Part 18

66 3 17
                                    

Sikapnya berbalik kepadaku

^
^
^

Ketika kecil kau selalu melebarkan senyuman saat melihatku, dan setelah besar kau menatapku tajam dengan mata indahmu.

Aku begini karenamu, aku terluka! Aku tidak sanggup menahan sakit yang terus menyerang perasaan dan juga tubuhku. Masih ada satu, yaitu namja yang kuharapkan agar ia selalu berada disisiku, menemaniku disaat-saat aku tak berdaya.

Oleh karena itu jangan rebut namjaku.

♡Jeny♡

|

|

|

|

"Akan aku lakukan yang kau inginkan, asalkan kau mau memaafkanku, aku akan mencoba membuatmu kuat, dan bangkit dari penderitaanmu itu."

Ucap Jimin sambil menatap tegas mata Jeny yang tengah berkaca-kaca sambil tak mau kalah menatap tajam kedua iris mata Jimin.

Cih..

Ringisnya Jeny sambil tersenyum kesal.

"Apa yang bisa kau lakukan untukku? Apa kau tuhan? Malaikat? Kau hanya gadis pengecut yang membutuhkan banyak kasih sayang, areo!"

Ucap Jeny dengan kasar sambil tak henti-hentinya menatap tajam ke arah adiknya itu. Mata Jimin kini terbelakak pasti di tempatnya, bola matanya pun kian membesar dan memutar dengan cepat menangkap lontaran pernyataan kasar kakaknya itu, bagaimana tidak Jeny mengatakan hal yang membuat hatinya tersinggung pasti. Tetapi bukannya marah/ kesal menanggapi pernyataan Jeny ia malahan memasang wajah sendunya sambil mulai menatap lembut wajah kakaknya itu.

"Girae, kau benar. Aku memang pecundang! Aku memang iri padamu, karena jika dibandingkanku eomma lebih menyayangimu, tetapi aku salah selama ini, eomma memberikan perhatian lebih kepadamu itu karena ada suatu alasan, dan kini aku mulai mengerti sekarang."

"Jadi maafkan aku!"

"Aku salah!"

"Aku, aku ..

Jimin mulai kembali meneteskan air matanya, kini ia menangis terisak-isak hingga ia tak mampu mengucapkan sepatah kata pun lagi kepada Jeny.

"Kau sudah terlambat untuk mengerti Jimina."

"Girae, aku memang terlambat. Tapi apakah kita tidak bisa memperbaiki semua ini?"

Ucapnya Jimin cepat memotong ucapan Jeny, yang matanya masih terlihat basah.

"Eonni!"

Panggilnya Jimin mencoba menatap mata Jeny kembali. Jeny pun hanya bisa menitihkan air matanya pelan, ia mencoba sekuat tenaga untuk menahan air matanya agar tidak tertumpah didepan Jimin, tetapi apa daya perlakuan, dan ucapan Jimin kepadanya itu membuat hatinya mulai terkoyak-koyak hingga ia tak mampu menahan air matanya untuk tak jatuh.

"Kumohon pergilah!"

"Kau hanya menambah lukaku Jimina."

Twins Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang