19 Tangkai Mawar

76 8 5
                                    


Matahari mulai menebarkan sinarnya dan juga burung-burung yang menyanyi merdu tak kalah indahnya. Pagi ini sangat cerah murid-murid mulai bergegas berangkat ke sekolah. Namun, Rista baru saja sampai di sekolahnya dia sangat terburu-buru mencari ruang kelas barunya. Hari ini hari pertama Rista memuali kembali rutinitasnya sebagai pelajar.

"Alhamdulillah akhirnya sampai juga. " gumam Rista dalam hati, dia memandangi seisi kelas dan melihat siapa saja yang dikenalnya.

"Rista! "

Suara tersebut terdengar tak asing lagi, Rista mencari asal suara tersebut. Ternyata benar itu suara Nurin, teman sebangku Rista sejak kelas 10.

"Buset dah Rista telat mulu sih. Baru juga hari pertama masuk sekolah. "

"Iya nih, aku kesiangan terus ditambah tadi dijalanan macet banget Rin. " Rista beralasan sambil mendekati bangkunya dan duduk di sebelah Nurin.

Bel pun berbunyi kegiatan belajar mengajar pun di mulai.

Keesokan harinya...

"Ini punya mu Rin? "

"Tuh kan sudah ada tulisannya 'Buat Rista' tuh! " jawab Nurin menunjuk ke arah kertas kecil yang berada di samping setangakai bunga Mawar tersebut.

"Dari siapa?. " tanya Rista

"Entah aku juga gak tau Ta. Dari pertama aku datang memang sudah ada bunga dan kertas ini di atas meja." penjelasan dari Nurin.

"Terus siapa dong yang iseng gini? Ulang tahunku kan masih lam... "

"Cieee Rista, baru awal masuk sekolah nih sudah dapet bunga dari penggemar, ciee ciee Rista. "Tiba tiba Rio dan Rendi muncul dan memotong pembicaraan Rista.

"Apaan sih Rio. " Wajah Rista memerah.

"Ciee muka lo merah tuh, Ta. Wah gue tau nih, orang itu mungkin memendam rasa ke elo Ta. Hahaha" goda Rio

"Iya iya bener kata si Rio, jangan-jangan itu dari 'secret admirer' kamu. Cie Rista. " goda Nurin yang ketularan oleh Rio.

"Apaan sih kalian ini, ya enggak mungkin lah ada yang sampek segitunya ke aku. Paling ini cuma ulah iseng anak anak dan mungkin juga salah alamat" Rista membantah tuduhan teman-temannya tentang bunga dan surat itu.

"Tapi Ta nggak mungkin salah alamat kan ada tulisannya 'Buat Rista' tuh" celoteh Nurin membenarkan .

"Eh tapi mungkin saja Ta. Kenapa, enggak, lo kan alim juga pendiem. Ya nggak Ren?" Tanya Rio meminta dukungan ke teman sebangkunya.

Rendi tipe cowok yang cool cuma manggut-manggut sambil tersenyum melihat keisengan si Rio.

Tiba-tiba guru datang dan spontan menghentikan perbincangan mereka.

Hari demi hari setangkai bunga pun datang kepada Rista seperti hantu. Setiap pagi Rista selalu di buat bingung dengan bunga Mawar tesebut. Teman-temannya juga selalu meledek Rista karena wajahnya yang selalu terlihat kebingungan.

Hari ini hari ke 18 bunga Mawar itu berada di atas meja Rista. Semua bunga di simpannya di sebuah vas.

"Heh Ta. Bengong aja dari tadi. " Nurin menyenggol tangan Rista, yang sejak tadi termenung di atas sajadah di masjid sekolah dengan mukenah yang belum di lepasnya.

"Eh, astaghfirullah. Aku bingung, Rin. Aku bingung, sampai kapan bunga Mawar itu akan terus berada di atas mejaku? Sampai kapan aku harus di buat bingung sama orang iseng yang sampai sekarang pun aku nggak tau siapa dia? Dan buat apa orang itu menyianyiakan uangnya untuk setangkai bunga yang di berikan kepadaku? Sampai kapan, Rin?" di tengah perkataan Rista, dia selalu menghela nafas dan ucapan terakhirnya membuat suaranya bergetar.

19 Tangkai Mawar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang