Dia mau gak ya jadi pacar gue ? Pokoknya gue besok harus ketemu sama dia lagi entah itu dimana dan gue akan ngelakuin berbagai cara untuk ngedapetin dia. batin Rafa yang senyum-senyum sendiri.
Tak lama terdengar suara wanita parubaya, Rafa, ayo kita makan malam bersama. ajak Mamanya. Ia pun langsung membuka pintu kamarnya dan menempelkan sebuah sticky note yang bertuliskan, Please, Dont Distrub! Lalu ia pergi meninggalkan mamanya. Beliau hanya bisa tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
***
Kulihat Andra masih sibuk merapikan pakaiannya yang berantakan didalam koper. Aku pun tersenyum dan langsung menghampirinya. Aku pun membantu Andra melipat baju dan bertanya kepada Andra.
Ndra kapan lo wisuda? tanyaku.Masih lama, yah pertengahan April nanti. jawabnya.
Masih lama banget ya, terus lo ngapain pulang kesini ? Jangan bilang kalok lo kangen sama gue ya.” kataku.
Huftt Mau gimana lagi. Aku disana juga udah nggak ngapa-ngapain, enakan juga disini.” jelasnya. Terlihat dari wajah Andra, bahwa ia sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku pun memeluknya dan langsung menangis haru.
Eh.. kok kamu nangis sih Ret ? tanya Andra.
Lo beruntung ya Ndra. Diusia muda kayak gini lo udah wisuda. Dan lo tamatan sekolah luar negeri, sedangkan gue masih sekolah. Kadang gue ngerasa iri sama lo. jelasku.
Kenapa kamu harus iri sama aku sih Ret. Kita kan saudara. katanya yang mengusap air mataku.
Iya Ndra, makasih ya lo udah mau jadi adik gue yang paling baik. kataku, Andra pun mengangguk sambil tersenyum. Tak lama Ibu datang dan menyuruh kami untuk makan malam. Aku tau kalok kali ini Ibu sedang masak rica-rica ayam kesukaan Andra. Lagian, aku juga bisa makan rica-rica ayam setiap saat. Lebih baik aku merapikan pakaian Andra terlebh dahulu, baru nanti aku ikut makan.
***
Andra dan Ibu langsung duduk di meja makan. Ibu langsung menyiapkan nasi dan rica-rica ayam untuk Andra. Tanpa pikir panjang, Andra langsung mengambil sendok dan melahapnya. Terlihat jelas bahwa Ibu sangat senang melihat Andra kembali pulang. Melihat Ibu melamun, Andra menghentikan makannya dan menggenggam tangan Ibunya.
Bu, ada yang mau aku bicarain sama Ibu. kata Andra.
“Iya nak, kamu mau bicara apa? jawab Ibu.***
Perutku sudah merasa keroncongan, aku pun beranjak dari kasur dan pergi ke dapur. Kulihat Ibu dan Andra sedang berbcara serius. Mungkin kalok gue dateng, mereka ntar gak jadi bicara. Mending gue nguping dari sini aja. batinku. Aku pun menguping pembicaraan mereka diatas tangga.***
Bu, pertengahan April nanti aku wisuda. Aku butuh uang untuk membayar keperluan wisuda nanti Bu. Ditambah uang pulang pergi Ibu sama Retha nanti. jelas Andra.
Iya, Ibu tau soal itu. kata Ibu lirih.
Total keperluan wisuda sama pulang pergi Ibu sama Retha itu 25 juta. Aku rasa Ibu nggak akan sanggup untuk membayar semua itu. jelas Andra.
Maksud kamu apa?! Kamu pikir Ibu nggak sanggup bayar uang wisuda kamu ?! Ibu masih punya uang tabungan 15 juta Ndra. kata Ibu yang marah.
Bu, aku tau kalok Ibu nggak akan sanggup bayar semua uang itu. Aku nggak mau jadi beban Ibu lagi. kata Andra. Ibu langsung beranjak dari tempat duduk dan langsung menapar pipi Andra.
Andra! Kamu benar-benar keterlaluan! Ibu melakukan semua ini untuk kamu agar kamu menjadi orang sukses. Buat apa kamu sekolah diluar negeri kalok kamu nggak kerja?! kata Ibu yang meneteskan air mata.
Bu, buat apa Ibu sekolahin aku diluar negeri kalok Ibu nggak mampu bayar! Aku bukan boneka Ibu yang Ibu mainin setiap saat ketika Ibu butuh! Aku ingin ngelakuin apa yang aku suka. Aku pengen bebas dan bisa mengepresikan diri aku sendiri tanpa bantuan Ibu! kata Andra yang balik memarahi Ibunya.
Ini Ibu lakuin karena kamu anak Ibu Andra! kata Ibu.
Lalu Retha siapa? Retha bukan anak Ibu?! Dia sama seperti aku Bu, dia kakak kembaran aku sendiri. Tapi dia nggak pernah Ibu manjain seperti Ibu manjain aku. Apakah itu adil?!” jelas Andra yang membuatku menangis. Memang benar sejak aku kecil, aku harus selalu mengalah demi Andra. Dulu waktu Ibu masak rica-rica ayam, pasti Ibu selalu memberikan paha kepada Andra, sedangkan aku hanya mendapatkan cekernya saja. Lalu sekolah, Andra bisa sekolah diluar negeri sedangkan aku hanya disekolahkan disekolah biasa. Bahkan Ibu tak pernah membelikan barang yang aku suka. Malahan Ibu menyuruhku berhemat, sedangkan Andra malah disuruh untuk menghabiskan uang saku bersama teman-temannya.
Mendengar pernyataan itu, aku hanya diam dan tak bisa berbuat apa-apa. Terlihat jelas bahwa Andra sedang membelaku. Selama ini Ibu memang memperlakukan aku seperti itu, memang aku tak pernah marah. Aku tau kalok Andra memang anak kesayangan Ibu. Namun melihat semua ucapan Andra, aku merasa bahwa aku lebih disayangi daripada dia. Aku lebih memilih masuk kedalam kamar dan merenungkan ucapan Andra.Aku berpikir untuk membalas kebaikan Andra setelah membelaku didepan Ibu tadi. Aku akan membantu Andra mengumpulkan uang untuk biaya wisudanya nanti. Aku dengar juga, bahwa biaya wisudanya sangat mahal. Uang ibu juga masih kurang 10 juta. Gimana ya caranya agar aku bisa dapetin uang sebanyak itu. Aku harus cari cara yang sehat dan halal demi kebaikan Andra.
Hai guys! So gue mau ngucapin terimakasih banyak karena udh mau stay sama cerita ini. Dan maaf juga udh 2 bulan lebih gak ngepost cerita ini 😂😊
Pokoknya kalian stay terus ama cerita ini karena akan banyak kejutan dan kebaperan di cerita ini 👌
Follow juga ig gw @azzahnblh_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is A Superstar (Superhero)
Teen FictionDia terkenal dan selalu menjagaku. Kebayang gak sih kalok kamu ditembak sama aktris cowok yang pastinya ganteng banget. Padahal kalian baru aja ketemu. Pasti asik dong punya pacar artis, udah ganteng, keren, kaya raya, baik, ramah. Kurang apa coba...