BAB 3

157K 6.2K 154
                                    

Malam itu bagai orang kesetanan, Jessica makan bekalnya dengan lahap di dapur Crown Night. Membuat beberapa pegawai yang melihat perbuatannya hanya menggeleng tidak percaya. Tak terkecuali dengan Daniel, salah satu temannya di tempatnya bekerja selama ini.

“pelan-pelan makannya Sara! Nanti kau bisa tersedak!” Daniel memperingati Jess sembari mengantarkan segelas air minum ke hadapannya.

Jess mengambil minum tersebut dan meneguknya habis dalam hitungan detik, “terimakasih” ucapnya.

“kau kenapa?” tanya Daniel cemas.

“aku stress!” rutuk Jess dengan mimik wajah cemberut.

**

Sementara itu di waktu dan lokasi yang sama,

“Dave menurutmu aku ini orang yang seperti apa?” tanya Mike cukup serius.

“tumben bertanya seperti itu? tentu saja kau sahabatku yang paling baik dan seperti malaikat. Sampai-sampai aku heran kau bisa betah bertahun-tahun berdekatan dengan kami” seloroh Dave sambil tertawa dan sesekali pandangannya menatap Alex yang asik berdansa dengan para wanitanya di tengah floor Crown Night.

“tapi sebenarnya aku tidak seperti itu Dave. Kau pasti akan kaget, jika baru tadi siang aku mencium mahasiswiku sendiri dikampus” Mike menatap Dave dan bercerita dengan jujur, berharap sahabatnya itu bisa mengatakan sesuatu yang membuatnya tenang.

Alih-alih Dave justru tersedak, sehingga Mike menepuk-nepuk bahunya.

“apa kau serius? Tidak sedang bercanda? tapi itu tidak seperti dirimu” tandas Dave

“kau fikir aku percaya dengan tindakanku saat itu? baru kali ini aku merasa lepas kendali” kata Mike dengan nada sendu. Membuat Dave kini berusaha fokus pada Mike, karena sepertinya sahabatnya yang satu itu sedang sangat pusing.

“jadi hanya karena kau mencium satu orang wanita yang tak lain adalah mahasiswimu sendiri, kau jadi merasa bersalah seperti ini?” tanya Dave.

“yaa jelas. Pertama, aku seorang dosen dan dia muridku. Kedua aku tidak pernah mencium wanita yang tidak aku suka, terlebih dia bukan kekasihku” jelas Mike

“kalau begitu buat ini jadi sederhana. Itu artinya kau menyukai wanita itu dan segeralah jadikan dia kekasihmu!” ucap Dave santai.

Kini gantian Mike yang tersedak, dan Dave menepuk-nepuk bahunya.

“kau gila! Aku salah bercerita denganmu!” sungut Mike

Dave tertawa meledak, “Mike jangan suka memperumit sesuatu. Hahaha baiklah aku tanya dengan jujur, seperti apa mahasiswi yang kau cium itu? apa dia lebih cantik dari Diva?”

Mike terdiam, sebenarnya dia bisa dengan cepat menjawab pertanyaan itu. Tapi gengsinya tinggi.

“jadi ternyata wanita itu lebih cantik dari Diva. Pantas sajaa..” tawa Dave kembali meledak, karena merasa dapat melihat jawaban pada diri Mike.

“sudahlah berhentilah meledek jika kau tidak bisa menenangkan aku” rutuk Mike

“Mike, dengar.. ini pertama kalinya aku melihatmu mengatakan ada wanita yang lebih cantik dari Diva. Bahkan kau menciumnya. Sudahlah akui saja jika kau menyukai wanita itu. Hmmm coba ceritakan kepadaku, lengkapnya seperti apa dia?” tanya Dave lembut.

Kali ini Mike tersenyum, mencoba mendeskripsikan sosok Jessica pada Dave. “dia wanita baik-baik, bukan tipe pembuat keributan, sangat manis dan polos” jelas Mike

“sangat tipemu!” kata Dave

“sangat tipemu!” sahut Mike tertawa

“bahkan dia lebih cantik dari Diva. Kalau begitu jauhkan dia dariku. Kita tidak mungkin menyukai orang yang sama lagi kan” canda Dave, dan Mike semakin tertawa.

The Teacher and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang