Quiescent Station.
Sebuah dimensi lain dari bumi yang tidak terpengaruh oleh partikel ruang dan waktu. Tempat yang benar-benar diam, di mana sinar matahari bersinar terus menerus tanpa ada waktu malam, tak ada angin yang berhembus, tak ada satu benda pun yang bergerak, bahkan tak ada suara yang bisa merambat dalam dimensi ini.
Adalah seorang Chorokinesis-sang pengendali waktu-Darren James, yang bermain-main dengan waktu hingga akhirnya menemukan dimensi yang ia sebut 'Dimensi yang Diam' itu. Sebagai satu-satunya kinetic pada masanya, Darren memutuskan untuk tinggal dalam Quiescent Station dan menjadi pengatur waktu di tempat di sana.
Tahun demi tahun berlalu, Darren mulai menyadari bahwa apa yang ia perbuat di Quiescent Station sedikit banyak menimbulkan pengaruh pada dimensi yang ditinggali oleh manusia biasa. Seperti saat ia memperlambat dan mempercepat waktu, ia akan mendengar orang-orang mengeluh mengenai hari yang terasa lebih cepat atau lebih lambat saat ia kembali ke dimensi manusia.
Darren berniat menyembunyikan Quiescent Station dari para kinetic yang terus bermunculan di dimensi manusia, ia tidak ingin ada orang yang memanfaatkan dimensi yang ditemukannya untuk kepentingan pribadi. Tapi seorang Chorokinesis muda yang berguru padanya menyalahartikan harapan tulus Darren. Jims Quill, si chorokinesis muda itu, membawa semua kinetic yang ia kenal ke dalam Quiescent Station dan membagi tugas berdasarkan kemampuan kinesis masing-masing. Para pengendali waktu mengendalikan waktu, para pengendali udara mengendalikan pergerakan angin, para pengendali tanah mengendalikan pergerakan bumi dan kerak benua, dan seperti itulah seterusnya.
Selama berabad-abad, semua kinetic hidup dengan damai di Quiescent Station. Masing-masing kelompok menjalankan tugas masing-masing. Hingga suatu hari, dimensi itu menjadi dimensi yang 'hidup' berkat bantuan para kinetic yang mengendalikan elemen-elemen di dalamnya. Hanya ada satu hal yang ganjil dari dimensi itu: tidak pernah ada malam. Di dimensi manusia, malam terjadi saat bumi berputar membelakangi matahari, tapi Quiescent Station hanya bergerak mengikuti kendali dari para kinetic. Dimensi itu masih diam dan terus disinari cahaya matahari sepanjang waktu. Tidak ada orang yang mampu mengendalikan cahaya, sebab cahaya itu sudah ada sebelum para kinetic sampai, yang berarti bahwa cahaya itu adalah satu-satunya hal yang tidak bisa dikendalikan para kinetic.
Tapi semua pernyataan itu terpatahkan. Sebuah malam terjadi di abad kedua puluh Light (Light menjadi satuan abad di Quiescent Station yang menjadi penanda waktu sejak kedatangan pada kinetic dan lama matahari bersinar dalam dimensi itu). Suatu malam yang mencengangkan bagi semua penduduk Quiescent Station, satu malam yang membuat mereka semua menghapus anggapan bahwa cahaya tidak bisa dikendalikan.
Mereka segera mencari sang Lunarkinetic, pengendali cahaya, dan mereka menemukannya. Seorang bayi mungil yang baru saja dilahirkan. Namun bayi itu, juga ibunya, meninggal akibat kekuatan yang terlalu besar yang mereka terima. Sang bayi langsung menyerap semua cahaya yang ada di sekitarnya begitu ia lahir, tubuhnya yang lemah tidak bisa menahan itu dan ibu yang belum melahirkan secara sempurna juga tidak bisa menahan kekuatan berlebih dari sebagian tubuh anaknya yang masih berada di jalan lahir. Sang Lunarkinetic meninggal begitu saja akibat kekuatannya sendiri.
Setelah itu, matahari kembali bersinar. Malam tidak pernah lagi kembali karena tidak satupun pengguna Lunarkinesis yang terlahir sejak hari itu. Para kinetic sadar kekuatan sebesar apa yang seorang pengguna Lunarkinesis bawa, sehingga mereka tidak pernah berharap pengguna akan terlahir. Harapan itu kosong bagi mereka, karena tidak ada seorang Lunarkinetic pun yang terlahir selamat.
Dan meski mereka juga merindukanmalam yang lebih tenang dan gelap, para kinetic tidak ingin banyak berharap. Mereka hanya menjalani hidup hari ini, esokdan nanti. Seperti dua puluh abad yang sudah berlalu.
YOU ARE READING
KINESIS: The Eclipse War
FantasíaTerkadang, memiliki banyak pilihan tidak sepenuhnya menyenangkan. Terkadang, kau harus berkhianat untuk bisa menang. Terkadang, kau harus menjadi jahat. Bukankah dunia ini terbentuk juga karena pertumpahan darah? Maka, mari kita lihat apa kali ini...