Saat iri memakan hatiku
Kutemukan diriku bergelimpang mati tak bernyawa
Jadi bangkai berbau busuk
Kejam sungguh penyakit iri ini
Ia memenggel nyawa, merenggut harga diri, meniadakan surga.
Lalu menjadi pembunuh
Bahagia melihat orang lain tak bernyawa
Menangis melihat yang lain tertawa
iri ini mengusapkan kotoran kemuka
Lalu menyumpahi kemungkinan baik seseorang
tidak terima, tidak boleh jadi ini
jadi membanting cermin suapaya tak menengok ke wajah buruk sendiri
buta yang paling gelaplah ia.