"Nall... Aku mencintai mu.." Gubrak.. suara gedoran meja yang dilakukan Si Berry untuk membangunkan ku. Dengan terkejut aku langsung teriak, " Woy biawak.." sambil nunjuk ke arah meja guru. Tanpa gue sadari ternyata ibu Risa sudah duduk dikursinya. Terlihat wajahnya Bu Risa udah kayak seorang profesor monster malpraktek kesehatan.
Ibu Risa adalah guru matematika paling double killer (berarti bu Risa 2kali lipat lebih kejam dibandingkan dengan tentara) dibandingkan guru guru matematika yang hidup diperadaban manusia moderen. Katanya, dia dulu pernah mengajar para militer untuk belajar matematika, gila kali yah, militer diajarin matematika.. buat apa..? buat memperhitungkan jatuhnya bom atau menghitung berapa detik bom yang dilempar dengan menggunakan rumus pitagoras..? keburu meledak itu bom.
Lebih seremnya lagi kataya militer yang diajarkan matematika sampe ada yang pernah pipis dicelana, berak dicelana, sampai pingsan 3 hari, pas bangun militer itu langsung pingsan lagi, denger denger dia pingsan lagi karena sehabis diajar oleh Bu Risa. Gila apa aja yang dia lakuin yah..?. Serem yah.. Oleh karena itu, murid murid dikelas gue gak ada yang berani membangkang dengan Bu Risa . Sekali Bu Risa masuk kelas, suasana kelas bakalan langsung sunyi dan hening, udah kayak ada malaikat pencabut nyawa masuk kekelas.
Gue bangun dengan keadaan yang sangat buruk, posisi kacamata gue yang miring, hidung gue mengeluarkan ingus dan dari mulut gue mengalir cairan transparant yang cukup bau, ketika gue melihat kebawah, gue melihat sebuah pulau yang dijadikan rebutan antara 2 kapal bajak laut diatas buku tulis gue. Gue udah kayak monster laut berlendir yang bangun dari tidur abadinya. Pas gue pasang kacamata gue, gue baru sadar, kalo itu adalah liur gue yang berbentuk pulau kalimantan.
Ibu Risa melihat dengan tatapan jijik sambil menyuruh gue untuk pergi ke toilet untuk mencuci muka.
"Ronall!!, cuci muka mu SEKARANG!!."
Dengan sempoyongan, gue berusaha berjalan menuju toilet.
***
Balik dari toilet sehabisa cuci muka dan cuci.. ahh tau lah cuci apa :D. Gue keluar pintu toilet masih dengan lemas, loyo, letih, capek, panas dalam, sariawan, bibir pecah pecah, eh salah deng. Gue jalan udah mirip kayak zombie yang terkena virus malware karena jarang discan sama antivirus. Dengan jalan loyo gue yang mirip kayak orang mabuk habis minum montea 2 gelas, gue berusaha jalan melewati lorong demi lorong, kelas demi kelas. Sesampai dikelas gue masuk dan langsung duduk di tempat duduk gue. Dengan keadaan yang masih dalam proses, ibaratkan kayak lo download gambar dengan kecepatan internet 3 byte per second. (3 BYTE PER SECOND) itu kalo lu pake buat buka situs google 3 hari baru kebuka kali yah.
Pas gue buka mata gue, gue lihat sekeliling gue, entah kenapa temen temen kelas gue, udah kayak orang asing yang tidak gue kenal. Pas mata gue responnya udah tembus 90% akhirnya gue sadar kalo gue masuk kekelas jurusan yang salah.
Dengan sigap gue langsung sadar dan melihat sekeliling, mereka semua sudah menertawakan gue, dari belakang ada yang teriak
"Woyy anak mana lu..? wkwkw"
Trus dari barisan depan pojok ada yang jawab "Gue Anak SMK 1"
Akhirnya makin lama suasana dikelas ricuh, mereka tawuran antar jurusan didalam satu kelas, ternyata 30% isi kelas itu adalah anak anak dari jurusan lain yang nyasar sama kayak gue, habis dari toilet sempoyongan berusaha keras untuk menuju ke kelasnya tapi salah masuk kelas. Wahh.. ini pasti efek dari fullday school.
Dengan cepat gue meninggalkan tempat yang lagi ruch tersebut. Gue sekarang lebih fokus agar tidak salah kelas lagi.
***
Setelah belajar matematika selama 4 jam, bel istirahatpun berbunyi, saat itu jam 12 pas, waktunya kami makan siang. Bu Risa keluar dari kelas dengan meninggalkan pr untuk dikerjakan dirumah. Kepala gue pusing, badan gue lemas, dan susah untuk bergerak.
"Sudah sekolah 7 jam ditambah PR, aduuh.. gak bisa ngapa ngapain aku dirumah" gue berkata di dalam hati.
Karena capek mikirim Matematika, gue nunduki kepala gue di meja dan mencoba tidur lagi, namun suara yang sama datang lagi.. *Gubrak!. Gue gak terlalu kaget, namun kali ini gue gak bilang biawak, tapi gue udah tau kalo si Berry yang resek, jadi gue angkat kepala gue, trus gue tampar mukanya. Tidak memerlukan tenaga yang kuat, dia langsung sempoyongan dan jatuh kelantai tersungkur, akhirnya dia dibawa ke rumah sakit, wkwkwk gak deh becanda.
Berry pas itu pengen ngajak gue buat kekantin beli air putih, padahal gue tau kalo Berry bawa air putih sendiri. Gue tau kalo niat Berry kekantin buat tebar pesona, tapi Berry lebih cocok buat tebar bunga melatinya orang mati dibandingkan tebar pesona, soalnya gak ada yan bisa dibanggakan dari wajahnya.
Gue dengan Berry pergi jalan menuju kantin terdekat, sebenernya kantin disekolah gue ada di sebrang kelas gue, cuma Berry pilih yang jauhan, deket sama kelasnya jurusan yang mayoritas cewe, biar sapa tau kayak film film sinetron gitu, kalo ketabrak akhirnya jadian.
Pada kenyataannya kita berdua duduk ditempat duduk paling pojok berdua, udah kayak 2 orang idiot yang gak jelas apa tujuannya ke kantin yang mayoritas yang belajan perempuan. Kita berdua sudah kayak dua orang idiot yang ada disekolah gue, seluruh murid yang ada dikantin melirik sinis ke gue dan Barry. sebelum adanya Full day school kita cuma sekali diginiin, tapi karena sekarang Fullday jadi kami harus menerima tatapan jijik, sinis, aneh, dll sebanyak 3 kali dalam 1 hari. Udah kayak makan setiap harinya Barry.
Sebenernya gue sama Berry sudah biasa, cuma lama kelamaan kita jadi risih dan menyakitkan...
...
Ini adalah salah satu efek dari sistem sekolah yang baru baru ini disahkan di Indonesia. Ini berdampak kurang fokusny siswa, dan kelelahan, akibatnya siswa akan susah untuk menerima pelajaran yang disampaikan guru.
Pliss komentar dong, apaja yang kurang dari cerita ini.. :D (Gue adalah pengemis komentar)
Aku gak minta kalian beri suara, aku cuma pengen kalian komentar aja.. tentang apa aja yang harus ditingkatkan dari cerita pertama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Mood
HumorIni adalah kisah cerita harian seorang pelajar aneh dan temannya yang absurd. Di hari harinya mereka, pasti ada saja kejadian lucu yang bikin ngocok perut hingga bikin takut. Namun itu semua hanya cerita awal, sampai satu ketika temannya bertemu den...