Left

800 65 68
                                    

Darah terus mengalir. Memenuhi ruang kosong di sekitar mayat-mayat yang bergelimpangan. Sebagian besar dari mayat-mayat tersebut adalah anak-anak, empat perlima bagian tepatnya. Sementara seorang pria dewasa berada di tengah mayat-mayat tersebut. Baju putih yang ia kenakan kini telah berubah menjadi merah. Dalam seketika bau anyir pun menyeruak. Bergabung bersama partikel-partikel udara yang memenuhi ruangan tersebut.

Sang perekam kejadian hanya bisa mematung. Tubuhnya serasa membeku, otaknya telah kehilangan kaki tangannya untuk mengkordinasikan anggota tubuhnya.

Lari.

Lari.

Lari.

Hatinya terus menjerit demikian, tapi tidak dengan mulutnya. Ia masih membungkamnya dengan kuat. Sekujur tubuhnya mulai dipenuhi oleh keringat dingin, membuatnya basah dalam seketika.

Sosok itu kini melihat ke arahnya. Tersenyum manis dibalik wajahnya yang di penuhi oleh darah. Langkah sosok itu terseret mendekatinya dengan sebuah pisau yang diangkat tinggi-tinggi, siap menusuk tubuhnya yang sudah terduduk lemas di lantai. Tidak bisa berbuat apapun, bahkan terlalu lemas untuk bergerak. Tubuhnya serasa lumpuh, tak mampu bergerak. Dan pada akhirnya ia hanya bisa pasrah.

. . .

Mata Kyuhyun langsung terbuka lebar. Deru nafasnya terdengar memburu dan keras, sementara piyamanya telah basah diakibatkan oleh keringat dingin yang membanjiri tubuhnya. Ia memejamkan matanya kembali. Mencoba meresapi mimpi yang terus mengusiknya seminggu ini. Mimpi yang terasa begitu berbeda. Tapi ia yakin, jika setiap mimpi itu disusun seperti puzle, maka ia bisa menemukan makna yang sama dalam mimpinya.

Pelakunya satu orang dan korbannya adalah anak-anak.

Mengingat hal itu, rasa mual langsung menyerang indera perasanya. Dengan secepat yang ia mampu, dirinya segera menuju kamar mandi di kamarnya. Berlari menuju wastafel di sana dan memuntahkan seluruh isi lambungnya. Sebuah ritual yang biasa menyerangnya semenjak seminggu yang lalu. Semenjak dirinya bisa melihat lagi dan disaat itulah dirinya memulai memimpikan hal keji tersebut.

.

.

.

The Eyes

.

.

.

==Story©Terunobozu==

.

.

.

Alternatives Universe, Crime, Fantasy

.

.

.

Mata Kyuhyun reflek berkedip ketika cahaya senter kembali memantul pada lensa bening retinanya. Menyorot kembali obsidian berwarna coklat karamel tersebut.

"Kurasa tidak ada masalah sejauh ini. Kau bisa memeriksakan kembali matamu bulan depan, Kyuhyun-ssi."

Dokter dengan nama lengkap Tan Hangeng itu memadamkan cahaya senter yang dari tadi menyorot mata Kyuhyun. Kakinya mulai melangkah kembali ke kursi kuasanya. Duduk berhadapan dengan Ny. Cho —ibunda Kyuhyun. Meninggalkan Kyuhyun yang masih duduk di ranjang periksa dalam ruang kerja sang dokter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang