[chapter 3].menghibur tama

48 2 1
                                    

pagi harinya di pemakaman tama berdiri di samping ibunya, matanya memandang gundukan tanah dengan batunisan putih bertuliskan nama ayahnya,Raka.

"kita harus ikhlaskan kepergian ayahmu tam,agar dia tenang di alam sana." ucap resi mengelus rambut anaknya.

tama tak menyangka ayahnya kini telah menjadi gundukan tanah,ia terus memandang nya dengan berlinang air mata.

*********

siang harinya murid murid sekolah dasar tampak berjalan pulang di koridor sekolah,terlihat rino berlari mengenakan tas punggung berwarna hitam.
ia buru buru ingin bertemu dengan tama dan melihat keadaanya.

Setelah pulang sekolah rino langsung pergi kerumah tama.
tok...tok..tok..rino mengetuk pintu.

cklek...resi membuka pintu dan melihat rino berdiri ngos ngosan
dengan seragam merah putih yang sedikit basah karna keringat,
"tama mana tante?" tanya rino langsung.

"ada di kamar,dari pagi dia belum makan rin." cemas resi,
ketika rino masuk ke dalam resi langsung menutup pintu.

"tam....." rino berjalan menghampiri tama yang tengah membelakangi nya.
saat tama membalikan badan rino terkejut melihat matanya bengkak karna terlalu banyak menangis.

"astaga lihat matamu tam," ucapnya seraya mendekati,
tama hanya diam tak mengeluarkan satu kata pun.
wajahnya terus menunduk ke bawah,rino menarik dagu tama dan memaksanya untuk menatap wajahnya..

"jangan sedih aku ada disini...kamu tidak sendirian."

tama hanya diam memandang sahabatnya dengan raut wajah murung.
"ayo ke bukit hijau,aku punya layangan kita main disana ya?" ajak rino berusaha menghibur tama,
meski tak bicara tapi ia mengangguk tanda setuju.

********

di tengah padang rumput ilalang rino menggoes sepeda,sedangkan tama berdiri membonceng di belakang.
"tam,aku ada pertanyaan nih" kata rino membuka percakapan namun tama tetap terdiam lesu.

"kutu kutu apa yang nyebelin ?" ucapnya mencoba melucu

"kutuuuu kupret...hahahha" rino tertawa sambil tetap mengayuh sepeda,namun tama tetap diam membisu..

"ok gagal" batin rino

*******

tama berdiri sambil mengangkat layangan ke atas,,,sedangkan rino bersiap menarik benang di kejauhan.

"siappp tam?" teriak rino..

"satu...dua..lepasss" ketika rino berteriak lepas,,spontan tama langsung melepas layangan nya...wusss layangan itu terbang tinggi tertiup angin.
rino terus berlari mendongak ke atas menatap layang layang...

angin sepoy sepoy meniup dedaunan kering di atas pohon dan menjatuhkan nya ke bawah.
tama terduduk lesu di bawah pohon rindang bukit tersebut,sementara itu rino asyik bermain layangan.

sesekali pandangan rino beralih ke tama yang duduk di bawah pohon,ia jadi tak tega melihat sahabatnya sesedih itu.
ia menaruh benang ke tanah dan menindihnya dengan batu,lalu melangkah menghampiri tama.

plakk...rino menepuk bahu sahabatnya.
"jangan kau putus asa,kita hadapi bersama" ucap rino,seketika tama menoleh ke arahnya memasang wajah datar..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janji sahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang