[10] hujan pertama

71 12 0
                                    

22 : 03

angin berhembus kencang, petir dimana-dimana. langit amat murung malam ini. dan tak lama setelahnya, ia menangis. menumpahkan segalanya.

aku menyaksikannya. hujan tepat turun didepan jendela kamarku. aku melihat bagaimana langit menangis sangat deras. lalu detik setelahnya, aku pun melakukan hal yang sama. tangisnya menular padaku.

kalau kamu ingat, dulu aku sering berkata padamu bahwa aku benci hujan. hujan ada di setiap peristiwa buruk yang menimpa ku, itu yang kuceritakan padamu dulu, sebelum semuanya berakhir.

tapi malam ini berbeda. hujan kali ini adalah hujan pertama setelah kamu pergi dua bulan lalu. bukannya sebal, justru aku merasa senang malam ini, aku bahagia, dan aku merasa amat nyaman ditemani suara derasnya hujan.

hujan ini, mengingatkanku akan segalanya tentang kamu.

aku masih mengingat saat dimana aku dan kamu ada di koridor kelas, kamu akan pulang sore itu, tapi hujan datang dan kamu terpaksa menunggu, sementara aku hanya tersenyum melihat kamu memandang kearah luar dengan mata amat berbinar. kamu senang.

"aku suka hujan. karena hujan, aku bisa berlama-lama disini sama kamu. aku senang melihat air berjatuhan. tapi tolong, jangan buat air berjatuhan, dari kelopak matamu. aku tak akan sanggup melihatnya." dan sesaat setelahnya, kamu mendekapku, erat sekali. kamu seperti amat takut kehilangan.

tapi bagaimana bisa? aku menangis sekarang.

aku menangis sebab hujan telah mengingatkanku akan segalanya. hujan membuatku teringat bahwa dulu ada yang pernah memeluk aku, erat sekali. dan hujan pun menyadarkanku. bahwa sang pemeluk telah pergi dan mustahil untuk kembali, sakit sekali.

aku menangis karena sore tadi, kamu dengan bangganya memberi tahu ke semua orang. kamu, difoto itu, tersenyum bahagia sambil menatap lembut perempuan disampingmu.

kamu seperti mau pamer. kamu telah berhasil memiliki dia.

iya,
gadis berponi itu.

rasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang