"Gak bisa gitu dong mah. Kan papah bisa di rawat di rumah sakit yang ada di bandung mah" Atha sedari tadi terus merengek pada Sinta,mamahnya.
"Gak bisa sayang. Kan kalau di luar negri,papah bisa dapat perawatan yang lebih baik" Sinta tidak tau harus dengan cara apa ia bisa membuat anaknya mengerti. Kepergiannya ke luar negri bukan semata-mata untuk berlibur. Tapi, Denis suaminya harus benar-benar mendapatkan perawatan yang lebih. Kanker stadium 3 yang di derita suaminya 2 tahun yang lalu. Telah membuat suaminya terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
"Mah tapi Paris itu bukan negara yang dekat."Atha masih mencoba membujuk mamahnya.
"Terus gimana sama sekolahnya Atha? Gak mungkin Atha bolak balik Paris Bandung buat sekolah"tambahnya lagi.
"Atha sayang.. kamu gak ikut papah sama mamah. Kamu bakal tetep di Indonesia" sinta mengelus pelan pipi anaknya.Delfani Athala Caroline nama lengkap gadis itu. Ia tidak akan mau ke Jakarta. Atha mengerucutkan bibirmya. Jadi maksud mamahnya barusan ia akan menetap sendiri di Bandung tanpa adanya mereka. Tidak.. tidak Atha tidak mau.
"Terus Atha sendirian di sini. Kalau nanti misalnya ada maling atau ada apa-apa gimana. Gimana nanti kalau Atha di culik. Gak gak. Atha gak mau. Atha bakal ngikut mamah sama papah ke Paris. Atau Atha berenti sekolah" Atha menggelengkan kepalanya tidak mau.
"Sayang kamu harus ngerti. Keadaan papah itu mulai drop. Kalau terjadi apa-apa sama papah gimana? Jadi kamu nurut aja yah. Lagian kamu gak bakal tinggal sendiri." Jelas Sinta. Ia tersenyum ke arah Atha. Ia tidak akan mungkin tega membiarkan anak semata wayangnya tinggal sendiri tanpa ada yang menemani.ko kaya lirik lagu? Ah sabodo teing. Terserah author aja yah
"Terus Atha tinggal bareng sama mbok Lati? Berdua aja gitu?"Atha mengerutkan alisnya.
"Nggak,mbok Lati bakal ikut. Kan mamah butuh orang buat bantu ngurusin papah nantinya di sana." Jelas Sinta lagi.
Ih... mamanya ini kenapa sih. Kan tadi katanya dia tidak akan tinggal sendirian. Terus kenapa mbok Lati harus ikut. Kalau mbok Lati ikut,sudah pasti akan sendirian di rumah. Selain dia beserta mamah dan papahnya juga hanya ada mbok Lati orang rumah."Lah kan kata mamah Atha gak bakal tinggal sendiri. Terus kenapa mbok Lati harus ikut? Temen Atha siapa dong di rumah?"Atha memulai lagi. Kini ia harus bisa membuat mamahnya mengizinkannya ikut ke paris.
"Masih ingat sama tante Fara dan om Wisnu?" Bukannya memjawab pertanyaan Atha,Sinta malah balik bertanya. Atha mengangguk ragu.
"Kamu bakal tinggal bareng mereka di Jakarta. Sampai mamah sama papah pulang dari Paris"
Atha menganga lebar. Jakarta? Pindah ke Jakarta? Apa dia salah dengar atau memang mamahnya mengatakain itu tadi. Sumpah Atha akan melakukan apa pun,tapi tidak dengan pindah dan tinggal di Jakarta. Walaupun itu hanya sementara. TIDAK mungkin dan TIDAK akan pernah.
"Gak ah gak mau. Atha gak mau pindah apalagi ke Jakarta. Atha lebih suka tinggal di Bandung dari pada Jakarta. Jadi kalau mamah sama papah mau ke paris. Pergi aja Atha gak bakal ikut. Atha bakal tetep di rumah" ucap Atha cepat. Mengalahkan cepatnya kilat-boong deng.
"Keputusan mamah udah bulat. Kamu bakal tinggal dan sekolah di Jakarta. Gak ada bantahan lagi. Sekarang mamah mau siapin semua barang kamu. Malam nanti kamu berangkat dianterin pak Tanto." Sinta berlalu meninggalkan Atha yang belum terima dengan keputusan sepihak mamahnya.
Arghhhh.... kenapa harus Jakarta? Kenapa tidak di tempat lain saja.****
Di sinilah Atha sekarang. Di dalam sebuah kamar yang tak kalah besar dengan kamarnya di Bandung. Ia Merebahkan tubuhnya di sebuah ranjang empuk. Di dalam sebuah kamar yang di dominasi warna biru toska ini ia mencoba menghilangkan sedikit rasa lelahnya. Perjalanan Bandung Jakarta mampu membuatnya dilanda rasa kantuk yang amat besar. Ia memejamkan matanya. Deru nafasnya mulai teratur. Sepertinya ia sudah memasuki ruang mimpinya.
Bukan hal aneh jika Atha terlelap secepat itu. Dia pasti sangat kelelahan. Apalagi perjalanan yang ia lakukan terkesan mendadak.Belum terhitung lama Atha tertidur,ia terbangun karena sebuah suara seseorang yang terasa sangat mengganggu.
Ia membuka perlahan matanya. Penasaran dengan seseorang yang telah membuatnya terbangun dari tidurnya. Tidak mengerti kah orang itu,seberapa lelahnya Atha sekarang?
"Mah anduk aku di simpen di mana?"teriak orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantika Dibalik Benci
Fanfiction"Kira-kira singkatnya ke gini: Gue gak suka sama lo. Yang seenak jidat masuk ke kehidupan gue. Jadi mendingan lo jauh-jauh dari gue sebelum rasa gak suka gue berubah jadi rasa benci yang besar"-Panji Adinegara "Lo,pertemuan dan takdir. 3 hal yang pa...