satu

11 1 0
                                    

Sambil melihat pemandangan atas langit yang cerah, aku mendengarkan musik dari mp3. Alunan musik klasik sangat cocok dengan mood ku sekarang. Bukan tanpa alasan, bibirku tidak henti hentinya tersenyum.

"Owy mau ini?" tiba tiba saja Mama menghancurkan lamunanku. Aku langsung memalingkan muka dan mendapati mama sedang tersenyum tulus menatapku. Sambil menyodorkan sesuatu di tangannya.

"Engga ma" jawabku cepat. "Kamu kenapa sih dari tadi senyam-senyum senyam-senyum. Pasti seneng banget ya mau ketemu  sama si boo lagi?" kata mama menggoda dan menoel noel pipiku.

Pipi ku tiba tiba merona. Aku langsung memalingkan wajah dan kembali menatap jendela pesawat. Menyembunyikan muka ku yang kini sudah semerah tomat.

Iya ma aku seneng mau ketemu boo lagi, senenggg bangett malahan.

"Ma kenapa kita ngga pernah kontekan lagi sama bunda Sella, sama boo?" tanyaku masih melihat lurus ke arah jendela.

"Mmmm-"

"Kenapa sih, mama kalo ditanya tentang bunda sella atau boo ga pernah ngejawab?" ujarku lalu menatap lurus ke mama.

Sejak aku, mama dan papa pindah ke canada, aku miss komunikasi sama bunda sella ataupun boo. Setiap nanya ke mama atau papa, ga pernah ada yang ngejawab. Mereka selalu mengalihkan pembicaraan atau sekedar basa basi. Aku ga pernah maksa ke mereka buat jawab pertanyaan aku, because i think itu rahasia orang dewasa.

Intinya sekarang aku ga tau muka boo kayak gimana.

Lebih ganteng mungkin?

*°*°

Setelah keluar dari bandara, aku langsung pergi ke bandung dengan mobil pribadi papa.

"Ma kenapa kita ga dijemput papi? lagi sibuk, ya?" tanyaku sambil memakan camilan yang dibeli di bandara tadi.

"Papi Diego sama Mami Sella lagi keluar kota" jawab mama singkat tanpa memalingkan pandangannya dari handphone putih miliknya.

"Owy, untuk sementara kita tinggal sama nenek dulu di Bandung. Sekalian temu kangen sama keluarga di sana. Udah lama juga, kan?"

"Emangnya papa belum beli rumah? Ya ampunnn" ujarku lalu menghembuskan nafas.

"Ya udahlah masa belum" jawab papa cepat yang membuatku sedikit tersentak.

"Terus???"

"Ya cuma surat suratnya belum beres"

"Oh, gitu.. Ohh..." jawabku dan mengangguk paham.

*°*°

Aku sampai di bandung pagi hari, aku langsung memasuki kamar yang ada di lantai dua. Aku membaringkan diri di ranjang. Tanganku sibuk mencari benda kecil yang entah disimpan dimana tadi.

Setelah ketemu, jemariku dengan lincah mencari kontak nama. Akhirnya aku menemukan kontak bernama Rosa dan mengetik sebuah pesan untuknya.

Rosa
--------

Ran ; Ros, gue udah pulang dari Canada. Sekarang gue udah di Bandung.

Rosa ; yeay. Berarti banyak oleh oleh, dong? Gue kesana ahhh

Ran ; serah deh. Pokoknya gue udah di Indo. Tapi kayaknya kalo lo mau ngajak gue hang out besok aja, deh. Gue capek.

Rosa ; gue kangen sama lo, ran.

Aku memicingkan mata melihat pesan terakhir dari sahabatku itu. Senyumku mengembang.

Rosa ; itu di bajak abang gue, Ran. Gue mah mana kangen sama orang nyebelin kek lo.

Ran ; serah, deh. Gue mau kebawah dulu. Jangan chat gue lagi.

Rosa ; idih, siapa juga yang mau? :p

Aku memutuskan untuk mematikan ponselku dan menyimpannya di ranjang.

"Owy! Ayo makan dulu!" teriak mama dari lantai dasar.

"Iya, ma!" lalu aku melangkahkan kaki menuruni anak tangga. Terlihat sederetan makanan menggoda di meja makan.

"Wowww sigana enak pisan euyyy"
(Wowww kayanya enak banget nih) kataku melogat sunda

"Nyanya atuh masakan nenekk, mama kamumah teu bisaeun"
(Iyalah masakan nenekk, mama kamumah ga bisa)
kata nenek sambil meledek mama.

"Ih dasarr, ibu sama owy kalo lagi barengan emang sukanya ngejek mama yahh" jawab mama tak mau kalah

"Ya udah sekarang mah makan dulu, owy panggil papa sama kakek kamu diluar" pinta nenek sambil menyiapkan piring.

Tanpa menjawab aku langsung pergi keluar untuk memanggil papa dan kakek.

"Pa, kek, dipanggil nenek tuh"
"Oke yuk kita masuk" kata mereka berbarengan.

Sebelum aku sempat membalikkan badan, aku melihat seorang laki laki yang sepertinya seumuran denganku sedang bermain basket dengan lincah dihalaman rumahnya.

Cowok berpostur tinggi dan berwajah tampan tersebut menarik perhatian mataku.

Tiba tiba saja bolanya menggelinding ke tengah jalan dan diapun lansung mengambilnya. Disaat yang bersamaan aku melihat mobil sedang melaju ke arahnya.

"BOO AWASS!!!"

Aku langsung menarik tubuhnya sampai kita tersungkruk ke sisi jalan.
Kita bertatapan satu sama lain.

Deg. Kok aku ngerasa dejavu sama tatapan ini ya?

"Lu bodo banget sih?! Kalo gue ga dorong lu tadi, lu udah koid kali!" entah kenapa aku ga segan segan buat marahin dia, padahal kenal aja kagak.

"Ummm oke makasih ya lo udah nolongin gue tadi, oh ya btw tadi lo nyebut na--"
"Sayangg! Cepet sini kita makan!!" terikaan mama memotong omongan cowok tadi.

"Sorry gue udah dipanggil mama gue, lain kali ati ati" kataku lalu berjalan menuju rumah bewarna putih abu.

Deg.
gelang yang dipake cowok tadi???
Aku mengernyitkan dahi.
Seketika aku teringat gelang boo, yang aku berikan sebelum pergi ke canada.

Ngga ngga ngga, itu pasti kebetulan aja.

*°*°

Vomment 💜

7/8/17







myboo and myglowyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang