17 Jan - Sore

51 4 0
                                    


Istirahat ga ada hal yang menarik.

Oh dia ngupil diam-diam...

Saat pelajaran aku terlalu fokus dengan keimutan Pak Solihan guru fisika. Liat aja wajahnya yang putih tembem dikelilingi oleh janggut unyu itu?! Seperti bayi berjanggut! Imut kan? Dan gara gara keimutan pak Solihan aku tidak sadar bahwa cowok itu pulang lebih awal. Lagi. Sial.

Karena aku sudah tau rumahnya- inget, aku pro stalker, mencari tau dimana rumahnya bukan perkara sulit, tinggal ikutin dia pas pulang tanpa ketahuan aja!-- aku memutuskan untuk mengecek keadaannya.

Aku berhenti beberapa rumah dari rumah tua itu. Rumah tipe 5x10m itu pagarnya karatan, rumput liar tumbuh dengan subur di lahan yang sempit, bahkan sudah mencapai setengah dari jendela rumahnya. Dindingnya sudah berlumut dan terdapat retakan disana sini. Atap rumahnya sudah reot. Kesannya rumah ini gabakal bertahan kalau ada hujan lebat melanda Bekasi, untung lagi musim kemarau.

Meski aku sudah berkali kali melihat rumah ini dan menyadari bahwa diluar sana, bahkan banyak yang tidak punya rumah, tetap saja hatiku selalu sakit melihatnya. Ditambah dengan fakta bahwa cowok paling menyedihkan di sekolahku yang tinggal disini.

Pintu rumahnya terbuka. Aih itu dia! Masih pakai seragam sekolahnya!

Ikutin ah

***

"STOOOP!!!"

Tadinya aku lagi ngikutin Cowok itu diem diem dari belakang. Tiba-tiba pas di jalan yang banyak rumah kosongnya, Cowok itu ditarik oleh 3 makhluk aneh-yang satu cepak, ada yang kayak tuyul dan yang satu lagi tampan.
Wah mereka geng Boomska yang sering gangguin Cowok itu! Busetdah, udah ga di sekolah tetep aja ngerusuhin kehidupan orang lain.

Dan sekarang aku sedang berusaha menolong Cowok itu sebelum dikeroyokin lebih lanjut sama orang-orang biadab itu.

"BERHENTI SEKARANG JUGA!"

Cowok berambut cepak yang berbadan kekar itu berhenti dari aktivitasnya-yang kurasa bakalan tidak senonoh, EW!-lalu menoleh ke belakang, ke arahku.

Posisi cowok itu sungguh tidak enak dipandang mata. Dia berlutut dengan kaki dibuka selebar bahu sedangkan dibawahnya ada sosok manusia yang lemah tak berdaya sedang memberontak tapi tak bisa berbuat banyak karena tangan dan kakinya ditahan oleh 2 orang yang lain.

Singkatnya, mereka keliahatan kayak mau "menjajahi" orang itu.

"Lessi?"

Oh, cowok berambut cepak itu mengenalku? Yah memang aku populer di kalangan cowok, entah kenapa. Padahal aku ga cantik.

"Mending kalian pergi sebelum aku mengingat wajah kalian dan melaporkannya ke BP!"

"Hoah, baik banget lo!" ucap sarkasme salah satu cowo yang--astaga--kelihatan culun banget. Yah bukannya aku suka diskriminasi orang tapi ga cocok aja gitu sama imej anak bandel. Dia merusak reputasi geng boomska sekolah ini--yang emang udah rusak sih--.

"Gue aja yang urus cewek brengsek ini" tambahnya lagi dengan nada sok jagoan. Hell-O?? yang brengsek kan dia, yang mau grepe- grepe cowok itu kan dia!

Gue kenal beberapa temen yang gay tapi semua bermartabat--ga kayak kecoa yang satu ini. Ini toh yang bikin reputasi suatu golongan jd tercemar. Kayak pepatah "karena nilai setitik, rusak susu sebelangga"

Si cowok berambut cepak langsung berdiri dan membetulkan celananya--EW!. Tangan kanannya terentang menahan cowok culun itu yang mau mendekat ke arahku.

"We'll go" katanya bijak. Mungkin dia takut denganku. Hahaha bisa jadi. Aku kan ketua klub jiu jutsu.
Gatau apa itu jiu jutsu? Tanya sama om om gugel sana!

Tapi ternyata konconya yang culun ga terima. Yaiyalah, mereka bisa aja sih nutup mulutku. Atau kita bisa berantem man-to-man meskipun aku bukan man tapi bisalah aku switch on beberapa belas menit jadi man, maksudnya pas aku berantem sama mereka nanti. Kalo sekarang sih aku masih jadi girl yang kuat dan berani--dan gatau diri--.

"Gue masih sayang nyawa gue, Tuyul!" maki si cepak kepada si tuyul, nama lain si culun. Sedari tadi kulihat konconya yang lain, selain si tuyul, adem anyem aja ga banyak ngomong, padahal ganteng. Eh tapi ganteng ganteng gitu dia sukanya grepe grepe cowok. Dan brengsek.

Ah gajadi ganteng.

"Lessi itu pacarnya Omib, ketua boomska. Kalo Lessi kenapa napa bisa mati kita"
Kata Si cepak sambil berbisik.

Gue bukan pacarnya, kampret! makiku dalam hati. Kalo aku ngomong gitu bisa-bisa mereka bakal nyerang aku dengan cara kotor. 3 lawan satu misalnya.

Btw bukan rahasia lagi kalo Si omib atau Bimo suka sama aku. Dan dia pernah ngumumin pas upacara, siapapun yang berani jahatin aku bakal dihajar sama dia dan gengnya.

Dasar! Pemimpin korup! Penyalahgunaan kekuasaan! Gimana Indonesia mau maju kalo dari remaja aja pemimpin geng udah sering nyalahgunain kekuasaannya. Harusnya mereka mengayomi anggotanya untuk menjadi delinquent atau berandalan yang bermartabat. Disegani bukan ditakuti! Hah!

Yaampun, tadi aku lagi ngapain ya?
Oiya si cepak masih nyangka aku pacarnya Omib. Oh, sekarang aku baru inget kenapa aku populer di kalangan cowok. Sial.

Yah cuma dengan titel pacarnya ketua boomska-padahal mah kagak-mereka pergi. Si culun mukanya makin culun karena ga terima dengan penjelasannya si Cepak. Pasti dia newbie deh, gatau Omib bisa seganas apa kalau ngehajar satu orang.

Si culun berjalan melewati ku dengan pala botaknya yang sejajar dengan mataku--kampret! silau!--
lalu dia berbisik,
"Urusan kita belum selesai!"

Agh! dasar mahoculbotet. Manusia homo Culun botak bantet.

Ah back to main topic.

Saat ini di depanku terbaring lemah tak berdaya seorang laki laki yang sejak dua bulan yang lalu menarik perhatianku. Tubuhnya putih kurus seperti tulang berbalut kulit. Seragamnya kotor dan robek di beberapa bagian. Kancing bajunya lepas dan bertebaran di sekitarnya. Beberapa luka dan lebam tercetak jelas di wajah dan perutnya. Oh bukan mataku yang jelalatan liat liat perutnya, tapi kancing seragamnya yang udah copot itu membuat seragamnya terbuka lebar dan menampilkan perutnya yang cekung dan biru... Apa gara gara bekas di tonjok jadi cekung begitu? Sialan! Harusnya aku bikin penjahat kelamin maho itu babak belur dulu sebelum kubiarkan mereka lolos!

Ah sial boxernya keliatan! Aku buru buru balik badan dan berucap malu malu kucing.

"Benerin baju kamu"

Dibelakang terdengar suara grasak grusuk. Lalu aku melihat sekelebat bayangan yang lewat disampingku. Refleks aku menggenggam tangan bayangan itu, maksudnya tadi dia lari gitu. Jadi aku tahan sekarang.

"Kamu masih shock kan? Tenangin diri dulu."
Kataku selembut mungkin. Tangannya masih berusaha lepas dari peganganku. Astaga, ini tangan halus banget, putiih dan serasa cuma megang tulang.

"Mereka mungkin masih di sekitar sini! Ga aman kalau keluar sendirian"

Kali ini aku memegang tangannya yang satu lagi dengan lembut.

"Ayo aku temenin pulang"

Dia mengangguk sambil sesenggukan.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary of StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang