20 Agustus 2000
Meta
Panas matahari menyengat tepat diatas kepalaku, berkali-kali aku mendengus kasar. Kalian tahu rasanya dihukum di sekolah rasanya menyebalkan. Gerutuan terus terucap dari bibirku.
SD Pelita Nusantara, sekolahku sedang ramai, semua siswa yang sedang beristirahat mengerubungiku, menjadikanku tontonan gratis mereka. Memangnya mereka pikir aku badut apa?
Kesal tiada tertahan sampai akhirnya Bapak Tedi, wali kelasku menghapiri dan mengajak aku keruang guru. Setelah sampai di ruang guru, aku disuruh duduk, sebal rasanya tak tertahan, semua guru mengelilingiku, pantesan aja siswanya pada ngeliatin aku juga, gurunya aja macam gini. Kesal aku mendengus lagi dan sangat frustasi, bagaimana aku bisa diperlakukan seperti ini?
"ehm" dehem Pak Tedi "Metalica, saya sebagai wali kelas kamu sangat malu, masa anak kelas 3 SD membuat pingsan anak kelas 6, besok orangtua kamu datang yah Meta, kamu boleh dirumah aja. Ada tugas juga buat kamu, tulis di buku yang 100 lembar dengan kata kata 'saya tidak akan mengulangi lagi' yah Meta. Jangan lupa belajar selama dirumah" aku tersenyum sumringah dan berteriak sambil loncat "ASYIIIKKKKKK LIBURAAAAAAN". Semua guru geleng-geleng sambil membubarkan diri. Yah benar, itu aku Metalica, baru saja melakukan dosa besar menurut para guru dan murid di sekolah ini, heran banget deh. Kan itu karena perbuatan yang dia perbuat ke aku, jadinya aku deh yang kena hukum, tapi ga masalah buatku yang penting aku bisa liburan selama seminggu, ga masalah juga disuruh tulis 100 lembar, kan ada asisten rumah tangga dan antek-antekku yang membantu. Gilang lihat nanti pembalasanku, eh engga deh, dia juga udah dapat ganjaran atas pebuatannya mengintip rok sekolahku, tau apa ganjarannya? Aku meninju hidungnya sampai mimisan, hebat sekali bukan diriku? Rasakan Gilang sipatu gelang, siapa suruh bermain-main dengan Metalica anaknya Pak Anwar.
Gilang
Kepalaku masih nyut-nyutan, tahu kenapa? Aku baru saja di tinju sama anak kelas 3 SD, adek kelas tengil. Bisa-bisanya dia berfikir aku mengintip roknya, padahal aku jatuh karena aku menginjak tali sepatuku sendiri. Bodoh bukan? Ya aku sangat ceroboh, karena kecerobohanku, aku harus mendekam di UKS padahal seharusnya aku bermain bola dengan teman-temanku, gila itu anak kecil, aku gak tau loh kalo dia punya tenaga sekuat itu, dia tidak memberikan aku kesempatan untuk menjelaskan bahwa kajadian tadi. Dan hal yang bikin aku makin pusing sampai 1 x 24 jam alias keesokan harinya adalah, harapanku musnah, senyum sumringahku pudar, kenapa? Karena ibu Si Metal itu datang ke sekolah bertemu mamiku -yang rencananya ingin menuntut karena kejadian kemarin aku ditinju- gagal saudara-saudari sekali lagi ku perjelas GAGAL!!! Ternyata mamiku sahabat ibunya si anak Metal itu. Kesal dan dongkol ada dipikiranku, bagaimana tidak? Rencana aku membalas Metalica gagal. Malah saat ini aku diseret kerumah itu bocah dalam rangka temu kangen sahabat lama. Ingin rasanya aku teriak, tapi aku harus jaga image di depan ibunya bocah nakal itu, hitung-hitung pencitraanlah. Sampai dirumahnya aku bertemu dengan Arka, teman sekelasku, ya ampun aku kenal dengan Arka, namun bingung. Kenapa ada satu keluarga, ibunya baik, abangnya baik dan cerdas tetapi anak bocah tengil itu kelakuannya bar-bar banget. Dan sialnya, hari ini jadwal Arka les biola, jadilah aku terjebak sama anak bocah tengil itu.
"halo, namaku Gilang, nama kamu siapa? Kamu lagi ngapain?" aku memberanikan diri mengobrol dengannya, karena garing banget kali yah aku sendirian di rumah ini, sedangkan orang tua sedang asyik mengobrol. "oh kamu yang kemaren ngintip rok aku? Ngapain kamu kesini?" jawabnya ketus sekali, agak pedih juga yah? "aku diajak ibu kamu kesini, ternyata ibu kamu temennya ibu aku, kamu mau gak berteman sama aku?" jawabku "mau aja, tapi ada syaratnya" kata dia sambil tersenyum licik, "nama kamu, kita belom kenalan, apa syaratnya?" aku kembali bertanya "namaku Metalica, kamu kerjain dong PR dari Pa Tedi nulis 'saya tidak akan mengulangi lagi' mau kan? Biar kita temenan" aku berfikir sambil tersenyum, diapun tersenyum " ga mau, itu kan hukuman kamu" dia memberengut sambil teriak, "OKEH... KITA MUSUHAN MULAI SAAT INI" dan mulai saat itu Metalica, cewe pertama yang hampir membuat hidungku copot mengibarkan bendera perang terhadapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (karena kamu adalah alasan ku untuk pulang)
Teen FictionKalau kamu berharap ini adalah cerita yang romantis, jangan mampir kemari. Disini aku hanya bercerita tentang bagaimana berjuang mendapatkan cinta monyet-mu, cinta jaman pakai seragam putih merah. Dan mungkinkah akan menjadi cinta yang kekal? Masih...