Kejadian motor Oliv yang hilang rupanya cukup berpengaruh pada kehidupan Oliv sehari-hari, bagaimana tidak, sekarang ia harus mengandalkan angkutan umum atau jika memungkinkan Oliv akan menumpang di motor Fathir.
Jangan ditanya reaksi orangtua Oliv saat mengetahui kejadian itu, sebagai hukumannya, Oliv tidak akan dibelikan motor baru sebagai pengganti, jika mau maka gadis itu harus membelinya dengan uang sendiri.
Seperti yang terjadi hari ini, dari jam tujuh pagi hingga sekarang jarum pendek pada jam bertengger di angka tiga, Oliv masih berada di kampus. Rencananya ia akan pulang bersama Fathir demi menghemat ongkos. Sialnya jadwal kuliah mereka tidak sama, saat pukul tiga sore Fathir masih punya jadwal untuk satu mata kuliah.
"Thir, gue ngantuk. Ikut masuk ke kelas boleh ya?" kata Oliv setengah memohon.
Fathir yang berdiri di hadapannya langsung menggaruk kepala dengan gusar, "duh, mending nggak usah deh! Lo tunggu di luar aja ya? di kantin gitu?"
Oliv dengan cepat menggelengkan kepalanya, alisnya bertaut seolah ia tidak mau mengikuti saran Fathir dan bersikeras ingin ikut masuk kelas.
"Pelit banget sih, dikira ini kelas punya mbah lo kali?"
Fathir mendengus, "Ya udah sih, terserah lo aja."
Kali ini kelas tidak terlalu penuh seperti biasa, mungkin karena di luar sedang hujan deras sehingga beberapa mahasiswa terjebak hujan dan tidak bisa mengikuti mata kuliah yang diisi oleh dosen perempuan berperawakan cukup tambun ini.
Oliv dan Fathir sengaja memilih bangku paling belakang dengan alasannya masing-masing. Oliv ingin numpang tidur sehingga tidak akan ketahuan oleh dosen, begitupun Fathir yang menghindari pengawasan dosen karena ia sedang tergila-gila main salah satu game yang sedang hits baru-baru ini.
Bagi Fathir, hari ini Oliv terasa begitu menyebalkan walau setiap harinya Oliv selalu begitu di mata Fathir. Namun kali ini beda, Oliv lebih menyebalkan, dari awal mereka akan berangkat ke kampus bersama, Oliv yang bangun kesiangan membuat mereka berdua telat masuk kelas dan berakibat pada absen Fathir yang dikosongkan oleh dosen, saat Oliv sempat membujuk Fathir untuk bolos satu kelas terakhir dengan alasan Oliv yang mengantuk dan ingin cepat pulang, yang terakhir adalah karena Oliv meminjam jaketnya karena ruangan kelas yang terlalu dingin, padahal Fathir hanya menggunakan kaus hitam polos yang lumayan tipis dan itu membuat Fathir lebih kedinginan, walau bagaimana pun hal itu berakhir dengan Fathir yang memberikan jaketnya pada gadis itu.
Kelas sudah berlangsung sekitar satu jam dan Oliv sudah tertidur pulas dengan kepala tertunduk dan bersandar pada tangan yang bersila di atas meja, Fathir yang duduk di sebelahnya sedang mengerjakan latihan yang diberikan dosen yang saat ini sedang berjalan menyusuri setiap baris meja.
"Mau tidur apa mau tidur?" suara itu membuat Fathir sedikit tersentak, saking fokusnya hingga ia tidak menyadari bahwa Ibu Waginah saat ini sudah berdiri di samping mejanya sambil menatap Oliv, sontak Fathir langsung menepuk pundak Oliv.
"Liv, bangun, Liv!"
Tidak mempan, akhirnya ia menggoyangkan kepala gadis itu, karena ia tahu Oliv tidak suka hal itu dan semoga saja Oliv merasa terganggu dan akhirnya bangun dari tidurnya.
"Hmm, udah kelar nih kelas-?" ucapan Oliv terhenti saat ia akan merubah posisi duduknya dan tidak sengaja menatap Ibu Waginah. Tatapan Oliv langsung tertuju kepada Fathir, seolah bertanya kenapa laki-laki itu tidak membangunkannya saat dosen mulai mendekat ke meja mereka dan Fathir hanya menggeleng sambil tersenyum kecut.
"Maju kamu! Kerjain soal yang di depan!" perintah dosen itu dengan wajah datar namun cukup membuat nyali Oliv menciut.
Tidak perlu ditanya bagaimana akhir dari tragedi itu, Oliv langsung disuruh keluar karena tidak mampu mengerjakan soal dengan benar, ditambah dengan dosen yang mengetahui bahwa Oliv bukan murid untuk mata pelajaran itu karena saat dicek, tidak ada nama Oliv dalam daftar absen.
KAMU SEDANG MEMBACA
O x F (spin-off : BOM)
Подростковая литератураWhen two hearts in different interval in life find each other. Copyright © 2017 by Fauza Hasna.