Ketika Fathir Belajar Mabuk

83 6 1
                                    

"Heh, mau kemana lo?" tanya Oliv saat dirinya berpapasan dengan Fathir yang sedang menngikat tali sepatu di depan rumah. Oliv baru pulang dari minimarket untuk membeli persediaan makanan instan dan camilan untuk menemaninya mengerjakan tugas kuliah.

"Keluar sebentar kok, Liv," jawab Fathir tanpa menatap Oliv.

"Keluar kemana?" Oliv masih penasaran, kini ia duduk di sebelah Fathir dengan posisi serong menghadap ke laki-laki itu. Oliv tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan Fathir, karena biasanya jika Fathir akan keluar larut malam begini, ia akan meminta izin pada Oliv layaknya anak yang meminta izin pada ibunya.

Tapi kali ini tidak, Fathir seolah sedang berusaha agar Oliv tidak tahu kemana ia akan pergi, tidak seperti biasanya dimana Fathir akan memberikan alamat lengkap tempat ia akan menghabiskan malamnya, entah di rumah salah satu teman atau cafe.

Jadi jika bensin Fathir habis atau ada hal lain yang membuat ia tidak bisa pulang, ia bisa langsung meminta Oliv untuk menjemputnya, begitulah kira-kira alasan Fathir meski Oliv belum pernah sekalipun menjemput Fathir selama laki-laki itu pergi, maksudnya beruntung tidak pernah terjadi hal yang tidak-tidak pada Fathir sejauh ini.

"Kalau gue bilang gue mau ke bar kali ini, lo marah nggak?" Fathir menatap Oliv, tatapannya seperti memohon. Oliv mengerutkan kening saat Fathir berbicara demikian, maksudnya Oliv tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada Fathir dan kalaupun Fathir sedang ini pergi ke bar, itu haknya meski sebenarnya setengah hati Oliv tidak suka jika Fathir harus mabuk-mabukan.

"Kalau gue bilang gue mau ikut, lo marah nggak?" Oliv bertanya balik. Fathir diam sejenak dan perlahan ia menggelengkan kepala tanda setuju bahwa ia tidak akan marah jika Oliv ikut dengannya malam ini.

"Tunggu sebentar," kata Oliv sambil masuk ke dalam rumah dan menaruh belanjaanya di meja. Tidak perlu ganti baju pula, ia hanya membawa jaket dan ikat rambut dari kamarnya.

--

Oliv mengedarkan pandangan saat ia berjalan masuk ke salah satu bar yang ukurannya tidak terlalu besar. Banyak orang yang sedang menikmati malam dengan cara yang menurut Oliv terbilang gila. Sekalipun Oliv adalah cewek tomboy dan tidak selugu itu, ini adalah kali kedua ia masuk bar. Yang pertama ia memenuhi undangan perayaan ulang tahun temannya di Jakarta. Dan yang kedua bersama Fathir malam ini.

Oliv mencoba tenang sampai seseorang tiba-tiba saja menaruh lengan di pundaknya. "Anjrit!" pekiknya terkejut, Fathir bisa mendengarnya dan langsung menoleh ke belakang. Oliv tidak tahu siapa orang itu namun ia tahu laki-laki yang masih menaruh pundak di bahunya saat ini sedang di bawah pengaruh alkohol.

"Aduuuh, Thir. Bantuin gue kek!"

Dengan santai Fathir melepaskan tangan itu dari bahu Oliv, beruntung tidak ada perlawan dari laki-laki itu, ia hanya menggumamkan sesuatu yang bahkan tidak dapat dipahami oleh Oliv dan Fathir.

Kini Fathir menggenggam tangan Oliv, hanya sebagai bentuk perlindung kalau saja ada orang lain yang melakukan hal sama pada Oliv.

"Lo yakin pergi kesini? Sengaja buat minum gitu?" tanya Oliv masih heran, ia duduk di sofa yang sama dengan Fathir.

"Udah gede, Liv, sesekali harus lah nyoba yang ginian kalau lagi mumet," jawab Fathir sambil terkekeh, ia mengangkat satu tangannya untuk memanggil waitress dan memesan sagelas vodka.

Waitress itu memandang ke arah Oliv dan seolah bertanya apa yang akan gadis itu pesan, Oliv ragu karena ia tidak ada niatan sama sekali untuk memesan minuman seperti itu. Belum sempat Oliv menjawab, Fathir segera menginterupsi, "air mineral aja ya, mba," katanya dan waitress itu mengangguk kemudian pergi.

O x F (spin-off : BOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang