Jika saja hak atas semua waktu itu diberikan padaku Sugar,kau adalah orang pertama yang tidak akan ingin kuserahi hatiku pada masa yang lalu.
-Irvinie Jeremy Tsuzinka-***
Grosseto Airport,8.45 A.M
Suasana Bandar Udara Grosseto tampak sangat ramai pagi ini.Seorang wanita dengan rambut coklat sebahu terlihat berjalan dengan anggun sambil menyeret kopernya.Suara hentakan heels-nya terdengar menggema hingga mencuri perhatian beberapa orang.Sambil melepaskan syal rajut yang melilit lehernya,Ruby meraih ponselnya yang ada didalam tas berniat menghubungi Anthony.Mereka sudah sepakat akan memulai hidup baru mereka di Barcelona.Ruby optimis hidupnya akan jauh lebih indah disini.
"Lama sekali Ant..kau tidak berencana meninggalkanku di tempat asing ini kan?"
"Maaf sayang,tadi toiletnya harus mengantri panjang.aku kesana segera"
"Baiklah,cepat"
"Hei,sudah siap melihat istana kita?"Ruby agak terkejut mendapati seseorang menepuk bahunya dari belakang,dan keterkejutan itu hilang seiring yang dilihatnya adalah Anthony.
"Aye-aye boss!"Anthony menarik gemas hidung Ruby dan membuat orang-orang yang berlalu-lalang iri melihat dua orang ini.
"Ayo kita cari Casillas"
"Kau sudah bilang padanya harus menjemput kita jam berapa?"
"Tentu saja"
***
"Bagaimana dengan Toscana?kudengar anggur yang dihasilkan dari sana rasanya menakjubkan.Wanita-wanitanya mempunyai bentuk tubuh idaman bro!"ucap salah satu dari tiga pria tampan yang sedang duduk di sofa di ujung ruangan.Matanya berkilat nakal.Sementara pria berambut coklat yang sedang sibuk bercumbu di dekat jendela tiba-tiba menghentikan aktivitasnya dan mengusir terang-terangan wanita yang-entah siapa namanya itu,tidak peduli bahwa wanita itu sedang menunjukkan kekesalannya.yeah!
Pria berambut coklat itu berjalan kearah teman-temannya sambil memutar bola mata."Yeah..dan teruslah membayangkan para gadis seksi dari Tuscany itu Mark.Otakmu itu sepertinya hanya berisi tentang bayangan bokong besar para wanita"Jeremy yang sedari tadi sibuk didepan laptopnya terlihat menahan tawa.Cukup mengherankan ia ternyata menyimak pembicaraan mereka padahal sedari tadi pria itu tidak terlihat mengalihkan pandangan dari kertas-kertas dan laptop yang ada didepannya itu.
"HEI!-"ucapan pria yang dipanggil Mark tadi terhenti ketika temannya membungkam mulutnya dengan moncong botol wine ketiga mereka yang baru saja habis.
"Dan tidak ada gadis seksi disana Mark.Sejauh mata memandang,hanya ada pegunungan dan bukit-bukit.That's it,Italy."Evan tertawa keras hingga menggema di ruangan Jeremy.
"Fuck!jangan sok tahu dasar bajingan.Aku bertaruh Bugatti merah terbaruku jika berhasil mengencani lima gadis Toscana dalam semalam,dan kurasa,Jeremy le-"
"Jangan coba membawa-bawa aku dalam perdebatan tidak penting kalian atau benda ini akan mendarat di kepalamu Mark!"Ancam Jeremy sambil bersiap meraih sebuah miniatur Globe yang ada diatas mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
End of Us
Non-FictionKata orang"There will always be a second chance".Masihkah kata itu dibutuhkan lagi disini?.Ketika kau sudah menghancurkan seseorang bernama Jeremy Tsuzinka hingga ke bagian terkecil dari dirinya,maka tidak akan ada lagi tempat untukmu dalam hidupnya...