"Untuk apa kau memilihku, Di? Jika serpihan kecil hatimupun tak pernah kumiliki. Percuma, bila aku memberi seluruh patahan yang kumiliki untukmu. Tapi pada kenyataanya kau tak pernah mengambil hatiku. You never take it. kau tak pernah, Di. Hanya dia, dia yang kau nantika bukan diriku. lalu mengapa kau memilihku. Jika itu karena kakakku maka lepaskanlah aku. Biarkan aku pergi! Biarkan aku pergi dan aku akan membiarkan kau kembali padanya. Kau hanya mengikatku dalam belenggu yang tak pasti. Pilihlah dia jika itu pilihanmu. Aku hanya bisa melepasmu jika itu yang kau inginkan, Di. Biarkan semua ini berlalu bagai angin kelabu. Biarkan hati ini yang tersakiti akan ribuan duri. Aku mengalah...
Ia ia terduduk dan tak lagi dapat membendung air matanya. Ia merasa bahawa semua yang ia lakukan hanyalah hal yang percuma. Kemudian ia tersadar akan kenyataan bahwa hati peria yang ada dihadapannya ini trlah dimiliki. Dan itu bukan dia.
Sementara lawan bicaranya hanya termenung setelah mendengar semua limpahan isi hati gadis yang bersimpuh didepannya.
Ia tak mengerti kenapa semua menjadi serumit ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama sang Pematah Hati
Roman d'amourAku teringat akan dirinya. Kenapa hati kecilku masih teringat tentang dia yang sekalipun tak pernah mengingatku. Sekalipun aku ingin menghilangkan semua perasaan ini, tapi Aku tak bisa. Dia tak bisa hilang dari ingatanku. Setiap apa yang aku lakuka...