangan pergi Aaron!"
"Please, wait for me!"

Detak jantung Sara berdetak lebih kencang saat kenangan itu muncul kembali di benaknya. Sudah 4 tahun gadis itu berusaha melupakan kenangan yang terjadi diantara ia dan Aaron. Tetapi hasilnya tetap sama .nihil.

Ia mengerjapkan kelopak matanya yang mulai diselimuti butiran bening. Ia selalu menyembunyikan perasaan sakit itu dengan sikap yang cuek. Tak salah jika mereka menyebutnya 'ice girl'. Bukan karena sombong, tetapi ia takut jika terlalu nyaman dengan seseorang ia takkan mampu untuk melupakan orang itu.
 

                                       🌹


Gadis itu menghelas napas panjang. Kebetulan ini hari minggu, itu tandanya ia akan melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia akan pergi ke toko buku untuk membeli novel yang di anggapnya menarik. Ya! Dia adalah penyuka novel. Tak ayal novelnya 'bejibun' kata Adele(teman Sara).

Tiba-tiba suara ponsel Sara bergetar, tanda bahwa ada seseorang yang menelponnya. "Adoria Saralee Elvarette, jangan bilang lo baru bangun tidur?!" Pekik Adele dari sebrang sana "Astaga Del, ini baru jam berapa? Lagian kan gue nyuruh lo buat dateng jam 10 kenapa lo dateng pagi-pagi buta gini?" sahut Sara dengan nada santainya "Lo punya jam kan?! Liat jam lo sekarang!" Sara pun menurut lalu melihat jam kecil di atas nakasnya. Sontak ia melotot saat melihat jam yang menunjukkan pukul 11.30. Pantas saja sahabatnya itu mengomel hingga telinga Sara terasa panas "Duh! Lo tuh pengen gue cepet-cepet mandi. Tapi lo sendiri yang mengulur waktu jadi lebih lama. Sekarang gue harus matiin telpon dari lo atau gue harus dengerin ocehan lo yang unfaedah banget itu?" ucap Sara masih dengan nada santai. Memang, ia adalah manusia tersantai yang pernah Adele temui. " Yaudah deh! Lo mandi sana... Yang wangi biar gue gak malu jalan ke mall sama lo!" Ujar Adele sinis " Gue aja gak pernah malu tuh jalan sama manusia kambing macam lo!" ujar Sara tak kalah dingin. "Fine! Lo menang lagi!" ucap Adele frustasi. "Up to you Adele Fradella Agatha". Setelah itu Sara memutuskan sambungan telponnya. Lalu dengan santai ia berjalan menuju balkon kamarnya untuk mengambil handuk yang akan ia gunakan nanti setelah mandi.

Kurang dari 30 menit, Sara sudah siap dengan pakaian yang menurutnya pas untuk dipakai ke toko buku."Duh, anak mama yang satu ini cantik bener sih...hmmm.. Harum pula," ucap Adriana, mama Sara."Yaiyalah, saya perempuan. Wajar kalau saya cantik. Sekarang permisi, Saya ingin lewat," Sara memang seperti itu jika berbicara menggunakan kata saya-anda kepada ibunya. Toh , jika ia berbicara menggunakan kata-kata layaknya anak dan ibu tidak ada pengaruhnya juga. Ia tidak akan menemukan kasih sayang cowok yang sangat dicintainya kembali. "Sampai kapan kamu mau bersikap dingin kepada mama,Ra?" tanya ibunya dengan suara bergetar. "Memangnya jika saya merubah sikap saya, semua yang pergi meninggalkan saya akan kembali lagi? Tentu tidak kan? Jangan buang air mata anda, karena itu tidak akan merubah saya" ucap Sara dengan nada sedatar mungkin. Ia hanya tidak ingin membuat ibunya menangis, tapi egonya terlalu besar untuk diacuhkan.







~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gaeees.... Ini cerita pertama gue😅 mohon dimaapkan jika ada typo2 yg mengganggu.
Jangan lupa vote yo!

         IG: awlyh.di
    

    

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang