"Kenapa rasanya harus sesakit ini? Melihat dia bersama gadis itu bukankah sewajarnya aku diam dan tak berfikir untuk melakukan sesuatu dan tak merasa gusar seperti saat ini? Bukankah aku sudah mendeklarasikan pada diriku sendiri bahwa aku sudah melupakannya dan tak akan pernah lagi berharap lebih darinya? Sudah berapa kali aku menangis karena dia? Kenapa dengan derasnya air mata dan sakitnya hati ini aku masih saja terus mengharapkannya? Bukankah sepantasnya aku itu membencinya karena semua kebohongan bodohnya itu? Kenapa? Siapakah yang bodoh disini?
Kakiku gemetar. Tubuhku lemas. Mataku berkaca dan wajahku memanas. Kembali aku menemukan bukti bahwa pria itu masih bersama gadis bodoh itu. Kusebut saja dia dengan banyak nama, contohnya gadis kasar. Gadis manja. Dan gadis egois. Entah, tidak ada predikat bagus yang aku berikan untuk gadis itu. Melihatnya saja membuatku enggan bertahan menatapnya barang 1 detik saja. Auranya sangat kacau dan membuat kepalaku selalu pusing.
Entahlah bagaimana bisa ia bertahan selama ini sengan gadis itu. Dua tahun aku memperhatikannya bersama gadis itu, dan denganku? Hanya bertahan selama 3bulan saja. Mungkin, dia lupa dengan perjuangannya dulu yang mati-matian mendapatkanku dari Taehyung, berkali-kali dia meyakinkanku dengan selalu memberikanku janji janji yang sangat menggiurkan.
Sebuah kesetiaan.
Dan mana kesetiaan itu? Ia tidak membuktikannya!"
-Jung Eunha-
oooo
"Eunha, makananmu sudah dingin." Pria tampan yang tengah duduk dihadapan gadis bernama Eunha itu terus berkata, berusaha membuat gadis dihadapannya itu sejenak melangkah pergi dari lamunannya. Ya, Kim Taehyung. Seorang pria tampan dengan hati yang begitu tampan pula selalu setia menemani Eunha, ia tidak pernah menolak jika Eunha mengajaknya untuk pergi bersamanya walau pada akhirnya ia dan gadis itu hanya diam mematung tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut gadis itu.
Taehyung mengarahkan pandangannya kearah dimana Eunha terus menancapkan tatapan kosongnya itu. Ia berbalik, dan dilihatnya tak jauh disudut sana ada seorang sepasang kekasih yang begitu ceria tertawa dan melepas rasa rindu mereka dengan sesekali sang gadis memeluk pria itu dengan erat.
Baiklah, kini Taehyung mengerti. Akhirnya dia pun kembali pada posisinya, menatap Eunha sejenak kemudian menyantap makanannya sendirian dan dengan ditemani oleh Eunha yang terus mematung.
Ini sudah biasa terjadi, ketika Eunha mengajaknya pergi untuk sekedar melepas rasa penatnya itu selalu saja Taehyung dan Eunha bertemu dengan pasangan tersebut. Memang, sang pria adalah mantan kekasih dari Eunha, mereka putus secara tidak baik-baik dan membuat Eunha merasa ia masih mempunyai sesuatu yang harus ia selesaikan dengan mantan kekasihnya itu.
Jeon Jungkook.
Setiap kali Eunha melihat mereka bahagia, pasti selalu ada rasa sakit yang ia rasakan didalam hatinya. Persetan dengan apa kata orang tentang mencintai tidak harus memiliki dan melihat orang yang kita cintai bahagia dengan orang terkasihnya adalah hal yang terbaik. Itu semua omong kosong! Percuma saja selama dua tahun ini ia terus berbohong pada semuanya, termasuk pada dirinya sendiri bahwa ia telah melupakan pria itu. Karena nyatanya, hanya dengan melihatnya saja bisa membuatnya selalu merindukannya.
Rindu yang teramat, bahkan tidak bisa terobati sampai Eunha kembali merasakan pelukan dari Jungkook.
"Sudahlah, jangan dilihat terus menerus." Taehyung kembali bicara, ia terus saja mengoceh walau ia tahu pastinya Eunha tidak akan pernah menanggapi semua kalimatnya.
Mengetahui lagi-lagi Eunha tidak meresponnya, Taehyung pun dengan hati-hati menggenggam kedua tangan Eunha dengan kedua tangannya. Mata gadis itu akhirnya kini berpindah pada wajah tampan milik Taehyung.