Part 14

81 15 41
                                    


¤Kesakitan yang Bertambah¤

*

*

Aku mencoba kuat untuk melalui semua ini, tapi.. yah nyatanya hidupku begitu banyak lika-liku membuatku gerah ingin menghilang dari dunia kejam ini.

Tapi tuhan tidak menginginkanku bersamanya, takdir membawaku untuk tahu dan mengerti sekarang!

Apakah aku harus bersyukur, bahagia, ataukah marah pada diri sendiri dan menyalahkan diri sendiri?

Aku harus bagaimana?, jika aku benar-benar akan kehilangannya.


Eps sebelumnya!

Saewon mendapati Jeny yang tengah terduduk di taman belakang sekolah, iapun dengan segera menghampiri gadis itu. Dengan wajah yang begitu kesal itupun tiba-tiba ia redam kembali karena ia melihat Jeny yang tengah terduduk diam membelakanginya.


"Jenya....!"

Gumamnya seseorang di sana, membuat Jeny dengan cepat segera membalikkan tubuhnya dengan cepat untuk melihat seseorang yang memanggilnya dengan suara yang tak asing bagi pendengarannya, yah itu adalah Saewon, kali ini dia berada tepat di depannya.

Terlihatlah matanya yang tampak basah, dan sembab karena menangis.

Apa karena aku lupa menemaninya sampai ia menangis begini?~~ batinnya Saewon menatap lirih kepada Jeny.

"Jenyaaaa... Mianhae aku lupa...

Terpotong, yah Jeny kini sedang berlari memeluk tubuh Saewon dengan erat sambil menangis, lantas Saewon mulai mengusap-usap lembut punggung Jeny.

"Jenya, mianhae aku tidak bermaksud membuatmu menangis, aku lupa untuk menemanimu ke toko buku."

Saewon melepaskan pelukannya lalu dengan segera menghapus sigap air mata Jeny.

"Jenya, kau seharusnya pulang. Bagaimana jika terjadi apa-apa denganmu?"

Mengusap air mata Jeny dengan lembut sambil mencoba membujuk Jeny agar tidak marah dengannya.

"Oppa!"

Gumamnya Jeny, menatap lekat-lekat mata Saewon.

"Em wae?"..

Sambil memegang tengkuk wajah Jeny.

"Apa kau pernah merasakan hal aneh jika bersamaku? Aku tahu ini gila , tapi apakah kau pernah menganggapku sebagai wanita walaupun hanya sekali?"

Ucapnya Jeny panjang lebar, sambil mencoba meyakinkan perasaanya.

Terdiam, yah kali ini Saewon lebih memilih tuk diam beberapa detik untuk dapat mencerna dalam-dalam pernyataan Jeny kepadanya yang pasti membuatnya merasa begitu bingung.

"Jenya, kau adalah adik kecilku, kita selalu bersama sejak kecil dan aku menyukai itu, tapi..."

Terpotong lagi-lagi, Jeny mencoba menjegat ucapan Saewon agar tidak melanjutkan perkataannya tadi.

"Aniya, jangan katakan lagi! Aku tidak ingin mendengarnya. Kau  lebih baik menganggap bahwa aku tidak pernah bertanya hal seperti itu.."

Ucapnya Jeny seraya kembali memeluk Saewon, dan Saewon hanya terdiam tanpa kembali merangkul pelukan Jeny yang kini sedang memeluknya erat, pasalnya ia sedang berpikir keras atas pertanyaan Jeny tadi.

Twins Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang