2/2

4.2K 188 7
                                    

Brankar rumah sakit didorong dengan cepat oleh beberapa perawat dan dokter. Terlihat ke-8 member NCT 127 beserta sang manager di belakangnya. Mereka terlihat panik dan cemas.

Tengah malam ini, mereka baru sampai di Seoul. Saat di perjalanan tadi, Taeyong tiba-tiba sesak napas dan kejang-kejang sebelum akhirnya tak sadarkan diri kembali. Mereka memutuskan untuk membawa Taeyong ke rumah sakit.

Dokter dan para perawat yang tengah mendorong brankar Taeyong terlihat sangat panik. Salah satu perawat berusaha menekan-nekan ambu bag yang melekat pada Taeyong dengan susah payah karena harus memakaikannya dengan keadaan setengah berlari. Taeyong terlihat kaku dan tidak bernapas sama sekali. Wajahnya sangat pucat, bahkan hampir membiru.

"Taeyong, bertahanlah! Kami disini untukmu."

***

Sudah hampir satu jam. Mereka masih terjaga padahal waktu sudah menunjukan pukul 1 dini hari. Taeyong masih berada di ruang UGD. Kekhawatiran melanda mereka semua. Sampai akhirnya dokter keluar dari ruang UGD. Manager  bangkit dan menghampiri dokter, diikuti kedelapan member NCT 127.

"Bagaimana, dok? Apa yang terjadi?"

Dokter itu menghela napas. "Pasien akan segera dipindahkan ke ruang rawat saat administrasi sudah diselesaikan. Sebaiknya, dia dijenguk saat sudah dipindahkan ke ruang rawat. Untuk keadaannya, lebih baik dibicarakan di ruangan saya."

Sang manager mengernyit sebentar lalu mengangguk. Dia meminta Doyoung dan Jaehyun untuk menyelesaikan administrasi, dan meminta Taeil serta Johnny untuk menemaninya ke ruang dokter. Yang lain ia suruh untuk menunggui Taeyong sampai dipindahkan ke ruang rawat.

***

"Kau serius, hyeong?" Para dongsaeng-line NCT 127 memekik. Mereka spontan menutup mulutnya saat Johnny mengisyaratkan agar tidak berisik.

Manager-hyeong mengangguk. "Jantung mendadak lemah, dan sakit kepala yang mendadak menyerang. Taeyong merasakannya secara bersamaan dan membuat tubuhnya sangat drop. Belum lagi trauma akan keramaiannya yang sepertinya kambuh. Tubuhnya juga sangat lelah dan dipastikan dia tengah dalam keadaan low-mental. Dia juga sempat kritis tadi. Maka dari itu, Taeyong harus beristirahat total selama beberapa hari agar penyembuhannya berlangsung cepat. Setidaknya itu yang dokter katakan padaku."

Semua terdiam mendengar penjelasan manager.

"Dia terlalu memaksakan diri dan menyimpan semuanya sendiri. Apa dia pernah bercerita tentang ini pada kalian? Dokter bilang kalau Taeyong pasti sudah sejak dulu mengalami hal seperti ini." Ucap Johnny. Yang lain terdiam dan menggeleng. Semua sikap Taeyong dihadapan mereka tak pernah menunjukan sisi Taeyong yang lemah.

"Hyeong," Haechan tiba-tiba bersuara. Para hyeongdeulnya menoleh. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tae-hyeong adalah leader. Jika tak ada dia, kita harus bergantung pada siapa?" Tanyanya. Hyeongdeulnya terdiam. Taeil dan Johnny yang merupakan hyeong tertua menatap sang manager yang masih belum bereaksi apapun.

"Hyeong." Panggil Taeil. Dia mengisyaratkan agar pertanyaan Haechan dijawab.

Sang manager menghela napas. "Ini bisa dibicarakan nanti. Aku akan bilang dulu pada agensi tentang masalah ini. Sekarang lebih baik kalian pulang ke dorm. Taeyong biar aku yang jaga." Ucapnya. "Tidak ada penolakan. Kalian harus beristirahat."

Member NCT 127 menghela napas. Mereka semua segera bangkit setelah Taeil menyuruh mereka untuk pulang dan berpamitan pada Taeyong yang masih belum sadar. Tersisa manager, Johnny dan Jaehyun di dalam ruangan.

"Kalian berdua pulanglah. Mereka membutuhkan kalian." Ucap sang manager.

Johnny menghela napas. "Hyeong, jebal. Biarkan kami menjaga Taeyong juga."

TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang