VOICE APHRODISIAC
|| Mature content gagal. Typo! Beware! BL! ||
©MochiDingin
PART 2
Yoongi terbangun ketika seseorang memasuki perpustakaan dan duduk di kursi sebelahnya. Posisi Yoongi yang menelungkup di keremangan tampaknya tak diperhatikan pemuda itu. Yoongi baru akan melanjutkan agenda tidurnya ketika ia memperhatikan kegiatan pemuda itu saat melepaskan headphone di kepalanya, yang menampakkan warna merah kentara di telinganya.
Yoongi tahu pemuda itu. Dia adalah Park Jimin, anak kelas satu yang dijuluki bocah headphone sejak saat masa orientasi dimulai. Yoongi sebagai mantan ketua kedisiplinan dulunya hanya bisa memperhatikan Jimin dari jauh. Anak itu selalu ia perhatikan saat mengikuti orientasi karena permintaan langsung dari orang tua Jimin.
Orang tua Jimin mendatangi kepala sekolah dan menceritakan riwayat penyakit Jimin yang mengganggu sistem pendengarannya. Jimin tidaklah tuli, ia hanya terlalu sensitif akan suara. Kepala sekolah sampai harus mewanti-wanti para panitia orientasi untuk berhati-hati di dekat Jimin.Namun, walau himbauan sudah diberikan, tetap saja Jimin nyaris pingsan akibat teriakan seorang siswa baru yang memberi komando barisan di dekat Jimin.
Yoongi saat itu sedang inspeksi kelengkapan orientasi di barisan sebelah saat Jimin terjatuh dan meringkuk sambil menutup telinganya. Dengan sigap, Yoongi menggendong Jimin yang sudah pingsan memasuki mobilnya untuk dibawa ke rumah sakit. Yoongi bahkan membentak siapapun yang mengikutinya ketika beberapa panitia berkerumun panik di dekatnya.
Orang tua Jimin mengucapkan terima kasih sambil menangis saat tahu Jimin segera dibawa ke rumah sakit oleh Yoongi. Yoongi hanya tersenyum maklum karena itu memang tugasnya sebagai panitia, tapi dalam hati pemuda itu ia juga merasasedih saat melihat Jimin tak sadarkan diri.
Yoongi berdecak kecil saat Jimin terlihat memeriksa telinganya yang memerah. Kenapa bocah itu malah melepas headphonenya sembarangan? Apa dia ingin kesakitan lagi?
Yoongi mendekat sepelan mungkin. Batinnya berperang apakah ia harus menyapa bocah itu atau tidak. Dan akhirnya Yoongi menyerah... Ia akan menyuruh pemuda itu ke ruang kesehatan menilai dari telinga yang benar-benar merah itu.
"Hei, sedang apa kau bocah?"
Park Jimin terlonjak, dan mengatainya hantu.
Apa-apaan?
Yoongi tahu ia pucat, tapi ia bukan hantu. Mana ada hantu setampan dirinya?
Bocah ini juga lupa bahwa ia mantan ketua kedisiplinan saat orientasi. Kemana saja kau Park Jimin? Apa kau tertidur saat perkenalan panitia, huh?
Park Jimin merenggut kesal. Pipi tembamnya membulat lucu seperti mochi. Tangan Yoongi rasanya gatal ingin mengelus pipi bulat itu.
Yoongi kembali melirik telinga Jimin. Ia khawatir melihat telinga itu. Apa Jimin sedang sakit?
"Jika kau sakit, pergilah ke ruang kesehatan. Katakan pada Kim Seokjin sang sedang bertugas, Min Yoongi mengijinkanmu untuk tak ikut pelajaran selanjutnya. Dia juga yang akan melaporkannya pada gurumu."
Anak itu masing diam di tempatnya sambil memandang Yoongi dengan tatapan polos dan terlihat bingung miliknya. Bibir Jimin yang tebal terlihat mengkilap dan benar-benar kissable. Yoongi jadi ingin menicum anak itu disini sekarang juga. Tapi Yoongi masih waras. Dia kan mantan ketua kedisiplinan. Ia tidak mungkin tiba-tiba berbuat asusila pada juniornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice Aphrodisiac [Yoonmin]
FanfictionJimin benci keributan. Jimin terlalu sensitif dengan suara. Ia menyebut suara yang mengganggu itu Noise. Jimin benci Noise. Tapi Jimin suka ketika 'dia' berbicara dengan suara beratnya di telinga Jimin.