Chapter 35

2.1K 137 49
                                    

"P'Pha"

"..."

"P'Pha Krub."

"Hm?"

"Tolong perhatikan aku."

Aku tidak berusaha menjadi br***sek. Tapi begitu dia masuk ke kamarku, dia terus memperlihatkan wajah yang penuh dengan tekanan.

Lebih mirip seperti marah, aku mencoba berbicara dengannya beberapa kali, tapi dia sama sekali tidak memperhatikannya.

Aku mengerti, kalau ada orang di antara kita yang memiliki pengalaman seperti ini, tentu saja kita akan berusaha untuk benar-benar berpikir keras, untuk menemukan siapa yang melakukan ini pada kita.

Tapi semakin dia berpikir, semakin dia merasa kesal dan marah. Aku tidak ingin melihat dia seperti ini.

"Maafkan aku na."

Dadanya menjadi tempat bersandar saat duduk di sofa yang besar ini, untuk meringkuk padanya. Dengan kedua tangannya berada di pundakku, lalu dia menepuk-nepuk kepalaku berulang kali, tapi pikirannya masih di tempat lain.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Berpikir tentang k***rat itu, aku ingin tahu siapa dia."

"Apa kamu tidak memikirkanku sama sekali?" P'Pha menatapku dengan wajah penasaran.

"Apa maksudmu?"

"P'Phaaaaaaaaaaaaaa" aku menangis
"Aku benar-benar mengerti kalau kamu murka dan marah. Kamu juga mungkin ingin membalas untuk menyemprot mobilnya juga, tapi ... "

"... Aku tidak marah karena itu."

Aku berhenti sejenak. Jika dia tidak marah karenanya. Kenapa dia marah saat ini?

"P'Pha, kamu tidak marah tentang itu?"

"Poin yang membuatku marah adalah orang itu suka atau mencintaimu pastinya."

Aku meletakkan lembaran kertasku dan duduk tepat di pelukan P'Pha dengan melihat matanya.

"Menjadi marah karena itu?"

"Tentu saja" Sekarang giliranya untuk berteriak.
"Dia seperti perempuan. Jika dia menyukai seseorang dan ingin memenangkannya, seharusnya tidak menyemprotkan semprotan itu ke mobil orang lain. Dia bisa mengerahkan kekuatannya untuk memperjuangkan orang yang di cintai! "

Suara P'Pha cukup keras dan aku yakin Jae Pring dari pintu depan dapat mendengar kami.

"... dan kalau psiko pengecut ini memiliki perasaan padamu , maka kamu harus benar-benar berhati-hati. Dia memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berbahaya bagimu, dia bisa menyemprot mobil seperti itu, dia juga mungkin bisa melakukan apapun untukmu.

"Tunggu ... Tunggu ..." Aku mencoba menenangkannya.
"Dia mungkin tidak menyukai atau mencintaiku."

"Aku tidak tahu." P'Pha menggigit kukunya. Aku menarik tangannya keluar. Dia menatapku dan berkata.
"Bagaimana jika aku tidak belajar di Sekolah Med lagi? Jadi aku bisa meluangkan lebih banyak waktu bersamamu seharian / semalaman. "

"Konyol, kamu sudah selalu bersamaku, tidak apa-apa."

"Tetap dan tetaplah dengan orang-orang cantik itu, oke? P'Pha selalu memanggil Peri Periku " Beauties ".

Pertama kali aku menceritakan tentang julukan ini. Mereka begitu terkejut dan sangat bahagia. Hampir membelikan semua orang makan siang pada hari itu.

"Tentu saja."

"Dan jika kamu tidak membalas pesanku ..." P'Pha menatapku saat aku duduk dengan tidak semestinya.
"... Maka hal yang telah ku tunggu mungkin terjadi lebih cepat dari perkiraanmu. "

(2moons)Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang