Alunan musik pop masih setia di telinganya. Nampak seorang gadis mengeluh di dalam kelas karena pelajaran yang sangat membuat separuh nyawanya menghilang.
Dia mencopot earphone dari telinganya lalu mengusap wajah dan menguap untuk kesekian kali. Pelajaran yang sangat ia benci adalah KIMIA, dia berdoa dalam hati agar bel istirahat segera di bunyikan.
Gadis itu memakai sweater elbow patches abu-abu yang pas dengan warna sepatunya. Mencoba untuk tetap tegar atas penderitaan nya selama waktu belajar, dengan santai ia mengambil sebungkus permen karet lalu di kunyahnya dengan sangat hati-hati agar tidak di ketahui oleh guru killer nya.
Nama gadis itu Sea Gleiresya, yang kini tengah menduduki bangku 2 SMA. Sea sangat menyukai pelajaran bahasa Inggris. Sudah banyak ia mengikuti olimpiade dan sebagainya. Selain itu alasan dia sangat suka dengan pelajaran tersebut, ia juga ingin menyusul saudaranya di Australia dan mempunyai keinginan melanjutkan studi disana.
"Se, buang permen lo woi! Pak Robert ngeliat lo." Sedang asik-asiknya mengunyah permen karet, sambil memejamkan mata, temen seperjuangan Sea yang bernama Fae menggoyang-goyangkan tubuh perempuan itu. Sea tidak percaya, karena temen dia yang satu ini suka sekali menjahili Sea.
Sea merengut dengan mata terpejam, "Lo kalo mau nipu gue, jangan sekarang."
"Gue serius Se. " Kata Fae sambil mencubit pelan lengan Sea.
"Brisik." Sahut Sea.
Tidak ada balasan dari perempuan itu, Sea melanjutkan kegiatannya dengan mata yang masih terpejam. Sedetik, dua detik masih tidak ada balasan dari Fae, perasaan Sea menjadi tidak enak. Biasanya gadis itu akan mengganggu Sea habis-habisan dan dia akan mendapat hadiah pukulan si empunya.
Sea mendongak kan kepalanya. Dia terkejut bukan main, di depannya berdiri lah seorang guru dengan kumis tebal, berkepala plontos yang
tengah menatap Sea tajam."Kamu santai sekali ya di jam pelajaran saya."Kata Pak Robert dengan senyum mematikan ala nya.
Sea hanya membalas dengan cengiran.
"Kali ini kamu saya biarkan, karena percuma juga saya mengusir kamu, sebentar lagi istirahat." Cerocos Pak Robert.
Sea bersyukur dalam hati dia tidak di keluarkan di saat seperti ini, biarlah dia merasakan aroma wc dan sampah menyatu yang di hasilkan dari mulut Pak Robert, daripada dia disuruh lari keliling lapangan.
"Apa gue bilang, lo sih ga percaya." kata Fae sambil mengunyah makanan ringannya.
Sea hanya melirik temannya itu tajam. Ya, mau bagaimana lagi omongan Fae banyak dustanya, pikir Sea.
"Biasa aja tuh liatnya, gue colok juga
mata lo." ucap Fae tak kalah tajam."kalo gue diem aja tadi, berarti gue bukan teman yang baik." sambungnya lagi.
Perempuan itu berceloteh panjang lebar yang membuat Sea jengah mendengarnya.
Belum sempat Sea ingin membekap mulut liar nya Fae, pandangan Sea tiba-tiba teralihkan pada cowok yang memakai earphone dan berlalu begitu saja di depannya.
Sea tidak sengaja bertukar pandang dengan dia. Sea merasa familiar dengan warna mata cowok itu.
Mata abu-abu, bathin Sea.
.
Fae menjetikkan jarinya, "Woi! anjir, dengerin gue ngomong ga sih?"
"Ha-hhah? denger kok." jawab Sea gagap.
Fae menatap curiga. "Lagi ngeliatin siapa lo?"
"Gaada kok, perasaan lo aja." ucap Sea meyakinkan.
.
.
Sea menutup bukunya setelah mendengar bel pulang berbunyi. Gadis itu melihat keluar jendela ya seperti biasa, hujan sering turun pada sore hari.
Sebuah tangan menepuk bahu Sea pelan.
"Se, gue nebeng pulang ya. Gue ga bawa mobil nih, males naik angkot hemat duit." Gadis yang bernama Celyn ini teman baik Sea dan Fae.
"Giliran ga bawa mobil, lo nebeng ama gue. Biasanya juga sama Daniel."
"Daniel mau latihan band katanya, yaudah dia nitipin gue ke lo."
"Ck, alasan aja tuh ntar ujung-ujungnya ke gep main pes."
Fae datang sambil menenteng tas.
"Gue duluan guys, dahhh."
Yang cuman di balas anggukan oleh mereka berdua.
"Eh, kita juga dong Cel ayo deh udah mau hujan deras."
Sea memasukkan alat-alat tulis ke dalam tas dan memakai sweaternya kembali. Celyn juga sudah siap dengan long coat ala Korea biar tetap hangat katanya, Sea hanya menatap datar tidak habis pikir, di Indonesia baju seperti itu kurang cocok saja.
Sea dan Celyn melewati koridor sekolah yang sudah agak sepi. Tiba-tiba Sea menghentikan langkahnya karena teringat sesuatu. Dia lupa membawa payung.
Sea bergegas menuju kelas.
"Hahh untung gue inget, kalo kaga ntar ga di kasih duit jajan ama bunda." sambil memeluk payung kesayangan bundanya.
Setelah mengambil payung Sea berlari meninggalkan kelas.
Brukk
"awww."
Sea tidak sengaja menabrak seseorang.
"jalan itu pake mata."
Suara bass seseorang membuat Sea terperangah. Dia..
"sorry, gue ga sengaja. Dimana-mana jalan itu pake kaki, btw gue itu lari ya bukan jalan."
Cowok itu diam.
Pelan-pelan mendekati wajah Sea.
Lalu menyipitkan matanya.
Mendengus dan pergi begitu saja.
Andwaeee, bathin Sea.
Tbc~
Hallo:3 i baru bikin cerita mohon dukungan nya, vomment juga yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEARLO
Teen FictionSea tidak sengaja bertemu seorang cowok di toko musik. Nama dia Arlo, cuek dan ga peduli sekitar. Meski sikap dan sifat nya seperti itu ada satu yang berhasil menghipnotis Sea. Mata abu-abu Arlo. Mata itu, mengingatkan Sea betapa cerahnya matahari...