Chapter 4

18 3 0
                                    


"Woyyy..! bengong aja.. kesambet lo?" Raka yang tiba-tiba datang mengagetkan Kiera yang sedang melamun sambil menggenggam segelas jus strawbery di depannya.

"Sialan lo Rak, dateng-dateng langsung ngagetin gue aja" Kiera mendengus kesal melihat Raka yang sedang tersenyum lebar dengan seringaian jahilnya.

"iya maap.. lagian elo siang-siang bolong gini malah bengong, dari tadi gue manggil-manggil nama lo gak disahut-sahutin" protesnya karna memang udah dari tadi Raka duduk di depannya dan memanggil-manggil Kiera tapi yang dipanggil malah diam saja "ada apa sih pricess? Ada yang ganggu pikiran lo? Hah? Coba sini cerita sama gue" Rayu Raka sambil mengangkat dagu Kiera yang dari tadi tertunduk memandang lantai dibawah seolah ada sesuatu yang menarik dibawah sana.

"gak ada apa-apa kok.. gue cuma lagi unmood aja" Kiera menanggapinya dengan cuek, karena pikirannya saat ini sedang kalut.

"Yaudah, kalo lo belum mau cerita gak apa-apa" jawab Raka dengan senyum pengertiannya, dia tahu sahabatnya ini mungkin belum siap untuk membicarakan permasalahannya "Tapi nanti kalo lo udah siap buat cerita sama gue, lo jangan sungkan-sungkan buat panggil gue. Kapanpun princess Kiera butuhkan, prince Raka selalu ada untuknya" kekeh Raka berusaha menghibur sahabatnya yang masih enggan untuk tersenyum.

"Rak, emang gue udah tua ya? Umur gue kan baru 22 tahun" Raka yang sedang berbicara dengan pelayan untuk memesan menunya, langsung menoleh ketika mendengar suara lembut Kiera yang terdengar seperti orang putus asa.

"Lo ngomong apa sih Kei? elo itu masih muda.. lo aja baru wisuda beberapa bulan yang lalu" ucap Raka kembali menenangkan sahabatnya "Lagian kenapa lo tiba-tiba menanyakan soal umur? Biasanya juga lo cuek"

Kiera menarik nafas panjang, berusaha untuk menceritakan permasalahannya pada Raka"Eyang semalem telpon, dia bilang gue kudu cepet cari pendamping, kalo sampe ulang tahun gue yang ke 23 tahun gue belum juga bawa calon mantu buat eyang dan bunda.. gue bakal di jodohin Rak" masih dengan wajah pias dan suara yang terdengar sangat rapuh, kiera melanjutkan kalimatnya "Rak, elo tau kan ulang tahun gue bulan apa? Bulan depan Raka..." dia mengucapkannya sambil menggeram frustasi

"Gue belum siap.. gue belum bisa.." rintihnya sambil terisak seraya menjatuhkan kepala diatas meja, mungkin karena Kiera gak mau orang-orang disekitarnya melihat tangisannya.

Sebagai pendengar yang baik Raka hanya bisa mengelus rambut Kiera dengan lembut, berusaha menenangkan sahabatnya yang sedang mendapati masalah yang lumayan serius itu. Karena Dia tahu seorang Kiera paling anti untuk membicarakan soal 'pria' ataupun pendamping hidup, hal itu sama saja mengorek luka lamanya bersama kenangan tentang ayahnya yang sudah menghianati kepercayaannya dulu.

Ya. Raka ingat betul saat itu dia melihat Kiera yang begitu terpukul, rapuh dan tidak memiliki semangat hidup. Sampai-sampai Raka rela bolos kuliah 2 hari hanya untuk menemani sahabatnya yang butuh menenangkan diri di Lembang Bandung.

#Flashback on

9 Oktober 2011

"Kei, tadi ayah kamu telfon.. dia tidak bisa datang nanti malam.. katanya dia aja foto shoot di Bali, dia titip salam buat kamu" ucap Clarisaa bundanya Kiera sambil mengelus rambutnya yang sedang duduk di depan cermin meja rias. saat ini Kiera sedang mematut dirinya di depan cermin, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-17.

Deg

Jantung Kiera seolah berhenti sesaat, bagai tersambar petir di siang bolong, dia terpukul mendengar kalimat yang dituturkan ibunya

Kata HatiWhere stories live. Discover now