Chapter 2

5 1 0
                                    

Musim panas yang selalu menyengat tubuhku membuatku selalu berkeringat dan panas walau di dalam ruangan kelasku. Hari ini guru sedang mengajar dan malasnya aku selalu di ajak bicara sama tu bayi sehat. Oh ya angga itu aku sebutin dengan bayi sehat. Karna setiap hari sepulang sekolah kalau gak tidur ya minum jus gitu, apa coba kalau gak bayi sehat.

Sibuk mengurusi sifat pengajakan angga yang membuatku males meladeninya. Coba kalian ingat aku itu suka sama angga. Melakukan apa yang dia katakan. Mau itu mau ini aku turuti semua apa yang dia bilang tapi udah orangnya plin plan oon dan gak pekka gitu. Aku hampir mau menyerah tapi gak bisa.

Begitu aku bosan meladenin angga mataku yang masih tertutupi oleh kacamata melirik keluar. Yang membuat aku selalu nyaman kalau aku melihatnya.

Teman teman sudah keluar untuk mengisi bensi mereka yang habis gara gara balapan motor. Aku juga begitu. Akhir akhir ini aku selalu terus ke kantin. Dikit dikit pasti kantin menunggu anda.

Waktu sangat cepat berlalu membuatku harus buru buru balik ke kls ku. Kalau tidak aku bakalan kena marah. Gini aku belum pernah kena marah oleh guru loh... Hahaha..

Lagi lagi dia. Apa dia sebaik itu. Kamu hanya melihatnya kalau dia cantik tapi kamu lihat hatinya tulus apa enggak. Dasar oon kepala besar. Aku marah sama angga, karna ia selalu nanyain soal anak kls satu yang membuatku ingin menhantamkan kepala oon dan besar ke tembok itu. Kok kepalanya sih? Iyah biar dia sadar kalau orang yang tulus sama dia itu adalah aku.

hei please sadar dong. Aku gak secantik dia gak sekurus dia setidaknya kamu perhatikan aku. Jangan hanya dia. Aku pun ingin kamu memperhatikanku.percuma aja aku marah dalam hatiku.  Kalau kamunya kayak gini. Hah...

Sesampai di rumah aku kekamar dan main hp yang bukan hp ku. Orang tuaku belum izinin. Aku punya hp sendiri nanti ke blablasan katanya sih. Aku sih bodo bodo amat. Bomat.

Aku memasang headset pada kedua telinga ku. Mendengar lagu yang menyentuh hatiku.
Lagu yang kudengar membuatku menangis. Aku seperti orang egois yang hanya memikir kan diri sendiri.

Kenapa aku mengatakannya. Soalnya aku gak mikirin soal angga. 

Ya aku selalu melamun tinggi tinggi ,tinggi banget kayak menara eiffel  di perancis.

Angga datang dan menjumpai aku yang lagi enak enak pantatnya gangguin lamuan aku.

"apa..? " ana menanyaknya dengan ketus karna menggangu lamuannya. Angga hanya menanggapinya dengan senyuman.
Apa kalian gak butakan ia tersenyum. Ia tersenyum jika aku marah cuek dan diam sama dia.
Bomat.

Kalian tau tidak kenapa aku marah??? Ya karna ia selalu nanya ini itu tentang anak kls satu itu. Tiap hari itu itu aja yang di tanya capek deh.

Aku selalu males ladeninnya lebih baik melamun lagi seluas benua amerika dan sedingin kutub utara.
Teman teman yang sedang asik belajar dengan tugas yang di berikan guru.
.
.
.
.
.
#Chapter2

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang